Perlu diakui bahwa pengetahuan terkait kerangka karangan ilmiah tidak bisa diabaikan karena sifatnya sangat penting. Karya ilmiah dengan karya non ilmiah memiliki sejumlah perbedaan signifikan, meskipun sama-sama berbentuk karya tulis. Karya ilmiah memiliki sifat formal dan juga menuntut tanggung jawab yang tinggi dari penulisnya.
Ada banyak alasan kenapa kerangka pada karya tulis ilmiah harus disusun dengan baik dan benar sekaligus sesuai dengan ketentuan yang ada. Lalu, sudahkah mengetahui bagaimana susunan kerangka yang baik pada karangan ilmiah? Pastikan sudah, jika belum atau sekedar ingin memperdalam bisa menyimak informasi berikut ini.
Daftar Isi
TogglePengertian Kerangka Karangan
Hal pertama yang perlu dipelajari dan dipahami dari kerangka karangan adalah pengertiannya. Secara garis besar, kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan.
Sehingga fungsi utama dari kerangka karangan adalah untuk menghubungkan antara satu gagasan dengan gagasan lain di dalam satu judul karangan. Sebab dalam satu judul tersebut tentunya akan terdapat banyak gagasan di setiap babnya.
Kerangka karangan memastikan setiap gagasan ini tersusun sistematis dari dasar sampai yang lebih mendalam. Sekaligus dibuat atau dijamin saling berhubungan, sehingga penulis bisa lebih mudah mengembangkan gagasan tersebut dan memberikan pemaparan yang mendalam.
Pembuatan kerangka karangan biasanya menjadi bagian penting dalam menulis sebuah karya. Kerangka akan membuat proses menulis menjadi lebih efisien, karena sudah tahu di masing-masing bab akan menjelaskan materi apa dan tinggal dikembangkan sesuai data yang berhasil dihimpun.
Bagi penulis pemula, membuat kerangka karangan bisa dikatakan sebagai hal wajib. Supaya tidak bingung harus menulis bab mana dulu dengan gagasan apa dulu. Selain itu bisa membantu menulis dengan cepat agar satu judul naskah bisa segera diselesaikan.
Memahami Pentingnya Kerangka Karangan Ilmiah
Jika membahas mengenai kerangka karangan maka pada dasarnya para penulis bisa membuatnya untuk berbagai jenis karangan. Tidak hanya untuk karangan ilmiah saja, melainkan juga untuk karangan non ilmiah. Seorang penulis novel misalnya, biasanya menyusun kerangka karangan juga di awal proses penulisan.
Sebab kerangka karangan akan membantu menyusun tulisan dengan sistematis dan alurnya jelas. Adanya kerangka juga mencegah penulis berhenti di tengah jalan dan kebingungan harus menulis apa lagi. Kerangka ini biasanya berisi poin-poin penting di setiap bab dan dilengkapi judul bab.
Ketika disusun sejak awal, maka hasil tulisan cenderung lebih sistematis dan tentunya mudah dipahami. Kualitas tulisan juga menjadi lebih baik dan lebih optimal dibandingkan menulis karangan tanpa bantuan kerangka karangan.
Sementara itu, kerangka karangan ilmiah sifatnya lebih krusial. Dikatakan demikian karena keberadaan kerangka karangan pada karangan ilmiah benar-benar memaksimalkan hasil karangan tersebut. Karangan ilmiah yang sifatnya formal, mengikat, dan menuntut tanggung jawab tinggi dari penulisnya sudah tentu memerlukan kerangka sejak awal penulisannya.
Kerangka karangan pada karangan ilmiah kemudian memiliki sejumlah arti penting. Beberapa di antaranya adalah:
Baca Juga: Alasan Perlu Memperhatikan Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
1. Menunjukan Kredibilitas Penulis
Kerangka karangan pada karangan ilmiah memiliki arti penting untuk menunjukan dan membuktikan kredibilitas penulisnya. Baik yang ditulis secara tunggal oleh satu orang penulis maupun secara berkelompok. Dikatakan demikian karena dengan adanya kerangka karangan maka tulisan menjadi lebih rapi.
Selain itu susunannya juga sistematis yang kemudian membuat tulisan ilmiah enak dibaca dan mudah untuk dipahami. Hasil penelitian dan berbagai solusi atas persoalan-persoalan di masyarakat yang dipaparkan di dalamnya akan mudah dipahami. Sehingga mudah pula untuk diaplikasikan.
