Yogyakarta – Prodi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan konferensi pengembangan kurikulum Teknik Industri dan Industri Halal (The 1st Conference on Industrial Engineering and Halal Industries (CIEHIS) 2019) bertempat di Gedung Prof. RHA. Soenarjo, SH., Jum’at, (15/11/19).
Agenda ini dilanjutkan dengan Launching Halal Center oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ketua Panitia, Dwi Agustina Kurniawati, S.T., M.Eng., Ph.D. yang juga Ketua Program Studi Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga menjelaskan, Konferensi dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama adalah seminar pleno dan sesi kedua merupakan paralel session.
Terdapat 42 paper yang terdaftar pada konferensi ini yang terbagi dalam lima klaster. Klaster yang dibuat berdasarkan keilmuan Teknik Industri dan hal-hal yang terkait dengan industri halal. Lima klaster tersebut adalah 1) klaster Ergonomi dan Desain Produk, 2) klaster Sistem Manufaktur dan Perencanaan Pengendalian Produksi, 3) klaster Sistem Pendukung Keputusan dan Manajemen Proyek, 4) klaster Kualitas, perencanaan kualitas, dan manajemen rantai pasok, dan 5) klaster terakhir didedikasikan untuk paper tentang halal dan topik industri lain.
Forum ini dibuka Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Yudian Wahyudi, sekaligus menyampaikan materi selaku keynote speaker. Prof. Yudian Wahyudi mengatakan, dalam menjaga keselamatan, kedamaian, keamanan, keseimbangan dan kesehatan umat manusia, juga untuk menciptakan keadilan dalam kehidupan, Alquran mengaturnya melalui fiqih (hukum Islam) dan hukum alam (sunatullah).
Umat Muslim yang mematuhi hukum Islam dan sunatullah akan dapat mencapai keselamatan hidup dunia dan akherat. Sementara itu sunatullah bukan hanya mengatur kehudupan umat Islam saja, tetapi juga mengatur seluruh kehidupan manusia. Mereka yang dengan pengetahuannya dapat menjalankan sunatullah, maka dalam hidupnya akan bisa merasakan kebahagian, keamanan, keseimbangan dan hidup sehat.
Demikian juga dalam hal makanan. Islam menyebut makanan yang sehat dengan sebutan halalan toyiban. Halal itu makanan yang diridhoi Allah, diuji melalui aturan fiqih, yang melakukan kajian para ulama. Toyib artinya terukur, diatur dengan hukum alam (sunatullah), kajiannya menjadi porsi ahli kesehatan.
UIN Suka Launching Halal Center
Rektor menyambut baik launching Halal Center di kampus UIN Suka. Dengan adanya Halal Center di kampus tersebut akan menjadi pusat kajian yang produktif menerbitkan sertifikasi halal dan toyib baik untuk kategori makanan dan minuman, kosmetik, dan obat-obatan. Juga menjadi laboratorium yang efektif dan banyak melahirkan ahli terkait proses produksi dan pemasaran produk-produk makanan dan minuman, kosmetik maupun obat-obatan yang halalan toyiban.
“Saya berharap, para pengelola Halal Center dapat bekerja dengan baik. Jangan sampai ada pemerasan terhadap perusahaan yang datang kesini. Kalau ini terjadi artinya justru akan menjadikan haram bagi pengelolanya,” jelas Prof. Yudian Wahyudi.
Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi berharap, konferensi ini dapat menjadi agenda tahunan Program Studi Teknik Industri dengan harapan akan menghasilkan semakin banyak cendekiawan ilmu di bidang Teknik Industri yang berbasis halal.
Selanjutnya, Sesi seminar pleno ini dimoderatori oleh Dosen Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Laboratorium Teknik Industri, Cahyono Sigit Pramudyo, ST., MT., D.Eng.
Materi pertama disampaikan oleh Dr. Wahyudi Sutopo, ST., M.Si., selaku Ketua Badan Kerjasama Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri Indonesia (BKSTI) sekaligus Dosen Prodi Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret, Surakarta (UNS) yang mengangkat mengenai Peningkatan Mutu serta Relevansi Pendidikan Tinggi Teknik Industri.
