Bagi peneliti, termasuk juga dosen yang hendak menyusun proposal penelitian dalam upaya memenangkan hibah Dikti. Maka menjadi penting untuk memahami daftar kata yang ditulis kecil dalam judul karya tulis ilmiah. Termasuk pada penulisan judul proposal usulan.
Secara umum, ketentuan mengenai penggunaan huruf kecil dan huruf kapital mungkin tidak dijelaskan dan menjadi ketentuan dari Ditjen Dikti. Namun dengan menuliskan judul sesuai kaidah yang baik dan benar. Maka tentu menjadi nilai tambah.
Dalam kaidah penggunaan bahasa Indonesia ketika menyusun judul suatu teks atau naskah. Terdapat beberapa aturan, salah satunya berkaitan dengan aturan penggunaan huruf kapital dan huruf kecil pada judul. Berikut penjelasan detailnya.
Daftar Jenis Kata yang Ditulis Kecil dalam Judul
Sesuai penjelasan sebelumnya, terdapat jenis atau kelompok kata yang ditulis kecil dalam judul. Daftar kelompok kata tersebut antara lain:
1. Kata Ulang Berubah Bunyi
Jika ada kata ulang berubah bunyi masuk dalam judul yang dibuat. Maka sesuai PUEBI, huruf kapital hanya untuk kata pertama. Sementara untuk bentuk pengulangan yang berubah bunyi ditulis dengan huruf kecil seluruhnya.
Contohnya:
- Mengenal Serba-serbi Pengolahan Daging Ikan yang Lebih Sehat dan Rendah Lemak
- Kiat Menjadikan Olahan Sayur-mayur Tetap Hijau dan Renyah
2. Kata Ulang Berubah Berimbuhan
Pengecualian kedua adalah pada kata ulang berubah berimbuhan. Kata ulang yan berubah bunyi bisa karena mendapatkan tambahan imbuhan. Misalnya pada kata “bahu-membahu” dimana kata kedua yang merupakan bentuk pengulangan mendapat imbuhan mem-.
Dalam kaidah penulisan judul memakai bahasa Indonesia, kata ulang mendapat imbuhan hanya ditulis memakai huruf kapital di awal. Sementara bentuk pengulangan yang sudah berimbuhan semua ditulis dengan huruf kecil.
Contohnya:
- Presiden Jokowi dan Presiden Amerika Serikat Terlihat Saling Sapa-Menyapa
- Momen Adu Aksi Tarik-menarik Antara Pemain Timnas dengan Sang Pelatih
3. Kata Partikel
Kelompok kata yang ditulis kecil dalam judul berikutnya adalah kata partikel. Dalam bahasa Indonesia ada beberapa jenis kata yang masuk kelompok kata partikel. Beberapa diantaranya wajib ditulis huruf kecil seluruhnya saat masuk ke judul. Berikut penjelasannya:
a. Kata Depan
Kata depan adalah jenis kata yang ditulis di depan sebelum menuliskan kata benda, kata kerja, kata keterangan, dan jenis kata yang lainnya. Contohnya seperti: di, ke, dari, pada, dalam, yaitu, kepada, daripada, untuk, bagi, ala, bak, tentang, mengenai, sebab, secara, dll.
Semua kata depan ketika dicantumkan dalam judul karya tulis, maka wajib ditulis semua dalam huruf kecil. Berikut beberapa contohnya:
- Analisis Kandungan X di Tanaman Y pada Berbagai Daerah Ketinggian
- Studi Keanekaragaman Tanaman Anemon Laut di Daerah Laut C
- Analisis Kandungan Kunyit untuk Kesehatan Tubuh
b. Kata Hubung
Kata hubung adalah kata yang berfungsi menghubungkan antarkata, antarfrasa, atau antarklausa. Contohnya seperti: dan, serta, atau, tapi, tetapi, namun, melainkan, padahal, sedangkan, yang, agar, supaya, biar, biarpun, jika, kalau, jikalau, bila, manakala, sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, dll.