Selain itu, adanya kerangka juga akan membantu penulis untuk mengikuti aturan sistematika penulisan karangan ilmiah. Sehingga menunjukkan bahwa penulis tersebut mematuhi aturan dan paham betul bagaimana menulis karangan ilmiah yang baik dan benar.
Pada akhirnya, karangan ilmiah yang disusun akan dianggap memiliki kualitas yang tinggi dan layak untuk dipublikasikan serta masuk ke dalam database bereputasi. Sehingga adanya kerangka karangan ilmiah bisa membantu para penulis untuk menunjukan kredibilitasnya di hadapan para pembaca.
2. Memastikan Penyampaian Informasi Mudah Dipahami
Arti penting kedua dari kerangka pada karangan ilmiah adalah untuk memastikan informasi yang disampaikan tidak menjadi salah. Artinya informasi yang tertulis di dalam karangan ilmiah bisa dipahami dan tanpa resiko salah paham. Sebab ditunjang dengan tata cara penulisan yang sistematis, lengkap, dan juga enak dibaca.
Sebab kata atau kalimat di dalam karangan ilmiah sifatnya formal dan tidak menggunakan bahasa gaul maupun bahasa khas daerah. Siapapun yang membacanya kemudian akan dengan mudah memahaminya. Informasinya pun tersampaikan dengan baik tanpa risiko salah paham tadi.
Hal ini juga berkaitan dengan sifat tanggung jawab penulis terhadap isi karangan ilmiah yang disusun. Jadi, pertanggung jawaban di dalam karangan ilmiah perlu diakui lebih berat. Apa yang ditulis di dalamnya harus benar-benar sesuai fakta dan juga hasil karya sendiri, atau bebas plagiarisme.
Jika informasi yang dicantumkan dipahami secara keliru oleh pembaca karena tata cara penulisan yang berantakan. Maka bisa memunculkan masalah yang dampaknya lebih luas, apalagi jika kesalahpahaman ini dialami oleh banyak pembaca.
Oleh sebab itu menyusun kerangka karangan ilmiah mencegah resiko tersebut. Kerangka akan memastikan informasi tersampaikan dengan baik dan tidak ada yang terlewat untuk mencegah kesalahpahaman sekaligus informasi yang tidak lengkap. Jadi, tidak perlu berpikir dua kali untuk menyusun kerangka tersebut.
Baca Juga: 6 Karakteristik dalam Penulisan Karya Ilmiah
Manfaat Kerangka Karangan
Pembuatan kerangka pada suatu karangan tentu bukan hanya mengisi waktu luang. Ada maksud dan tujuan yang jelas dari tindakan satu ini. Dilihat dari aspek manfaat, membuat kerangka karangan memberi beberapa manfaat berikut:
1. Susunan Karangan Lebih Teratur
Pada dasarnya, menyusun kerangka karangan bukan hal wajib dan bisa disebut sebagai alat bantu. Prinsip fungsi alat bantu tentu bekerja disini, sehingga fungsinya adalah memudahkan penulis untuk menyelesaikan naskah tulisannya.
Meskipun tidak wajib, namun dengan kerangka karangan seorang penulis bisa panen banyak keuntungan. Salah satunya bisa membuat tulisan yang lebih teratur sehingga enak dibaca dan pembahasannya lebih mendalam.
Kerangka karangan yang menyusun gagasan utama secara berurutan dan saling berhubungan. Menjadi peta bagi penulis untuk menulis apa saja pada naskah yang sedang dikerjakan, sehingga tidak bingung dan tidak ada resiko tersesat.
Berhubungan semua gagasan utama sudah disusun sebaik mungkin, maka penjelasan pada naskah menjadi lebih teratur dan mendalam. Penulis bisa menjelaskan dari hal mendasar menuju ke pembahasan lebih sulit dan kompleks. Hal ini akan memanjakan pembaca agar memahami isi tulisan dengan baik.
2. Membantu Mengembangkan Klimaks Tulisan
Manfaat kedua dari kerangka karangan adalah membantu penulis untuk mengembangkan klimaks tulisan. Khususnya untuk tulisan atau karangan non ilmiah seperti novel, yang dijamin ada kebutuhan menciptakan klimaks yang menarik.
Kerangka karangan membantu penulis untuk mengetahui tempat dimana klimaks cerita akan diuraikan. Bahkan memberi kesempatan pada penulis untuk membuat klimaks naik turun di beberapa bab.
