Hibah

Kata Kunci dalam Proposal dan Cara Tepat Menentukannya


ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2025

Bagi para dosen di Indonesia yang tengah mempersiapkan diri mengikuti program hibah dari Dikti. Tentunya perlu menyiapkan proposal penelitian, salah satunya menetapkan kata kunci proposal yang relevan dengan isi.

Bicara mengenai kata kunci atau keyword, memang menjadi salah satu bagian dari format proposal usulan hibah Dikti. Baik hibah penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat. Pada tahun 2024, jumlah kata kunci pada proposal maksimal 5. 

Menentukan kata kunci pada proposal dan karya tulis ilmiah lain, misalnya pada artikel jurnal ilmiah. Memang tidak selalu mudah dan kadang butuh proses. Lalu, seperti apa cara terbaik dalam menentukan kata kunci yang tepat untuk proposal hibah? Dapatkan informasi dengan membaca sampai habis, ya.

Kata Kunci dalam Karya Ilmiah

Mengutip dari artikel ilmiah berjudul “Mengenal Konsep Penetapan Kata Kunci” karya irman Siswandi yang terbit di Jurnal Pustakawan Indonesia. Menurut Reitz (2012) menyatakan bahwa kata kunci (keyword) adalah satu kata atau frasa yang menonjol (significant) pada judul, tajuk subjek, catatan isi, abstrak atau teks sebuah cantuman pada katalog online dan database bibliografi, yang dapat dimanfaatkan sebagai istilah pencarian dalam pencarian bebas untuk menemukan seluruh cantuman yang memuat kata kunci tersebut.

Secara sederhana, dalam konteks penulisan karya tulis ilmiah, kata kunci merupakan sebuah kata tunggal maupun frasa yang mewakili topik utama karya tulis ilmiah tersebut dan membantu proses pencarian oleh pembaca. 

Kata kunci proposal menjadi penting, karena menunjukan topik utama proposal tersebut. Sehingga memudahkan reviewer dalam menilai substansi dari proposal yang diajukan. Ketika proposal diterima dan luaran dalam bentuk publikasi ilmiah, kata kunci ini bisa memudahkan proses pencarian pembaca. 

Semakin banyak pembaca yang menemukan publikasi tersebut. Semakin banyak yang membaca isinya dan mengutip. Sehingga meningkatkan jumlah sitasi dari luaran hibah yang didapatkan. Hal ini akan berdampak besar bagi reputasi dosen dalam riwayat publikasi ilmiahnya. 

Fungsi Kata Kunci pada Karya Ilmiah

Kata kunci proposal tentu bukan sekadar pemanis dan pelengkap saja tetapi memiliki fungsi tersendiri yang menjadikannya penting untuk ada dan ditentukan dengan tepat oleh penyusunnya. 

Fungsi atau kegunaan secara umum dari kata kunci pada karya tulis ilmiah antara lain:

1. Menjelaskan Pokok Pembahasan

Fungsi yang pertama adalah menyederhanakan informasi dari karya ilmiah sehingga kata kunci berisi pokok pembahasan yang memudahkan pembaca memahami poin inti dari karya ilmiah tersebut. 

Hal ini penting untuk memudahkan membaca menilai apakah publikasi ilmiah tersebut sesuai kebutuhan atau tidak. Kemudian pada konteks program hibah, kata kunci memudahkan penilaian dari tim reviewer ketika melakukan pengecekan substansi. 

2. Menekankan Kata Penting kepada Pembaca

Fungsi yang kedua adalah untuk menekankan atau menyorot kata dan frasa penting dari karya tulis ilmiah. Jadi, kata kunci membantu pembaca mendapat informasi dengan cepat dan mendukung kegiatan membaca memindai saat mencari referensi. 

Misalnya, saat penulis memilih kata kunci “pemanasan global”. Frasa ini adalah frasa yang menekankan topik pemanasan global. Pembaca pun dengan cepat memahami jika karya tulis yang dibaca akan fokus membahas pemanasan global dan beberapa kata kunci lainnya. 

3. Memudahkan Penyimpanan Secara Digital

Fungsi kata kunci proposal dan karya tulis ilmiah jenis lainnya, salah satunya adalah memudahkan penyimpanan secara digital. Artinya, setiap karya tulis tentunya akan diarsip. Sehingga rapi, mudah dicari, dan sebagainya. 

