Opini

Kejamnya Ibu Kota Tak Sekejam Dosen Pembimbing Skripsimu

Nasib kelulusan terancam gagal akibat Dapat dosen pembimbing killer. Kamu merasa Tuhan tidak adil sampai kamu mau menyerah karena skripsimu tidak juga di acc sama pembimbingmu yang super killer melebihi kejamnya Ibu Kota layaknya pepatah “kejamnya Ibu Kota tak sekejam ibu tiri”. Terpikir untuk menyerah saja dan tak mau melanjutkan lagi.

Sebaiknya kamu pikir ulang lagi semua pemikiran itu. Dapat dosen pembimbing skripsi killer emang menyeramkan, apalagi kalau setiap bimbingan rasanya selalu tidak pernah ada yang benar dimata pembimbingmu. Saat tahu bahwa kamu mendapat dosen pembimbing dosen killer rasanya memang seperti mendapat vonis hukuman mati sampai merasa menyesal telah mengambil topik yang kemudian membuatmu “bertemu” dengan pembimbing killer tersebut.

Daripada meratapi nasib yang gak akan berubah hanya dengan diratapi sebaiknya kamu hadapi saja. Ingat kelulusanmu tinggal selangkah lagi, sayang banget dong kalau menyerah begitu saja. Orang tuamu pasti sudah gak sabar melihatmu pakai toga, kalau kamu pandai menarik hati pembimbingmu dosen killer pun tak akan semenyeramkan itu kok.

 

1. Siapkan Mental

Langkah paling awal ketika kamu mendapatkan dosen pembimbing killer adalah menyiapkan mental. Mau meratapi nasib seperti apapun itu tidak akan merubahnya. Gak mungkinkan hanya karena mendapat pembimbing killer kamu melepas semua yang sudah kamu tempuh bertahun-tahun. Kamu harus mulai mempersiapkan jiwa dan ragamu jika harus menerima cacian, coretan atau “kekejaman” yang melebihi kejamnya Ibu Kota.

Berpikirlah positif, jika dosen killer itu menjadi pembimbingmu dengan begitu kamu tidak akan mendapatkan dosen penguji si dosen killer itu ketika kamu sidang skripsi nantinya. Hal itu setidaknya lebih memudahkanmu bukan. Biasanya dosen pembimbing yang killer justru akan membelamu ketika sidang saat kamu dicaci oleh penguji lain.

 

2. Perkenalan Lagi

Sebelum kamu memulai bimbingan dengan dosen pebimbingmu ada baiknya sebagai permulaan hubungan baik untuk jamgka panjang kamu memperkenalkan dirimu lagi kepada dosen pembimbing. Mungkin saja pembimbingmu itu dosenmu saat kamu masih disemester awal dan bisa saja sekarang beliau sudah tidak terlalu ingat padamu mengingat setiap tahun selalu ada mahasiswa baru. Apalagi jika kamu merupakan mahasiswa yang harusnya sudah lama lulus.

Perkenalan ini juga perlu supaya beliau tahu bahwa kamu merupakan mahasiswa bimbingannya. Saat perkenalan kamu bisa juga sedikit spoiler mengenai skripsi yang akan kamu kerjakan. Dengan bagitu nanti kamu juga bisa mengetahui apakah pembimbingmu itu setuju atau tidak dengan apa yang akan kamu teliti, sehingga kalau memang sudah mendapat lampu hijau kamu bisa langsung lanjut mengerjakan apa yang sudah kamu rencanakan.

 

3. Ikuti Kemauan Pembimbingmu

Jangan kaget kalau mendapat pembimbing killer maka skripsimu akan lebih banyak coretan-coretan tinta merah melebihi tinta hitam yang kamu ketik. Atau malah sampai kamu harus mengganti dan mengulang dengan judul lain karena tidak sesuai dengan apa yang dimau pembimbingmu. Kalau sudah begitu ada baiknya kamu mengikut saja apa yang dimau pembimbingmu, jangan terlalu banyak membela diri jika tidak ingin skripsimu semakin lama.

Biasanya dosen pembimbing itu suka menguji kemampuanmu sejauh mana kamu memahami teori atau apa yang menjadi bahan penelitianmu. Masa skripsi sebenarnya merupakan perkuliahan yang lebih nyata dari semua yang sudah kamu pelajari sebelumnya.

 

4. Jangan Takut Minta pendapat

Mentang-mentang mendapat pembimbing killer lantas kamu terlalu diam dengan apa saja yang diputuskan pembimbingmu. Beranikan dirimu untuk sekedar minta pendapat akan teori atau penelitian yang kamu ambil. Apalagi jika kamu sedang terbentur jalan buntu dalam mengerjakannya, siapa tahu beliau bisa memberimu pencerahan jalan supaya skripsimu bisa cepat selesai.