Sehingga ada bab tertentu yang terkesan konflik akan selesai, namun oleh penulis justru dibuat konflik baru. Hal ini menjadi bumbu yang membuat jalan cerita lebih sedap untuk dinikmati. Sehingga karangan tersebut lebih menarik di mata pembaca.
3. Menghindari Pengulangan Topik
Meskipun tidak wajib, harus diakui bahwa dengan adanya kerangka karangan maka suatu karya tulis lebih terstruktur. Bagian demi bagian diuraikan penulis dengan baik dan sistematis. Sekaligus bebas dari pembahasan yang berulang-ulang.
Jadi, susunan gagasan utama di setiap bab di dalam kerangka nantinya dibuat tidak sama dan tinggal dikembangkan penulis. Hal ini mencegah penulis mengulang pembahasan topik yang sama lebih dari satu bab.
Sehingga terhindar dari resiko terkesan ingin menciptakan tulisan yang tebal padahal isinya berulang-ulang. Pembaca tentu bosan dan tidak menyukai buku seperti ini. Membantu menghindarinya, penulis perlu menyusun kerangka karangan sejak awal.
4. Memberi Kemudahan untuk Mengembangkan Topik
Kerangka karangan juga membantu penulis untuk mengembangkan topik atau gagasan utama di setiap bab dalam kerangka. Sebab penulis bisa tahu bab sekian membahas mengenai topik apa, kemudian bab berikutnya ke topik apa, dan seterusnya sampai bab terakhir.
Hal ini memberi panduan pada penulis untuk menyiapkan bahan dan data yang diperlukan untuk menguraikan topik dengan baik dan mendalam. Berhubung topik sudah dibahas di setiap bab dan dijamin berbeda maka pembahasannya juga lebih detail.
Sekaligus terhindar dari kemungkinan membahas topik yang sama sampai berulang kali. Oleh sebab itu, menyusun kerangka karangan adalah hal penting yang membantu penulis membuat tulisan berkualitas. Dimana topik dikembangkan dengan baik dan mendalam di setiap babnya.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
Memahami betul bahwa kerangka di dalam penyusunan karangan ilmiah memiliki arti sangat penting. Maka sebagai penulis karangan ilmiah perlu belajar bagaimana menyusunnya dengan baik dan benar. Sehingga karangan ilmiah juga ikut benar sesuai dengan aturan penulisan yang selama ini menjadi standar para penulis karangan ilmiah.
Supaya penulisan kerangka ini bisa benar, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut detailnya:
1. Merumuskan Tema
Hal pertama yang perlu diperhatikan pada saat menyusun kerangka karangan ilmiah adalah merumuskan tema. Tema yang dimaksud di sini adalah tema dari penelitian atau tema yang diangkat untuk nantinya dijadikan pokok pembahasan di dalam karangan ilmiah.
Tema bisa ditentukan dengan mudah, hanya saja pada beberapa penulis justru terjadi sebaliknya. Menentukan tema kemudian bisa sesulit menentukan teman hidup. Jika menghadapi situasi seperti ini maka bisa mencoba mencari tema dari hal-hal yang dikuasai, dan bisa juga dari segala sesuatu yang disenangi.
Setelah tema didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan judul untuk karangan ilmiah. Tema dan judul ini harus berada di dalam satu jalur yang sama, harus terhubung satu sama lain, karena judul akan mempresentasikan tema dan begitu pula sebaliknya.
Pembuatan judul juga bisa menggunakan dasar-dasar untuk membuat judul karangan non ilmiah. Yakni dibuat semenarik mungkin, hanya saja harus tetap singkat, padat, jelas, dan mampu menampilkan isi karangan ilmiah secara keseluruhan.
2. Menyiapkan Bahan Referensi
Hal penting kedua yang harus diperhatikan dan disiapkan adalah bahan referensi. Penulisan karangan ilmiah tentunya membutuhkan referensi, dan juga perlu dipastikan kredibilitas referensi tersebut. Referensi ini diperlukan untuk menyusun kerangka karangan ilmiah dengan baik dan benar.
Misalnya di bab pertama yang menampilkan sub bab mengenai latar belakang masalah. Maka ada tema penelitian yang akan dibahas di bagian tersebut dan tentunya membutuhkan data. Data ini bisa didapatkan dengan pengamatan langsung dan juga menggunakan himpunan data dari lembaga, organisasi, maupun pihak manapun yang kredibel.
Misalnya saja membutuhkan data mengenai jumlah masyarakat kurang mampu di suatu daerah. Maka peneliti selaku juga sebagai penulis karangan ilmiah bisa meminta datanya di kantor kelurahan setempat. Data ini penting untuk bisa menyampaikan informasi dengan baik dan benar.