Dalam proses penyimpanan karya tulis ilmiah di perpustakaan digital suatu perguruan tinggi. Pihak pengelola perpustakaan perlu menentukan masuk ke kategori mana. Sehingga kata kunci bisa diandalkan untuk memudahkan penentuan kategori yang tepat. 

Misalnya, karya tulis ilmiah X membahas topik teknologi Artificial Intelligence. Maka pengelola perpustakaan digital maupun nondigital bisa memasukan ke koleksi AI. Sehingga berkumpul dengan karya tulis ilmiah lain dengan kategori yang sama. 

4. Memudahkan Pencarian Secara Digital

Fungsi berikutnya dari kata kunci proposal dan dalam karya tulis ilmiah lain adalah memudahkan pencarian pembaca. Khususnya pencarian secara digital. Pada saat mencari referensi ilmiah, pembaca akan masuk ke website database publikasi. Misalnya Google Scholar, Scopus, dan sejenisnya. 

Setiap website akan menyediakan kolom pencarian dan diisi dengan kata kunci yang diketik pembaca. Kata kunci yang relevan dengan kata kunci dalam karya tulis ilmiah. Akan direkomendasikan oleh sistem di website. 

Jadi, semakin tepat kata kunci yang dipilih dalam karya tulis ilmiah, semakin meningkatkan visibilitasnya karena bisa ditemukan banyak pembaca. Hal ini meningkatkan jumlah pembaca dan jumlah sitasi. 

Baca Juga: 9 Cara Meningkatkan Visibilitas Penelitian, Tingkatkan Sitasi!

Aturan Kata Kunci dalam Proposal Hibah 2025

Di tahun ini, aturan kata kunci di semua skema penelitian sama, yaitu berisi 5 kata kunci yang dipisahkan dengan tanda titik koma (;). Cek contoh di bawah untuk melihat cara penulisannya.

Cara Menentukan Kata Kunci

Jumlah kata kunci proposal dan karya tulis ilmiah lain biasanya disarankan antara 3 sampai 5 kata kunci. Namun, ada beberapa artikel pada jurnal maupun publikasi ilmiah bentuk lain memberi kebebasan pada penulis sampai 10 kata kunci. 

Sementara jumlah kata kunci pada proposal penelitian bisa disesuaikan ketentuan penyelenggara hibah. Pada hibah Dikti tahun 2024, jumlah kata kunci proposal diminta 5 kata kunci. Lalu, bagaimana cara menentukannya? Berikut beberapa cara menentukan kata kunci dalam proposal hibah penelitian/pengabdian: 

1. Mencari Kata Kunci Lewat Judul Proposal

Cara pertama dalam menentukan kata kunci adalah mencari di judul proposal yang diajukan. Secara umum, judul mengandung satu atau lebih kata kunci yang ideal dijadikan pilihan. 

Contohnya, pada artikel ilmiah berjudul “Rancangan Sederhana Penentuan Modulus Puntir Batang Besi untuk Pembelajaran Peserta Didik”. Maka ada dua pilihan kata kunci bisa dipertimbangkan, yakni “modulus puntir” dan “besi”.

2. Memposisikan Diri sebagai Pembaca

Cara kedua dalam menentukan kata kunci proposal adalah memposisikan diri sebagai pembaca. Bisa disebut juga sebagai kegiatan dimana Anda memakai sudut pandang pembaca. 

Pikirkan dengan baik-baik, kata kunci apa yang akan diketik pembaca di Google Scholar maupun Scopus? Cara ini membantu menentukan kata kunci yang tepat dan relevan dengan kebutuhan target pembaca. 

3. Kata Kunci Masuk di Dalam Abstrak

Cara ketiga dalam menentukan kata kunci untuk proposal hibah dan karya tulis ilmiah lain adalah membaca abstrak. Sejumlah karya tulis ilmiah terdapat abstrak, seperti proposal penelitian dan artikel untuk jurnal ilmiah. 

Abstrak biasanya akan menyebutkan sejumlah kosakata yang berkaitan dengan topik. Kosakata inilah yang potensial dijadikan kata kunci. Jadi, silahkan membaca abstrak dan temukan kata kunci yang menjelaskan topik karya ilmiah yang disusun. 

