Sebagai seorang dosen, kamu nggak mungkin nggak berhubungan dengan mahasiswa. Paling tidak 5 hari dalam seminggu kamu pasti bertemu dengan mahasiswa itu, baik untuk dalam kegiatan perkuliahan maupun kegiatan lain. Apakah kamu sadar, bahwa ada beberapa karakter Dosen yang membuat mahasiswa malas kuliah?
Yup, dosen juga manusia yang pasti punya karakter-karakter sendiri. Kadang karakter yang unik, kadang nyentrik, kadang menggelitik, dan ada juga sih yang asik.
Tapi masalahnya, tidak semua dosen di kampus yang tersebar di seluruh belahan Indonesia ini, memiliki karakter sesuai yang mahasiswa inginkan. Beberapa dari mereka bahkan terkesan annoying, seenaknya sendiri dalam mengajar, dan sikap-sikap yang nggak banget.
Hanya karena merasa tidak sreg dengan tabiat dosen yang seperti itu, tak jarang mahasiswa membolos kuliah. Padahal itu sangat tidak dibenarkan loh, apapun alasannya!
Oke, mari kita jabarkan apa saja sih karakter-karakter dosen yang membuat mahasiswa jarang ngampus? Poin-poin ini adalah hasil survey dari beberapa mahasiswa yang masih aktif di kampus.
Tapi ingat, topik ini bukan untuk membuat mahasiswa semakin malas ke kampus, melainkan untuk membuat mahasiswa agar mampu melihat celah positif dari karakter dosen-dosen di kampusmu.
Baca juga: Ulasan Lengkap 5 Dosen Generasi Pertama di Prodi Statistika UII
Kalau mahasiswa sudah memahami kesepakatannya, mari kita mulai bahas dari poin yang pertama.
1. Dosen Galak, Killer, Seram, atau Kata Lain yang Bermakna Sejenis
Sudah hal umum bagi sebuah intitusi pendidikan memiliki sosok pengajar yang galak. Dari SD juga sudah ada guru galak. Seperti tidak afdol jika sekolahan tidak punya satupun guru yang galak. Apalagi di kampus! Gudangnya dosen tegas (kata halus dari galak, anyway).
Biasanya, dosen-dosen galak ini gemar sekali membuat mahasiswanya deg-degan. Bukan karena baper, melainkan karena takut ditunjuk untuk menjawab pertanyaan. Takut salah, takut dipelototin, dan jenis takut-takut lainnya.
Apabila mahasiswa mendapatkan ‘keberuntungan’ untuk ditunjuk dan sialnya mahasiswa tidak memiliki daya dan upaya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan sang dosen, habislah sudah. Nilaimu bisa saja langsung C tanpa ujian sekalipun. Ini betul-betul pernah terjadi di dalam kegiatan perkuliahan sebuah kampus.
Lalu, bagaimana menghadapi dosen dengan karakter galak ini dengan sikap positifmu sebagai mahasiswa? Ya, belajar! Nggak ada pilihan lain. Mahasiswa harus belajar materi benar-benar, memperhatikan apa yang diterangkan dosen benar-benar, dan benar-benar benar saat menjawab pertanyaan.
Jangan sekali-kali mahasiswa berpikiran untuk membolos kuliah yang diajar oleh dosen galak ini. Karena apa? Ya, dosen galak itu saja tega memberikan nilai buruk untuk mahasiswa yang rajin datang, apalagi yang rajin bolos. Iya nggak, Guys?
2. Dosen yang Memiliki Banyak Kesibukan
Bukan hanya artis dan pejabat saja yang memiliki banyak kepentingan, dosen juga. Nah, lalu apa ruginya ketika mahasiswa menghadapi dosen yang terlalu sibuk ini? Terlantar. Yup, mahasiswa akan mendapati seringnya kelas kosong.
Yang lebih buruk lagi, dosen tersebut akan melimpahkan banyak tugas untuk dikerjakan selama beliau mengerjakan kesibukan-kesibukannya.
Masalah ini lebih dirasakan oleh mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan proses penyusunan skripsi. Apabila mahasiswa yang kebetulan mendapatkan dosen pembimbing yang super sibuk, mahasiswa akan sangat sulit mencari celah waktu luang beliau untuk sekedar melihat draft skripsimu.
Dosen-dosen tipe ini membuat sebagian banyak mahasiswa suka membolos. Mereka berpikir bahwa mereka tak perlu masuk, toh dosennya juga jarang masuk. Tapi, itu sama sekali pemikiran yang kekanak-kanakan, Guys.
