Opini

Kenali Tantangan Pembelajaran Daring Selama Pandemi

Upaya pemerintah mencegah penularan pandemi Covid-19 semakin banyak salah satunya memberlakukan pembelajaran daring selama pandemi. Otomatis setiap perguruan tinggi di Indonesia pun merubah cara belajarnya. Disitulah akhirnya timbul tantangan yang tidak hanya dihadapi dosen, tetapi juga mahasiswa. Apa saja tantangan tersebut, yang kemudian justru membawa ke perubahan yang lebih baik? Berikut opini Sasongko Febiarso, SE., M.Si., dosen STIE Mitra Indonesia.

Sudah hampir 4 bulan dunia pendidikan Indonesia dilaksanakan dengan metode daring. Hal ini terpaksa dilakukan sejak merebaknya Pandemi Covid-19 di Indonesia. Belum diketahui secara jelas karakter Virus Corona, menyebabkan pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk melindungi rakyat Indonesia dari potensi penularan wabah ini.

Salah satunya adalah mengganti kegiatan masyarakat yang melibatkan jumlah orang yang cukup banyak dalam satu lokasi, dirubah menjadi kegiatan yang bisa dilakukan dari rumah, dengan bantuan gawai yang telah dimiliki, ditopang dengan koneksi secara daring.

Dunia pendidikan juga merubah kegiatan belajar mengajarnya, dari pertemuan secara tatap muka dirubah menjadi kegiatan belajar mengajar secara daring. Murid-murid sekolah dan mahasiswa perguruan tinggi mengikuti kegiatan pembelajaran dari rumah dengan mengikuti jadwal kegiatan yang sudah ada.

Guru dan dosen menyampaikan materi ajar pada anak didik juga secara daring. Suatu kondisi yang benar-benar sangat mengejutkan dan menuntut penyesuaian dari semua pihak yang terlibat didalamnya.

Hingga sejauh ini, sudah banyak tanggapan dari masyarakat berkaitan dengan kegiatan sekolah atau kuliah secara daring, baik tanggapan positif maupun negatif.

Tanggapan positif antara lain,

  1. Guru atau dosen serta murid atau mahasiswa bisa menguasai teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi ini;
  2. Murid atau mahasiswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan lebih santai;
  3. Guru dan dosen semakin meningkat ketrampilan dan kreativitasnya dalam memberikan materi ajar pada anak didiknya.

Sedangkan tanggapan negatif yang muncul antara lain,

  1. Tidak semua anak didik memiliki fasilitas yang layak untuk mendukung kegiatan sekolah atau kuliah daring;
  2. Belum meratanya jaringan internet di wilayah Indonesia;
  3. Pengajar masih mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi ajar secara daring;
  4. Guru dan dosen mengalami kesulitan untuk mengetahui tingkat capaian kemajuan belajar anak didiknya;
  5. Terbatasnya kuota internet yang dimiliki oleh masing-masing anak didik.

Namun dengan banyaknya tanggapan dari masyarakat, satu yang tidak bisa dielakkan adalah, kegiatan pembelajaran secara daring saat ini adalah satu alternatif solusi pendidikan yang paling bisa dilakukan baik oleh institusi pendidikan beserta sivitas akademikanya.

Tidak mungkin pemerintah menahan seluruh kegiatan yang ada di masyarakat tanpa ada kepastian kapan berakhirnya. Hal ini adalah tantangan bagi seluruh masyarakat, untuk tetap bisa bekerja dan belajar secara efektif, serta menghidupkan perekonomian rakyat. Perlu bagi seluruh pihak untuk memahami karakteristik pembelajaran daring.

Menurut Khoe Yu Tung, ada beberapa karakteristik pembelajaran daring;

  1. Materi pembelajaran bisa dibuat dalam bentuk teks, grafik, video, dan berbagai komponen multimedia lain;
  2. Interaksi yang dilakukan bisa terjadi secara serentak maupun tidak serentak. Sarana yang digunakan bisa video conferrence, chat room, atau discussion room;
  3. Materi pembelajaran dapat diubah kapan saja;
  4. Waktu kegiatan fleksibel, bahkan ada yang membuka peluang diskusi 24 jam antara dosen dan mahasiswa;
  5. Komunikasi antara pengajar dan anak didik harus intensif;
  6. Terbuka peluang diskusi secara formal dan non formal;
  7. Sumber belajar sangat luas, bisa menggunakan referensi yang ada di internet.