4. Menggunakan Tools Kata Kunci Generator

Cara keempat dalam menentukan kata kunci untuk proposal adalah menggunakan tools atau alat bantu. Sering disebut dengan istilah keyword generator atau kata kunci generator. Bisa dalam bentuk website, aplikasi mobile, dan sebagainya. 

Pilihannya banyak, Anda cukup mengetik satu kosakata di kolom yang disediakan. Maka platform akan merekomendasikan kata kunci yang relevan. Beberapa platform punya cara kerja meminta pengguna menuliskan abstrak. Baru kemudian sistem merekomendasikan kata kunci yang sesuai. 

Apabila tidak ada larangan untuk menggunakan kata kunci generator. Kemudian juga berhadapan dengan kesulitan menemukan kata kunci karena berbagai faktor dan alasan. Maka bisa dipertimbangkan agar penetapan kata kunci tidak memakan waktu lama. 

Tak mau proposal Anda ditolak reviewer ‘kan? Perhatikan hal berikut:

Penulisan Kata Kunci dalam Proposal Hibah

Mengenai ketentuan penulisan kata kunci proposal, tentunya perlu disesuaikan dengan ketentuan penyelenggara hibah. Mengacu pada hibah Dikti tahun anggaran 2024, jumlah kata kunci minimal 5 dan ditulis di bawah Ringkasan. 

Ringkasan di dalam proposal hibah mirip dengan abstrak, karena memuat penjelasan penting atau inti dari proposal. Kemudian diberi batasan kata, yakni maksimal 300 kata saja. Sedangkan jumlah kata pada abstrak antara 150 sampai maksimal 250 kata. 

Ketentuan lain dalam penulisan daftar kata kunci pada proposal hibah Dikti tersebut adalah dipisahkan dengan tanda titik koma(;). Kemudian diakhiri dengan tanda titik (.) untuk kata kunci terakhir. Misalnya seperti contoh di bawah ini: 

Kata kunci: Merek; Dagang; HKI. 

Sementara untuk hibah Dikti di tahun anggaran 2025 belum diterbitkan buku panduannya. Oleh sebab itu, sebelum mulai menyusun proposal usulan disarankan membaca buku panduan. Sehingga penulisan kata kunci sudah tepat, jumlahnya juga sesuai, dan format lain juga sudah benar. 

Contoh Ringkasan Proposal dan Kata Kuncinya

Berikut adalah beberapa contoh Ringkasan dan penulisan seluruh kata kunci proposal dari beberapa yang berhasil meraih hibah Dikti: 

Contoh Ringkasan dan Kata Kunci Proposal 1

Judul Penelitian: Pengembangan Model Hukum Kekayaan Intelektual Merek Dagang Sebagai Objek Jaminan Fidusia Dalam Perjanjian Kredit pada Lembaga Perbankan di Jawa Tengah

Penulis: Anis Mashdurohatun – Universitas Islam Sultan Agung 

Mendapatkan hibah penelitian Dikti tahun 2018 

Ringkasan: 