Kalau kamu tidak ngampus hanya karena alasan itu, bagaimana mahasiswa bisa tahu tugas apa yang diberikan dosen tersebut? Dari teman? Itu juga kalau temanmu masuk.
Menjumpai dosen-dosen berkarakter seperti ini melatihmu untuk menjadi sosok yang lebih dewasa. Mahasiswa akan dilatih bagaimana caranya memutuskan untuk melakukan sesuatu saat dosen tidak ada.
Mahasiswa bisa pergi ke perpustakaan untuk belajar sendiri, misalnya. Atau, mahasiswa juga bisa memanfaatkan waktu luang untuk berdiskusi materi kuliah serta tugas-tugas bersama teman.
Dan untuk mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, dosen pembimbing yang terlalu sibuk bisa melatihmu untuk bersikap sabar. Iya, sabar aja yah…!
3. Dosen yang Terlalu Book-Oriented dan Membosankan
Maksud dari Book-oriented di sini adalah si dosen memberi penjelasan materi kepada siswa hanya dengan membaca dan membaca buku saja. Bahkan, dosen tersebut tidak berniat sedikitpun bergeming dari tempat duduk hanya untuk sekedar sedikit lebih dekat dengan mahasiswanya.
Tipe dosen yang seperti ini membuat para mahasiswa berteriak ‘borrring!’ dalam hati. Tak jarang mereka menguap karena deraan kantuk yang mendera. Barangkali mereka merasa sedang dibacakan dongeng oleh sang dosen.
Akibatnya, besoknya banyak mahasiswa yang enggan masuk ke dalam mata kuliah dosen yang membosankan tersebut.
Hal positif yang bisa kamu ambil dari karakter dosen seperti ini adalah mahasiswa bisa dengan leluasa menciptakan metode belajarmu sendiri, yang membuatmu nyaman dan mengerti materi yang diajarkan.
Maksudnya apa? Ya, mahasiswa bisa merangkumnya sendiri, lalu berdiskusi dengan teman. Oh iya, mahasiswa juga dapat memancing pak dosen agar lebih aktif dengan pertanyaan-pertanyaan yang di temukan.
4. Why Not Give You Tasks Anymore!
Dosen memberikan banyak tugas? Itu merupakan hal yang sangat lumrah sebenarnya. Yang menjadi sangat tidak baik adalah ketika si mahasiswanya yang jadi malas ke kampus karena setiap kali pertemuan ada saja tugas yang diberikan.
Seorang dosen berhak memberikan tugas kepada para mahasiswanya dan mahasiswa berkewajiban untuk menyelesaikannya. Itulah poin utama yang harus mahasiswa pegang.
Dengan dosen memberikan tugas yang banyak dengan deadline tertentu, itu bisa melatih management waktumu loh. Mahasiswa akan terbiasa mengatur dan membagi-bagi waktu sesuai dengan kebutuhan paling utama.
Mana tugas yang harus diselesaikan lebih dulu, mana yang bisa mahasiswa tunda untuk mengerjakan tugas yang lain. Itu sangat efektif saat mahasiswa menghadapi dunia nyata setelah lulus kuliah.
5. Dosen Terlalu Narsis
Pernah menemui dosen yang narsis? Narsis disini maksudnya bukan dia yang suka selfie atau sebentar-sebentar ngaca. Tapi, dosen yang suka membanggakan dirinya sendiri dengan kata-kata dan gestur yang sombong. Misalnya, menunjukan kekayaannya, kecerdasannya, bahkan penampilan fisiknya.
Dosen-dosen tipe ini ada loh di dunia kampus di negeri ini. Tidak jarang sifat seperti itu membuat mahasiswanya ‘gerah’ dan malas ke kampus karena tidak suka mendengar ucapan penuh kebanggaan dari sang dosen.
Mahasiswa ke kampus ingin belajar, eh sampai di kelas, malah bertemu dengan dosen yang pamer berlebihan. Sebel nggak, tuh?
Tapi, tetap saja ada sisi positifnya. Kamu bisa mencontoh sisi keberhasilan dari dosen tersebut. Misalnya, beliau mampu menyelesaikan gelar master dengan predikat cumlaude. Atau, mahasiswa juga bisa diam-diam mencontoh kiat-kiat bagaimana menjadi orang kaya apabila dosen pamer kekayaannya.
Well, karakter-karakter dosen di atas memang cukup annoying. Tapi apabila kamu bisa menghindarinya dengan bijak, tentu itu bukan jadi masalah. Carilah celah positif dari segala hal, termasuk karakter annoying itu. So, mari perbaiki karakter diri untuk jadi dosen yang disenangi mahasiswa.