Dari karakteristik pembelajaran daring tersebut, maka ada beberapa hal penting yang harus dilakukan, baik oleh guru atau dosen, dan siswa/mahasiswa.

Hal-hal yang dilakukan guru atau dosen adalah:

Mempersiapkan bahan ajar yang dinamis, menarik, tidak membosankan, dan memancing keaktifan siswa/mahasiswa;

Memberi pemahaman mengenai keaktifan siswa dan mahasiswa dalam pembelajaran daring;

Memberi kelonggaran waktu bagi siswa/mahasiswa dalam kegiatan diskusi;

Memberi kelonggaran bagi anak didik untuk bebas memilih aplikasi pembelajaran daring;

Menjadi fasilitator bagi anak didik dalam proses pembelajaran;

Memotivasi anak didik agar mengikuti pembelajaran daring secara intensif dan disiplin.

Bagi siswa/mahasiswa, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:

Mengikuti kegiatan pembelajaran daring yang telah ditentukan secara tepat waktu dan kontinyu;

Aktif memanfaatkan media yang tersedia untuk menunjang sumber-sumber belajar yang dibutuhkan. Tidak lagi mengandalkan buku-buku atau literatur yang ada di perpustakaan sekolah/kampus, tapi bisa memanfaatkan artikel, jurnal ilmiah, e-book yang telah tersebar luas di jaringan internet;

Menyelesaikan tugas dari guru atau dosen dengan tepat waktu, jangan pernah ditunda;

Aktif berkonsultasi dengan guru atau dosen. Ingat, interaksi pengajar dan anak didik secara intensif adalah hal yang mutlak dilakukan dalam pembelajaran daring ini. Melalu komunikasi yang aktif, rutin, dan intensif, pengajar bisa mengetahui kemajuan pembelajaran yang dicapai oleh anak didik;

Manfaatkan fasilitas yang dimiliki saat ini dengan semaksimal mungkin. Pemanfaatan maksimal secara cerdas akan meningkatkan nilai ekonomis kegiatan pembelajaran yang dilakukan;

Selalu Semangat Mengikuti Proses Pemberlajaran Daring

Selalu bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran daring ini. Minimnya pertemuan tatap muka dengan pengajar akan mempengaruhi motivasi belajar. Satu-satunya cara adalah tetap memotivasi diri untuk menyelesaikan pendidikan yang ditempuh.

Sukses tidaknya kegiatan pembelajaran daring ini sangat dipengaruhi semua unsur dunia pendidikan. Dari institusi pendidikan (sekolah dan perguruan tinggi), guru dan dosen, bahan pustaka, sumber belajar selain perpustakaan, sarana dan prasarana yang digunakan, dan kebijakan dunia pendidikan.

Peningkatan peran dan efektifitas unsur-unsur pendidikan ini secara bersama-sama akan bisa menjawab tantangan pembelajaran daring ini. Kuncinya adalah disiplin, semangat untuk belajar, semangat untuk terus mengembangkan diri, dan pantgang menyerah. Dengan izin Yang Maha Kuasa, dunia pendidikan Indonesia akan mencapai tahapan yang lebih baik dan lebih gemilang.

Sasongko Febiarso, SE., M.Si.

Oleh: Sasongko Febiarso, SE., M.Si – Dosen STIE Mitra Indonesia, Yogyakarta

Sumber: LLDikti5.ristektdikti.go.id

Redaksi

Recent Posts

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

11 hours ago

Kontrak Perkuliahan di Kelas: Urgensi, Fungsi dan Isi

Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…

12 hours ago

Pencangkokan Dosen untuk Memenuhi Indikator Kinerja

Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…

12 hours ago

19 AI untuk Membuat Pertanyaan yang Bisa Diandalkan

Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…

19 hours ago

Isian Data Publikasi untuk Kenaikan Jabatan Fungsional

Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…

19 hours ago

Cara Dosen Menjadi Narasumber untuk Penuhi Indikator Kinerja

Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…

19 hours ago