Dr. Wahyudi memperkenalkan pengembangan kurikulum yang berbasis OBE (Outcome Based Education) untuk meningkatkan mutu dan relevansi program studi Teknik Industri. Dalam seminarnya, Dr. Wahyudi menyampaikan dalam kurikulum berbasis OBE tujuan akhirnya adalah memiliki lulusan yang kemampuannya sesuai dengan profil lulusan yang dikehendaki program studi.
Misalnya profil lulusan sebagai perancang sistem terintegrasi, untuk mencapai lulusan yang memiliki kemampuan tersebut, program studi harus mampu menerjemahkan profil lulusan ke dalam konsep dan materi ajar. Tugas mahasiswa dalam hal ini adalah memastikan mahasiswa mendapatkan mata kuliah dan materi ajar yang mendukung tercapainya profil lulusan yang sesuai.
Terkait dengan isu halal, Dr. Wahyudi menyampaikan bahwa isu halal dapat menjadi salah satu topik pembahasan yang menarik untuk dikaji baik dalam proses pembelajaran maupun dalam penelitian dan pengabdian masyarakat dengan sudut pandang keilmuan Teknik Industri.
Sementara itu, Prof. Iwan Vanany, ST., MT., Ph.D., dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) memaparkan materinya tentang Halal Operations Management. Ia menyampaikan, Indonesia merupakan market terbesar yang sangat concern pada produk halal, namun Indonesia masih belum mampu masuk dalam peringkat sepuluh besar negara produsen produk halal.
“Terdapat tiga klaster industri halal yang menjadi fokus dalam pemasaran produk halal, yaitu Makanan Halal, Kosmetik Halal, Obat-obatan Halal, dan Keuangan Berbasis Islam atau Keuangan Syariah,” jelasnya.
Prof. Iwan melanjutkan, dalam masa yang akan datang, pengembangan isu halal dalam industri tidak lagi hanya pada produk dan bahan baku produk, namun lebih kepada jaminan kualitas produksi, penanganan bahan baku, sampai dengan supply chain-nya.
Terkait dengan isu halal dalam keilmuan Teknik Industri, Prof. Iwan memaparkan bahwa setidaknya topik halal sangat erat kaitannya dengan tiga topik dalam Manajemen Operasi, yaitu implementasi halal pada kontrol kualitas, implementasi halal pada pengelolaan bahan baku, dan implementasi halal pada perencanaan dan pengendalian produksi.
Prof. Iwan memberikan beberapa contoh penelitian yang ia lakukan dengan fokus pada topik halal, seperti penggunaan tools Quality Function Deployment (QFD) pada proses peningkatan produksi yang halal, tools Six Sigma untuk menjamin kualitas produk agar terhindar dari faktor yang tidak halal dan lain sebagainya.
“Penelitian mengenai isu halal di masa yang akan datang masih sangat besar peluangnya untuk dilakukan, terutama pada tiga klaster utama industri halal yaitu, makanan halal, obat-obatan halal, dan kosmetik halal,” terangnya.
Di akhir forum Khusna Dwijayanti, S.T., M.Eng., Ph.D. selaku Editor prosiding 1st CIEHIS mengumumkan the best five papers dalam 1st CIEHIS ini. rangkaian acara the 1st CIEHIS ditutup Ketua Panitia, Dwi Agustina Kurniawati, S.T., M.Eng., Ph.D. Selaku Ketua Prodi Teknik Industi Dwi Agustina berharap, CIEHIS ini akan terus berlanjut dan dapat menjadi sarana dan ajang ilmiah bagi transfer of knowledge bidang Teknik Industri dan topik halal yang berkaitan dengan Teknik Industri, serta dapat membangun jejaring diantara sesama akademisi, praktisi maupun mahasiswa Teknik Industri.
Diketahui dalam forum tersebut menghadirkan 4 narasumber, yakni: Prof. Iwan Vanany, ST., MT., Ph.D., dari Institut Teknologi Sepuluh November, Dr. Wahyudi Sutopo, ST., M.Si., selaku Ketua Badan Kerjasama Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri Indonesia (BKSTI), yang juga Dosen Prodi Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Prof. Ir. Sukoso, M. Sc., Ph.D., (Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPS)-MUI), dan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudui, MA., Ph,D.