Maka referensi yang digunakan harus bersumber dari sumber terpercaya atau yang disebut kredibel tadi. Sehingga informasi yang dipaparkan di dalam kerangka dan karangan ilmiah itu sendiri bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Sebab isi karangan ilmiah memang wajib berupa fakta-fakta di lapangan.
Supaya referensi yang didapatkan memang terbukti kredibel maka penulis wajib menentukan sumber referensi tersebut. Referensi ini idealnya sudah diketahui bisa didapatkan dimana saja. Susun daftarnya dan kunjungi tempatnya untuk memastikan referensi yang dibutuhkan tersedia dan bisa langsung digunakan.
3. Menyiapkan Rancangan Dasar
Hal penting berikutnya dalam menyusun kerangka karangan ilmiah yang wajib diperhatikan adalah rancangan dasar. Rancangan dasar ini berkenaan dengan kegiatan penelitian dan proses dalam mendapatkan referensi terpercaya. Sumber referensi bisa dalam bentuk buku, hasil wawancara, data suatu lembaga, hasil pengamatan, dan lain-lain.
Misalnya saja untuk hasil pengamatan, maka perlu ditentukan objek penelitiannya apa saja. Termasuk juga daerah di mana objek penelitian berada dan berbagai peralatan yang perlu disiapkan untuk mulai melakukan pengamatan dan pencatatan hasil pengamatan tersebut.
Semua harus disusun, yang mirip dengan penyusunan skenario. Tujuannya agar proses perolehan data bisa sesuai dengan harapan dan sesuai kebutuhan kerangka yang disusun. Kerangka dasar ini juga berisi bab apa saja yang akan dicantumkan di dalam karangan ilmiah.
Sebab jenis dan jumlah bab bisa dipengaruhi oleh teknik penelitian yang dilakukan. Jadi, antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif ini susunan kerangkanya bisa sangat berbeda. Oleh sebab itu penting untuk menentukan metode penelitian sejak awal karena akan mempengaruhi struktur karangan ilmiah.
4. Menulis Struktur Kerangka Karangan
Setelah hal-hal penting di atas sudah dilakukan dan dipersiapkan, maka selanjutnya tinggal mulai menulis kerangka karangan ilmiah. Kerangka karangan disesuaikan dengan data yang ada, referensi yang bisa disediakan, dan disesuaikan dengan struktur karangan ilmiah secara umum.
Penulisan kerangka sekali lagi juga dipengaruhi oleh metode penelitian yang digunakan. Sehingga metode penelitian ini perlu disesuaikan dengan tema dan juga aspek lainnya. Mulailah menulis kerangka dari bab-bab awal dan kemudian menuju ke bab inti sampai ke bab akhir.
Baca Juga: Jenis Karya Ilmiah yang Wajib Diketahui agar Tidak Salah Persepsi
Susunan Kerangka Karangan Ilmiah
Dari penjelasan di atas, mungkin kamu sudah memiliki gambaran apa saja yang harus dilakukan saat menyusun kerangka karangan. Seperti yang sudah dijelaskan, kerangka karangan pada karangan ilmiah memiliki bentuk berbeda tergantung metode penelitian yang dilakukan. Berikut struktur yang dimaksudkan:
1. Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian yang pertama adalah metode kuantitatif yang secara umum menitikberatkan pada pengujian teori yang masih berkaitan dengan tema penelitian. Selain itu, data yang dikumpulkan peneliti melalui metode ini umumnya lewat kegiatan survei dan bisa juga lewat eksperimen.
Adapun struktur di dalam kerangka karangan ilmiah dengan metode penelitian kuantitatif ini adalah sebagai berikut:
Judul penelitian
Bab I Pendahuluan
- Latar Belakang Masalah
- Identifikasi Masalah
- Pembatasan Masalah
- Perumusan Masalah
- Tujuan Umum Penelitian
- Manfaat Penelitian
Bab II Landasan Teori
- Deskripsi Teori
- Penelitian yang Relevan
- Kerangka Berpikir
- Hipotesis Penelitian
Bab III Metode Penelitian
- Tujuan Khusus Penelitian
- Waktu dan Tempat Penelitian
- Variabel Penelitian
- Metode Penelitian
- Teknik Pengambilan Sampel
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Pengolahan Data
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
- Deskripsi Data Hasil Penelitian
- Pengujian Persyaratan Pengolahan Data
- Pengujian Hipotesis
- Interpretasi dan Pembahasan
Bab V Penutup
- Kesimpulan
- Implikasi
- Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
2. Penelitian Kualitatif
Metode penelitian yang kedua adalah penelitian kualitatif yang lebih banyak mengacu pada penemuan baru atau pada konteks penemuan (context of discovery). Hasil penelitian dengan metode ini bertujuan untuk menghasilkan hasil penelitian yang bisa dijadikan hipotesis untuk penelitian selanjutnya.