Semua kata hubung ketika masuk ke dalam judul karya tulis, maka wajib ditulis memakai huruf kecil seluruhnya. Berikut beberapa contohnya:
- Pengaruh Metode Pembelajaran yang Efektif di Dalam Menyelesaikan Suatu Permasalahan
- Pengaruh Manajemen Keuangan bila Diterapkan di Pengaturan Finansial Keluarga Kecil dengan Satu Anak
- Analisis Manajemen Keuangan Terkait Hubungannya ke Psikis, Kondisi Keuangan, serta Dampak ke Pertumbuhan Anak dalam Keluarga
c. Kata Seruan
Berikutnya adalah kata seruan, yaitu kata yang menunjukan ekspresi seperti kemarahan, kekaguman, kegembiraan, kekecewaan, perintah atau ajakan, dan sebagainya.
Contoh kata seruan seperti dong, sih, wow, yuk, dan lho. Secara umum, kata seruan jarang digunakan dalam judul karya tulis ilmiah. Namun, jika menyusun artikel opini bisa ditambahkan. Kemudian menjadi kata yang ditulis kecil dalam judul sesuai ketentuan PUEBI.
d. Kata Sandang
Terakhir adalah kata sandang, yaitu yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan nomina. Contohnya: si, sang, sri, hang, hyang, yang, para, kaum, umat. Jika masuk dalam judul karya ilmiah maka ditulis huruf kecil seluruhnya.
Kriteria Judul Proposal Penelitian yang Baik
Setelah memahami kelompok kata yang ditulis kecil dalam judul untuk menyusun proposal usulan program hibah Dikti. Maka hal penting berikutnya yang perlu dipahami adalah kriteria judul proposal penelitian yang baik seperti apa.
Jika membahas program hibah Dikti maka acuannya adalah buku panduan. Pad abuku panduan hibah tahun anggaran 2024 tidak dijelaskan secara rinci mengenai kriteria judul proposal. Kecuali jumlah kata, dimana maksimal 20 kata.
Namun, judul proposal penelitian tentu perlu dibuat sesuai kriteria. Sehingga dianggap menarik dan memperbesar peluang lolos menjadi penerima hibah. Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam menyusun judul:
1. Ringkas Tetapi Jelas
Dikutip melalui website PSKP Kemdikbud, salah satu kriteria judul penelitian yang baik adalah ringkas tetapi jelas. Judul yang dibuat jangan sampai terlalu panjang dan bertele-tele, melainkan dibuat jelas dan ringkas.
Jika memang panjang, maka pastikan mudah dipahami sehingga makna judul diterima dengan jelas oleh pembaca. Selain itu disarankan untuk menyusun judul yang hemat kata. Semakin ringkas maka semakin mencegah kebingungan pembaca memahaminya.
2. Menarik Minat Pembaca
Kriteria yang kedua dari judul yang dibuat adalah menarik minat pembaca. Sekalipun judul dalam proposal usulan program hibah akan dibaca asesor. Tentu pengusul perlu memastikan asesor tertarik setelah membaca judul tersebut.
Maka penting untuk membuat judul yang menarik. Dimana terdapat kata kunci yang menunjukan urgensi dari topik penelitian. Sekaligus menunjukan topik yang unik, sedang hangat dibahas, dan sebagainya.
Judul penelitian yang mengandung tiga aspek tersebut dipandang layak untuk didanai. Sehingga peluang lolos seleksi dan menjadi penerima hibah lebih tinggi. Sebagai informasi tambahan, bisa mencari inspirasi dari judul usulan yang menang hibah di tahun anggaran sebelumnya.
3. Judul Sesuai Topik Penelitian
Dikutip melalui portal daring cnnindonesia.com, dijelaskan bahwa salah satu kriteria judul penelitian yang baik dan menarik adalah sesuai topik penelitian. Secara mendasar, judul adalah cermin dari keseluruhan isi proposal penelitian.
Maka jangan sampai judul berbeda dengan isi proposal. Jika hal ini terjadi maka asesor dan pembaca lain akan merasa kena click bait. Hal ini tentu menurunkan peluang menjadi penerima hibah.