Meningkatnya arus perdagangan barang dan jasa secara global, sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan peningkatan ekonomi nasional. Beberapa negara di belahan dunia khususnya di negara-negara maju kegiatan ekonomi dan perdagangannya sudah tidak mengandalkan lagi pada produk yang dihasilkan dari sumber daya alam, namun lebih mengandalkan pada kemampuan intelektual manusia, khususnya produk kekayaan Intelektual seperti merek dagang, paten dst. Pada umumnya perkembangan ekonomi global maupun nasional, tentunya tidak terlepas dengan dukungan modal usaha dari lembaga perbankan. Objek jaminan atau collateral yang kuat merupakan syarat mutlak bagi lembaga perbankan dalam pemberian modal usaha. Kekayaan intelektual merek dagang di berbagai negara dapat dijadikan objek jaminan fidusia. Hasil penelitian pada tahun pertama ini menemukan bahwa Penerapan KI merek dagang belum lazim dan dipahami secara praktis sebagai objek jaminan kredit pada lembaga perbankan dan para pelaku UMKM. Objek jaminan kredit yang lazim digunakan lembaga perbankan adalah Jaminan Hak Tanggungan, Jaminan Fidusia. Beberapa lembaga perbankan telah memberikan fasilitas kredit dan asuransi terhadap UMKM dengan istilah kredit UKM dan asuransi UKM. Pihak Perbankan sebagai Kreditur menetapkan beberapa tahap kepada UKM sebagai debitur. Tahap pertama syarat Umum dan Dokumen Legalitas formal UKM (diantaranya NPWP, SIUP, TDP, Izin UMKM, Serta IMB), Tahap kedua Jenis Kredit UKM serta Asuransi UKM sebagai pengalihan resiko kreditor. Klasifikasi UKM sebagai Debitur yang termasuk (kriteria Usaha Mikro, Usaha kecil atau Usaha Menengah) akan menentukan limit kredit. Realitanya belum semuanya UKM mempunyai dokumen legalitas formal dan memiliki merek terdaftar. Sehingga diperlukan pengembangan model KI merek dagang sebagai Objek Jaminan fidusia. Tujuan dalam penelitian tahun kedua ini adalah untuk menguji draf model Kekayaan Intelektual Merek Dagang sebagai Objek Jaminan Fidusia Dalam Perjanjian Kredit Pada Lembaga Perbankan dan Pengembangan Model Hukum Kekayaan Intelektual Merek Dagang sebagai Objek Jaminan Fidusia Dalam Perjanjian Kredit Pada Lembaga Perbankan dalam meningkatkan daya saing secara global di Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan yuridis sosiologis. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan proporsional Nonrandom sampling. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan lapangan (melalui Observasi, kuesioner, wawancara dan FGD/Seminar) terhadap pemegang KI dan lembaga perbankan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif Kualitatif. Luaran yang ditargetkan pada penelitian tahun kedua ini adalah model KI merek dagang sebagai objek jaminan fidusia, buku ajar ber ISBN, KI, serta hasil penelitian ini akan di publikasi pada jurnal nasional terakreditasi dan Internasional bereputasi serta artikel dalam prosiding Internasional terindeks. TKT pada level 4 ini berupa model KI merek dagang sebagai objek jaminan fidusia yang akan disimulasikan pada lembaga perbankan dan Para UMKM. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi para UMKM dalam peningkatan daya saing secara global dan mendukung program pemerintah yang mewujudkan UMKM mandiri dan produktif. Dengan demikian tentunya secara legal formal para UMKM akan memiliki merek dagang yang terdaftar pada Dirjen KI dan akan meningkatkan kualitasnya produk dan/ jasa.

Kata Kunci: KI; Merek;Dagang; fidusia; Perbankan

Contoh Ringkasan dan Kata Kunci Proposal 2

Judul Penelitian: Pengembangan Model Dan Implementasi Rumah Apung (Floating House) dengan Platform Berbahan Adaptif Untuk Hunian pada Kawasan Terdampak Kenaikan Muka Air Laut

Penulis: Slamet Imam Wahyudi – Universitas Islam Sultan Agung 

Mendapatkan hibah penelitian Dikti tahun 2018 

Ringkasan: 

Kawasan pesisir, saat menghadapi berbagai permasalahan akibat perubahan iklim. Bertambahnya garis pantai yang semakin bergeser ke arah daratan mengakibatkan gelombang pasang air laut akan naik ke daratan dan dapat merusak sarana dan prasarana kawasan pantai serta menggenangi bangunan-bangunan yang berada di atasnya, termasuk pemukiman warga. Dampak yang ditimbulkan tentunya akan mengganggu kegiatan aktivitas penduduk, bangunan perumahan menjadi rusak, menjadikan prasarana dan sarana permukiman serta infrastruktur menjadi lebih buruk, hal tersebut menjadikan kerugian tersendiri bagi pemerintah dan penduduk yang terkena dampak kenaikan muka air laut (pasang laut). 

Dalam Renstra Penelitian, disampaikan bahwa UNISSULA turut berpartisipasi dan berperan aktif dalam membangun kesejahteraan masyarakat dan pengembangan peradaban Islam, melalui studi dan penelitian intensif, bermutu, dan relevan. UNISSULA melaksanakan kegiatan riset dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan terlaksananya rekonstruksi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menyelesaikan masalah bangsa yang, dimana dalam pelaksanaannya juga harus berakar pada kearifan lokal (local wisdom). 