Sedangkan untuk struktur kerangka karangan ilmiah pada penelitian kualitatif ini adalah sebagai berikut:
Judul Penelitian
Bab I Pendahuluan
- Latar Belakang dan Alasan Permasalahan
- Perumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
Bab II Landasan Teori
Bab III Metodologi Penelitian
- Pemilihan Lokasi, Subjek Penelitian, dan Penjajakan Alami
- Strategi dan Teknik Penelitian
- Pengumpulan dan Penentuan Data
- Analisis Data
- Logika dan Jadwal
Bab IV Rencana Pemeriksaan Keabsahan Data
- Triangulasi
- Audit Trail
Bab V Hasil Penelitian
- Deskripsi Data
- Analisis dan Interpretasi Data
- Klarifikasi dan Konfirmasi dengan Teori
Bab Vi Kesimpulan
Daftar Pustaka
Lampiran
Baca Juga: Inilah Contoh Karya Ilmiah yang Sederhana Namun Benar
Tips Menyusun Kerangka pada Karangan Ilmiah
Setelah memahami bagaimana kerangka karangan ilmiah pada penelitian kualitatif dan kuantitatif. Maka saat ini sudah bisa mulai menyusun kerangka yang dibutuhkan dan mengikuti aturan yang ada. Apabila masih menghadapi kesulitan, mungkin beberapa tips berikut bisa diterapkan:
1. Menentukan Tema Penelitian dengan Tepat
Kerangka pada karangan ilmiah perlu diakui akan lebih mudah disusun ketika mengalami kemudahan pula dalam melakukan penelitian. Sebab penelitian yang tepat akan lebih lancar, sehingga lebih bersemangat dalam merangkum hasil penelitian menjadi karangan ilmiah yang siap dan layak dipublikasikan.
Menentukan tema penelitian memang persoalan gampang-gampang susah. Gampang, karena bisa jadi tema penelitian yang ideal langsung terpikirkan begitu saja tanpa perlu bersusah payah. Namun, ada kalanya tema penelitian harus dicari cukup lama sampai berbulan-bulan. Ada baiknya mulai dengan hal sederhana dulu.
Misalnya mengecek apa yang disukai dan apa yang memang dikuasai dari bidang ilmu yang ditekuni. Bisa juga dengan melihat permasalahan di lingkungan sekitar, entah itu di lingkungan rumah, kampus, kantor, dan lain sebagainya.
2. Mengumpulkan Referensi Sebanyak Mungkin
Referensi adalah salah satu kunci untuk bisa menyusun kerangka karangan ilmiah dan isi karangan ilmiah berkualitas. Umumnya semakin banyak referensi maka karangan ilmiah akan lebih lengkap, detail, dan tentunya berkualitas. Jadi, silahkan mengumpulkan referensi sebanyak mungkin dan dijamin kredibilitasnya.
3. Pahami Aturan dalam Struktur Penulisan Karangan Ilmiah
Penulisan kerangka untuk karangan ilmiah dijamin akan lebih mudah apabila penulis sudah paham aturannya. Khususnya untuk penulis baru penting sekali untuk rajin membaca. Supaya bisa lebih mudah mengetahui struktur kerangka yang baik seperti apa dan nantinya bisa menyesuaikan.
4. Memiliki Niat untuk Segera Menyelesaikan Penulisan
Kerangka karangan disusun dengan maksud mempermudah sekaligus mempercepat penulisan karangan ilmiah. Supaya penyusunan kerangka ini lebih mudah maka harus menguatkan niat untuk bisa segera mempercepat penyelesaian penulisan karangan tadi. Bersama bekal niat yang kuat maka setiap kesulitan menjadi lebih mudah untuk dihadapi.
5. Segera Mulai Menulis Kerangka
Tips selanjutnya adalah segera mulai menyusun kerangka dari karangan ilmiah yang akan disusun. Hindari keinginan untuk menunggu waktu luang, melainkan sengaja meluangkan waktu. Apalagi untuk siapa saja yang memang berhadapan dengan kesibukan yang super padat, dijamin waktu luang menjadi sangat langka.