Selain itu, kredibilitas pengusul pun diragukan. Sebab, bagaimana bisa seorang peneliti dan akademisi bisa menulis judul clickbait? Oleh sebab itu, cek kembali judul yang dibuat dan pastikan sudah sesuai isi proposal yang diusulkan.
4. Panjang Judul Sesuai Ketentuan
Kriteria selanjutnya adalah berkaitan dengan panjang judul. Panjang judul diukur melalui jumlah kata. Seperti penjelasan di awal, dalam program hibah di tahun anggaran 2024 panjang judul maksimal 20 kata.
Jika tahun 2025 mendatang hendak mengikuti hibah, pastikan membaca panduan. Tujuannya agar panjang judul proposal usulan sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Ditjen Dikti.
Sementara untuk judul penelitian di luar proposal, dianjurkan dibuat ringkas tidak terlalu panjang. Umumnya panjang judul berkisar antara 15 kata sampai maksimal 25 kata. Kecuali jika ada ketentuan lain dari pihak terkait.
5. Judul Tidak Bertentangan dengan Aturan
Kriteria kelima dalam menyusun judul proposal penelitian selain sesuai aturan kata yang ditulis kecil dalam judul adalah tidak bertentangan dengan aturan. Aturan disini adalah aturan mengenai penyusunan judul sesuai buku panduan program hibah.
Kedua, aturan disini mengacu pada hukum yang berlaku di Indonesia. Dimana judul penelitian harus bebas dari pelanggaran maupun pelecehan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sekaligus peraturan perundangan-undangan yang berlaku di Indonesia.
6. Judul Tidak Provokatif atau Netral
Kriteria yang keenam dan yang terakhir dari judul proposal penelitian yang diusulkan adalah judul tidak provokatif. Artinya, judul harus dibuat netral dan murni menjelaskan kegiatan maupun topik penelitian yang diusulkan.
Jadi, judul proposal sampai laporan penelitian wajib tidak menunjukan keberpihakan. Terutama pada pihak-pihak yang tengah berseteru di Indonesia. Sehingga penelitian yang diajukan dipandang disusun secara profesional oleh pengusung yang kompeten dan kredibel.
Contoh Judul Penelitian yang Menang Hibah Dikti 2024
Semakin banyak membaca contoh judul proposal penelitian yang lolos hibah Dikti. Maka semakin mendapat inspirasi dalam menyusun judul proposal yang baik dan benar. Sehingga peluang lolos seleksi dan menang hibah terbuka lebih lebar.
Sebagai inspirasi, berikut adalah beberapa judul proposal yang ditetapkan menjadi penerima hibah Dikti tahun anggaran 2024:
- Pola Distribusi Macrobrachium Sintangense di Jawa dan Kalimantan – Achmad Farajallah
- APLIKASI BIO-NANOFERTILIZERS DAN DRONE SEEDING PADA SISTEM AGROFORESTRI JELUTUNG RAWA (Dyera polyphylla) DAN PADI (Oryza sativa) UNTUK REHABILITASI LAHAN GAMBUT – Adisti Permatasari Putri Hartoyo
- Optimasi Model Hybrid Convolutional Vision Transformer Untuk Defect Detection Pada Extrusion-Based 3D Food Printing – Agus Buono
- Pengembangan Sistem Agroforestri dan Produk Aren Berbasis Masyarakat di Taman Nasional Meru Betiri – Agus Hikmat
- Generalized Mixed Effect Model dalam Small Area Estimation menggunakan Algoritma Generalized Random Forest untuk Analisis Kerawanan Pangan – Agus Mohamad Soleh
- Pengembangan Varietas Kentang Unggul Tipe Industri Berdaya Hasil Tinggi – Agus Purwito
- Isolasi Coxiella burnetii Asal Indonesia Melalui Teknik Propagasi InVivo sebagai Dasar Pengembangan Alat Diagnostik Cepat Q Fever – Agus Setiyono
