Program Dikti terkait dengan publikasi karya ilmiah untuk penelitian di Indonesia masih terus digencarkan. Adanya insentif maupun hibah dana merupakan salah satu upaya Kemenristek dikti untuk memotivasi para peneliti agar terus berkarya. Namun, publikasi karya ilmiah oleh dosen Indonesia di jurnal internasional masih dirasa kurang.
Seorang dosen dan professor dari Hawaii University, Uli Kozok, memberikan penilaian terhadap karya ilmiah Indonesia di kancah jurnal internasional. Beliau adalah seorang dosen yang melakukan studi tentang budaya dan Bahasa Batak di Indonesia. Beberapa jurnal internasional yang dievaluasi antara lain Journal of Language and Literature (JLL), Internasional Journal of Academic Research (IJAR-Azerbaijan) dan Journal of Economics and Engineering (JEE). Dari jurnal-jurnal tersebut tidak satu pun jurnal yang berasal dari Universitas terbaik di Indonesia, padahal salah seorang dosen dari institusi Indonesia menjadi anggota editorial boards.
Berdasarkan data dari Scopus tentang peringkat negara berdasarkan jumlah publikasi karya ilmiah, Indonesia berada pada peringkat ke-57. Naik 4 angka dari tahun 2013 yang ada pada peringkat ke-61. Pada peringkat ini, jumlah karya ilmiah dari Indonesia yang telah terbit ke jurnal internasional adalah sebanyak 32.355 karya. Sebuah angka yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan negara peringkat pertama yakni United States. Pada peringkat pertama USA menghasilkan jumlah publikasi sebanyak 8.626.193 karya.
Dalam hal pendidikan, Indonesia belum dapat mengungguli negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Meski begitu, peringkat negara kita masih di atas Vietnam untuk masalah publikasi jurnal internasional. Sudah seharusnya kita segera bergerak mengejar ketertinggalan dari negara-negara tetangga yang lebih dulu maju.
Banyak sekali faktor mengapa Indonesia berada pada peringkat bawah untuk publikasi karya ilmiah. Salah satunya adalah karena masih sedikit dosen yang mau melakukan penelitian dan mempublikasikan karyanya. Hal ini pun terjadi karena beberapa sebab. Salah satunya adalah karena kurangnya apresiasi pemerintah terhadap para peneliti Indonesia. Walaupun secara nyata Kemenristek dikti melalui beberapa programnya memberikan dukungan, tetapi hal itu dirasa belum cukup jika dibandingkan dengan negara lain.
Faktor selanjutnya adalah karena banyaknya perguruan tinggi yang lebih fokus mempertahankan eksistensinya terlebih dahulu ketimbang mengurus penelitian. Banyaknya perguruan tinggi yang masih belum stabil baik secara ekonomi maupun struktur dalam menghadapi persaingan di dunia pendidikan juga menjadi permasalahan. Oleh sebab itu, banyak dosen yang tidak sempat mengurus karya ilmiah karena kesibukan mempertahankan eksistensi perguruan tinggi. Hal ini tidak hanya terjadi pada perguruan tinggi swasta, tetapi juga di perguruan tinggi negeri.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah kemampuan Bahasa inggris. Sebagai bahasa internasional yang telah disahkan oleh PBB, Bahasa Inggris mengambil peran penting bagi terlahirnya sebuah publikasi karya ilmiah. Kemampuan Bahasa Inggris ini menentukan apakah sebuah karya ilmiah layak diterbitkan atau tidak. Para akademisi di Indonesia dalam hal ini dosen masih banyak yang terkendala oleh kemampuan Bahasa inggris.
Sejauh ini, perkembangan publikasi karya ilmiah di jurnal internasional sudah cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan peringkat publikasi oleh SCOPUS yang naik tiap tahunnya. Diperlukan adanya kolaborasi dari setiap pihak demi kemajuan pendidikan di Indonesia, baik itu pemerintah, pengelola perguruan tinggi, serta para dosen peneliti. Ribuan dosen yang tersebar di berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta merupakan SDM yang berpotensi. Hanya saja belum dimanfaatkan secara maksimal. Selanjutnya semoga publikasi karya ilmiah di Indonesia dapat sejajar dengan negara-negara maju lainnya.
Sumber :
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…
View Comments
artikel yg melecut semangat ilmuwan2 Indonesia untuk terus meningkatkan kemampuan menulisnya dikancah internasional
terima kasih telah mengunjungi website duniadosen.com
semoga artikel kami menginspirasi bapak/ibu dosen maupun peneliti Indonesia.
Salam,
tim duniadosen.com