6. Cek Ulang Struktur Kerangka Sebelum Mulai Menulis
Setelah selesai disusun, ada baiknya dicek dulu sampai beberapa kali. Tujuannya untuk memastikan kerangka yang disusun memang sudah sesuai kebutuhan dan sesuai juga dengan aturan yang ada. Pemeriksaan sampai beberapa kali mungkin diperlukan, untuk mengoreksi bagian tertentu yang memang perlu dikoreksi.
Hal ini penting untuk membantu memastikan proses penulisan isi karangan ilmiah menjadi lebih mudah. Misalnya meminimalkan adanya susunan yang keliru sehingga informasi yang disampaikan memang benar-benar mudah dipahami tanpa kemungkinan terjadi kesalahpahaman.
Penyusunan kerangka karangan ilmiah dari penjelasan di atas tentu cukup penting. Oleh sebab itu bisa dipertimbangkan untuk disusun dulu baru kemudian menulis karangan ilmiah mengikuti kerangka tersebut. Hal ini bisa mempercepat penulisan dan meminimalkan kesalahan.
Contoh Kerangka Karangan
Pembahasan selanjutnya adalah mengenai contoh kerangka karangan, dimana bisa diterapkan ke semua jenis karangan. Baik karangan ilmiah maupun non ilmiah, dan berikut beberapa contohnya di beberapa jenis karangan:
1. Contoh Kerangka Karangan Esai
Berikut adalah contoh kerangka karangan berbentuk esai yang menjelaskan mengenai kandungan, manfaat, dan proses pembuatan tempe yang merupakan sumber protein nabati masyarakat Indonesia:
Tema : Makanan
Judul : Manfaat Tempe
1. Pengertian tempe
2. Kandungan pada tempe
2.1 Protein
2.2 Vitamin K
3. Manfaat tempe
3.1 Bagi kesehatan
3.2 Bagi Keuangan
4. Cara membuat tempe
2. Contoh Kerangka Karangan Cerpen
Tertarik untuk membuat cerpen? Supaya lebih mudah, maka bisa membuat kerangkanya terlebih dahulu. Berikut contohnya:
Perkenalan
- Tokoh yang bernama Jajang Wibowo kerjaanya hanya menjadi pendengar yang baik pada sahabatnya Gunawan.
- Tokoh yang bernama Gunawan, anak ini mudah belajar, menang, dan berhasil dan tidak pernah mengalami kekalahan dan kegagalan.
Pertikaian
Gunawan mengalami kekhawatiran dan ketakutan, karena dia mendapatkan saingan yang bernama Nogya dan Fretta suaranya yang bagus.
Klimaks
Gunawan hanya selalu menang, lulus, berhasil, sedangkan guru musiknya menginginkan Gunawan kalah supaya tidak sombong dan congkak, dan mendapatkan pelajaran dari kekalahannya
Penyelesaian
Gunawan terlepas beban yang berat karena papa dan mamanya tidak mempersoalkan Gunawan kalah dan menang , dan dia sadar kekalahan bukan suatu hal yang menakutkan, Gunawan hanya berusaha menyenangkan hati Ibunya untuk bisa berlomba dengan baik.
Pesan Moral
Jangan takut akan datangnya kekalahan, karena kekalahan adalah suatu pelajaran adalah yang sangat berarti dalam hidup ini pasti ada juga kegagalan dan kekecewaan.
Setting
Tempat : rumah, tempat les music, dan tempat lomba
Suasana : gembira, kecewa
Waktu : setiap pulang sekolah, sore hari, dan malam hari
3. Contoh Kerangka Karangan Ilmiah
Mahasiswa dan dosen tentu akrab dengan karya tulis ilmiah, supaya lebih mudah disusun maka bisa membuat kerangkanya terlebih dahulu. Berikut contohnya:
Kerangka Sistem Lurus dengan Angka Romawi dan Desimal
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Pembatasan Masalah
1.5 Manfaat Penelitian
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Deskripsi Teori,
2.1.1 Deskripsi teoritik variabel pertama
2.1.2 Deskripsi teoritik variabel kedua
2.2 Kerangka Berpikir
2.3 Rumusan Masalah
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian Populasi dan sampel VariabelInstrumen Prosedur Pengukuran Teknik Analisis BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Data
4.2 Pengujian data
4.3 Hasil Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Penulis: duniadosen.com/Pujiati