Jangan takut meminta pendapat. Bisa saja sebenarnya kamu hanya terlalu terbentur dengan lebel killer yang terlanjur melekat padahal mungkin saja beliau adalah dosen killer yang cukup berbaik hati mau memberimu bantuan dan saran. Tidak semua dosen killer itu benar-benar “killer”, tapi ada juga loh yang diluar killer tetapi sebenarnya berhati malaikat kan sayang sekali kalau kamu sampai tidak tahu hingga melewatkan kebaikan tersembunyinya.

 

5. Pahami Lagi Apa Yang Menjadi Bahan Skripsimu

Dosen pembimbingmu yang killer itu terkenal karena sangat detail dalam meneliti. Setiap kali kamu bimbingan selalu ada saja coretan yang “menempel” diskripsimu. Jangan putus asa, hal itu justru akan membuatmu semakin paham dengan apa yang menjadi penelitianmu.

Tanpa ada coretan belum tentu kamu akan paham dengan apa yang kamu teliti. Biasanya kalau sudah putus asa dalam menghadapi dosen killer mahasiswa akan suka asal jadi tanpa tahu apa yang mereka kerjakan. Kamu gak mau kan jadi mahasiswa yang asal lulus tanpa tahu apa yang sudah kamu perjuangkan, itu sama saja seperti sebuah robot.

 

6. Bulatkan Tekad Sekuat-Kuatnya

Biasanya bagi mahasiswa akhir yang mendapat pembimbing killer akan membuat mood, semangat, mental hingga kesehatan naik turun. Meski begitu kamu harus bisa membulatkan tekad semangatmu agar terus kuat dalam menjalani hari-hari “terberatmu”. Lelah dan capek itu pasti ada tapi percayalah setelah kamu bisa melewati masa-masa skripsimu kamu pasti akan sangat lega dengan apa yang sudah kamu perjuangkan.

 

7. Mentalmu Lebih Kuat Berkat Pembimbing Killer

Pembimbing skripsi killer memang cukup menyusahkan untuk menuntaskan masa puncakmu didunia perkuliahan. Tapi kalau kamu bisa dan mau berpikir positif “kejamnya” dosen pembimbing itu akan sangat menguntungkanmu. Mentalmu akan lebih kuat lagi, kamu tidak akan menjadi sosok yang lemah apalagi nanti dalam menghadapi dunia persaingan kerja atau ketika menghadapi masalah saat sudah bekerja.

Kamu tidak akan mudah menyerah justru akan lebih tertantang untuk bisa melewati masalah yang menghadapimu saat kerja. Jadi jangan terlalu merasa seperti “disiksa” secara berlebihan oleh pembimbing, toh nanti akan bermanfaat juga kok pastinya.

Ibarat mendaki gunung, skripsi adalah bagian paling puncak yang untuk beberapa mahasiswa menjadi jalan paling berat untuk didaki. Tidak peduli mendapat pembimbing killer atau tidak itu tergantung kemauan kamu dalam menyelesaikannya. Kadang karena mendapat pembimbing yang enak justru akan membuatmu bisa terlena karena merasa dimanja hingga malah membuat skripsi dan kelulusanmu tertunda.

Sedang mendapat pembimbing killer bisa menjadi pemacu semangatmu untuk terus berjuang. Berjuang untuk segera meninggalkan si skripsi dan pembimbing yang cukup menyusahkan kehidupanmu. Kamu akan selalu terpacu supaya bisa segera “putus” dari kekasih hati yang menyusahkan bernama skripsi serta pembimbing killer.

Saat mengerjakan skripsi itulah segala pertarunganmu selama kuliah dicurahkan dari semangat, kejelian, mental hingga kesehatanmu. Kalau kamu mendapat pembimbing killer dan mampu melalui dengan penuh perjuangan. Ada rasa lega, bangga dan puas tersendiri ketika kamu mampu menaklukan pembimbing killer beserta skripsi yang cukup merepotkan.

Billy

View Comments

  • Ngena banget sama yg sedang saya rasakan. Terima kasih sudah memotivasi lewat tulisan ini

Recent Posts

Cara Menyusun Artikel Jurnal dengan Prinsip Piramida Terbalik

Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…

4 days ago

Time Table dan Manfaatnya dalam Melancarkan Penelitian

Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…

4 days ago

Syarat dan Prosedur Pengajuan Pindah Homebase Dosen

Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…

4 days ago

Scope Jurnal & Cek Dulu Agar Naskah Sesuai Jurnal Tujuan

Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…

4 days ago

6 Cara Mengecek DOI Jurnal, Pahami untuk Isian Publikasi

Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…

4 days ago

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

5 days ago