- Studi Patogenesis Q-Fever dan Karakteristik Agen Penyebab Coxiella burnetii pada Sapi – Agus Setiyono
- Bakteriofag Litik Sebagai Agen Biokontrol Vibrio parahaemolyticus Penyebab AHPND pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) – Agustin Indrawati
- Pemetaan Atribut Mutu Sensori dan Sifat Fisikokimia Madu Trigona Lokal Indonesia untuk Standar Mutu dan Penilaian Keaslian Madu sebagai Nutrasetikal – Ahmad Sulaeman
- Pengembangan Produk Velva Gayam Sebagai Alternative Pangan Fungsional untuk Kesehatan – Ahmad Sulaeman
- Beban Glikemik dan Profil Serat Mi Instan Dari Talas Beneng sebagai Pangan Lokal Fungsional Untuk Penderita Diabetes Melitus – Ahmad Sulaeman
- Pengaruh Edukasi Gizi dan Aktivitas Fisik Terhadap Perbaikan Biomarker Metabolik Pada Penderita Prediabetes di Kabupaten Gorontalo – Ali Khomsan
- Eksplorasi keanekaragaman hayati dan dinamika trofik ekosistem intertidal: pendekatan mutakhir eDNA dan isotop stabil – Ali Mashar
- Integrasi Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Pada Unit Modifikasi Rotating Biological Contactor Limbah Cair Kelapa Sawit Untuk Optimalisasi Biometana – Allen Kurniawan
- Pengaruh Kompetensi Komunikasi Digital dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Kinerja Petani Milenial Bogor – Amiruddin Saleh
- Pengembangan Metode Generalized Lasso dengan Aplikasi dalam Analisis Produksi Tandan Buah Segar Kebun Kelapa Sawit – Anang Kurnia
- Model Dinamik Kebijakan Akselerasi Sanitasi Aman dan Berkelanjutan Air Limbah Domestik (Studi Kasus: Kawasan Perkotaan Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat) – Anas Miftah Fauzi
- Model Simulasi Manajemen Risiko Rantai Pasok Halal Pada Industri Kosmetika Perawatan Kulit dan Rambut Berbahan Baku Kolagen – Anas Miftah Fauzi
- Spatial Quantitative Zoning dan Model Pengembangan Wilayah Berbasis Daya Dukung Lingkungan untuk Mewujudkan Tata Ruang Pulau Jawa Bali Berkelanjutan (Tahun Kedua) – Andrea Emma Pravitasari
- Pendugaan Curah Hujan Provinsi Riau untuk Mitigasi Bencana Hidrometeorologi dengan Eigenvector Space Time Filtering-Varying Coefficient (ESTF-VC) pada Pemodelan Statistical Downscaling – Anik Djuraidah
- Model Bayes SpatioTemporal untuk Pendugaan Jumlah Hotspot sebagai Indikator Kebakaran Hutan dan Lahan di Pulau Kalimantan – Anik Djuraidah
- Penguatan Tata Kelola Sumber Daya Manusia dalam Ekosistem Merdeka Belajar Kampus Merdeka dari Kekerasan Berbasis Gender – Anna Fatchiya
- Ekspresi Heterolog Lipase Cereibacter sphaeroides di Escherichia coli – Antonius Suwanto
- Pengurutan genom total, kloning, ekspresi, dan karakterisasi DNA polymerase dari Sulfurisphaera javensis – Antonius Suwanto
Selain membaca judul-judul proposal usulan yang memenangkan hibah Dikti di tahun anggaran yang sudah lewat. Para dosen juga bisa mencari inspirasi dan ide judul melalui judul publikasi ilmiah. Khususnya yang masuk ke database bereputasi.
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik kata yang ditulis kecil dalam judul. Maupun pembahasan mengenai hibah Ditjen Dikti. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar.
Klik juga tombol Share agar informasi penting dan berharga dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Sehingga bisa mengajak lebih banyak orang untuk mendapat manfaat dari artikel ini. Semoga bermanfaat.