Rusaknya pemukiman penduduk karena adanya kenaikan muka air laut, memerlukan pemecahan masalah dengan pembuatan model rumah atau hunian yang lebih inovatif. Masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir memerlukan inovasi rumah tinggal agar mampu beradaptasi dengan kenaikan air laut. Rumah apung (floating house) merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi kenaikan permukaan air laut. Ada beberapa material yang dapat digunakan sebagai bahan plat rumah apung seperti balok plat baja, plat beton berongga, batang kayu, bambu, drum plastik, styrofoam dan pipa PVC. Berdasarkan pertimbangan kemudahan (adaptif) dan ketersediaan material, maka bahan plat rumah apung yang sesuai adalah bambu, styrofoam dan pipa PVC. Namun untuk ketahanan dan kekuatan dari bahan-bahan tersebut masih memerlukan pengembangan dan kajian lebih lanjut agar nantinya dapat diimplementasikan dengan baik. 

Tahun pertama dalam penelitian ini akan dilakukan identifikasi permasalahan perumahan atau hunian di kawasan pesisir Kota Semarang yang mengalami dampak kenaikan muka air laut berupa banjir pasang laut/rob, identifikasi bahan plat lantai rumah apung yaitu Styrofoam dan pipa PVC, membuat perhitungan kekuatan dan pembebanan dengan bahan plat lantai tersebut. 

Tahun kedua akan dilakukan pembuatan desain rumah apung dengan plat lantai berbahan adaptif serta kajian aspek sosial, aspek ekonomi, aspek regulasi dan aspek biaya untuk kesiapan mengimplementasikan rumah apung. Tahun ketiga akan dilakukan pembuatan prototype rumah apung, implementasi dan evaluasi rumah apung dengan pada wilayah terdampak kenaikan muka air laut di Kelurahan Kemijen, Semarang. TKT yang ditargetkan di akhir tahun kedua adalah TKT 3, dengan indikator karakteristik/sifat dan kapasitas unjuk kerja sistem dasar telah diidentifikasi dan diprediksi, telah dilakukan percobaan laboratorium untuk menguji kelayakan penerapan teknologi tersebut, model dan simulasi mendukung prediksi kemampuan elemen-elemen teknologi, pengembangan teknologi tersebut dengan langkah awal menggunakan model matematik sangat dimungkinkan dan dapat disimulasikan, riset laboratorium untuk memprediksi kinerja tiap elemen teknologi, secara teoritis, empiris dan eksperimen telah diketahui komponen-komponen sistem teknologi tersebut dapat bekerja dengan baik. 

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan model rumah apung (floating house) dengan platform berbahan adaptif, yang telah dikaji dari aspek teknis, biaya, sosial, ekonomi dan regulasi, yang dapat diimplementasikan pada masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir di seluruh Indonesia. dst.

Kata Kunci: Rumah Apung; Plat Lantai; Bahan Adaptif; Pasang Laut. 

Tak mau proposal Anda gagal di tahap seleksi awal ‘kan? Baca pembahasan yang sudah Kami rangkum untuk Anda berikut ini:

Pujiati

Saya menyukai kegiatan membaca, menulis, mendengarkan musik, dan menonton film. Saat ini, selain disibukkan dengan agenda seorang ibu rumah tangga, saya aktif menjadi Content Writer untuk situs di Deepublish Group. Sesekali saya juga membuat artikel untuk media Hops ID.

Recent Posts

#JanganJadiDosen, Ikuti atau Abaikan? Ini Penjelasan Dosen Bina Nusantara University

Tahun 2024 lalu, profesi dosen di Indonesia santer menjadi bahan perbincangan warganet. Apalagi setelah #JanganJadiDosen…

1 week ago

5 Tahap Pengajuan Proposal Hibah Penelitian dan Pengabdian 2025

ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Sosialisasi Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Batch I Para…

1 week ago

Tujuan Penelitian dan Cara Mencantukannya dalam Proposal Hibah

ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2025 Bagi para…

1 week ago

Pendekatan Pemecahan Masalah dan Contoh Penulisan dalam Proposal Hibah

ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2025 Salah satu…

1 week ago

Cara Menentukan Urgensi Penelitian dalam Proposal Hibah

ⓘ Artikel telah disesuaikan dengan Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2025 Pada saat…

1 week ago

Faktor Penyebab Gagal LPDP dan Cara Mengatasinya

Saat ini, Anda sedang atau berencana mengikuti pendaftaran beasiswa LPDP? Jika iya, jangan sampai Anda…

1 week ago