Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Joint Degree: Kelebihan, Kekurangan, Contoh Penyelenggara

Joint Degree

Pada saat mempersiapkan diri memilih perguruan tinggi untuk studi lanjut, ada kemungkinan menjumpai program Joint Degree atau program Gelar Bersama. Program semacam ini dijalankan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, baik negeri maupun swasta. 

Meski masih terbilang baru dan bagi beberapa orang istilah ini masih asing di telinga. Namun, program Gelar Bersama memang sudah cukup umum berjalan di ruang lingkup pendidikan tinggi. Berawal dari luar negeri dan mulai masuk di Indonesia. 

Bahkan sejumlah program beasiswa dari pemerintah Indonesia, menyediakan skema program Gelar Bersama. Jadi, bagi Anda yang berencana studi lanjut maka tidak ada salahnya memahami apa itu program Gelar Bersama. Berikut informasinya. 

Apa Itu Joint Degree?

Program Joint Degree adalah program kerja sama antara dua perguruan tinggi yang memiliki program studi yang sama pada jenjang pendidikan yang sama untuk memperoleh satu gelar.

Meskipun secara definisi memang dalam program Gelar Bersama akan menghasilkan satu gelar. Namun pada praktek di lapangan, gelar yang didapatkan sampai jumlah SKS yang wajib ditempuh dan sebagainya. Disesuaikan hasil kerjasama dua perguruan tinggi. 

Sebab ada beberapa perguruan tinggi yang membuka program Gelar Bersama, dan memberikan dua gelar akademik bagi lulusannya. Misalnya seperti yang dijalankan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). 

ITS menjalin kerjasama dengan Mokpo National University (MNU) dari Korea Selatan untuk membuka program Sarjana Joint Degree. Lulusannya akan mendapatkan dua gelar akademik, yakni Sarjana Teknik (S.T.) dan Bachelor Engineering (B.Eng.). 

Namun, terdapat juga perguruan tinggi yang memberikan gelar akademik tunggal. Biasanya kondisi ini terjadi karena kedua perguruan tinggi yang bekerjasama memberikan gelar yang sama. Misalnya untuk kerjasama antar perguruan tinggi di dalam negeri. 

Jika program Gelar Bersama untuk jenjang Sarjana Ekonomi. Kedua perguruan tinggi dalam negeri memberi gelar yang sama. Oleh sebab itu, lulusannya akan mendapatkan satu gelar akademik setelah lulus. Jadi, untuk jumlah gelar akademik dan detail lain antara satu perguruan tinggi dengan yang lainnya bisa berbeda-beda. 

Secara umum, mahasiswa di dalam program Gelar Bersama akan menempuh proses perkuliahan di dua perguruan tinggi yang bekerjasama. Misalnya untuk jenjang Sarjana yang terdiri dari 8 semester. Biasanya 4 semester pertama di perguruan tinggi A, sementara 4 semester berikutnya ditempuh di perguruan tinggi B. 

Selain itu, kerjasama dua perguruan tinggi dalam menjalankan program Gelar Bersama bisa antar perguruan tinggi dalam negeri. Bisa juga lintas negara dan bahkan benua. Misalnya perguruan tinggi di Indonesia dengan perguruan tinggi di Singapura, Korea Selatan, dan lain sebagainya. 

Tidak semua perguruan tinggi di Indonesia dan di negara lain bisa menjalankan program Gelar Bersama. Secara aturan di Indonesia, perguruan tinggi yang membuka program ini wajib mengurus perizinan. Sekaligus mengurus proses akreditasi di BAN-PT, sehingga sesuai dengan standar pendidikan tinggi di Indonesia. 

Perbedaan Joint Degree dan Double Degree

Pada saat membahas program Joint Degree, maka biasanya akan dikaitkan dengan program Double Degree (Gelar Ganda). Tidak sedikit yang memahami kedua program hasil kerjasama dua perguruan tinggi ini adalah sama. Benarkah demikian? 

Jawabannya adalah tidak, karena Gelar Bersama dengan program Gelar Ganda adalah dua program yang berbeda. Berikut adalah beberapa hal yang membedakan joint degree dan double degree: 

1. Gelar Akademik 

Perbedaan yang pertama adalah dari gelar akademik. Pada program Gelar Bersama, gelar akademik yang didapatkan mahasiswa pasca lulus bisa satu gelar saja dan bisa dua gelar sekaligus. 

Hal ini disesuaikan hasil kebijakan bersama dua perguruan tinggi seperti yang dijelaskan sebelumnya. Namun, untuk Gelar Ganda, sesuai namanya akan memberikan lulusannya dua gelar akademik sekaligus. 

Sebab umumnya, program Gelar Ganda memfasilitasi mahasiswa untuk mengambil dua program studi sekaligus. Khususnya pada jenjang yang sama, sehingga akan mendapat dua gelar akademik dari dua program studi yang diambil. 

2. Ijazah 

Perbedaan selanjutnya adalah dari segi ijazah. Lulusan dari program Joint Degree umumnya akan mendapat satu ijazah. Dalam ijazah tersebut akan mencantumkan satu atau dua gelar akademik dan dua nama perguruan tinggi penyelenggara. 

Sementara di dalam program Double Degree, biasanya akan diberikan dua ijazah bagi lulusannya. Dua ijazah ini dikeluarkan oleh dua perguruan tinggi yang bekerjasama. Masing-masing ijazah mencantumkan gelar akademik sesuai program studi yang ditempuh lulusannya. 

3. Kurikulum 

Program Gelar Bersama dengan Gelar Ganda sama-sama hasil kerjasama dua perguruan tinggi. Namun, keduanya memiliki perbedaan dari segi kurikulum. Secara umum, Gelar Bersama dijalankan dua perguruan tinggi dengan kurikulum yang sama. 

Pada beberapa program, kedua perguruan tinggi sepakat membangun kurikulum bersama. Kemudian dijalankan pada program Gelar Bersama yang dijalankan keduanya. Sehingga kurikulum pendidikan tunggal atau satu. 

Sementara itu, pada program Gelar Ganda umumnya terdiri dari dua kurikulum berbeda. Dimana tidak ada penyesuaian antara dua perguruan tinggi yang bekerjasama menjalankan program tersebut. 

4. Beban Studi 

Perbedaan yang keempat terletak pada beban studi. Dalam program Joint Degree, umumnya beban studi lebih ringan. Sebab mahasiswa menempuh studi dengan satu kurikulum yang sama atau setara dari dua perguruan tinggi berbeda. 

Namun, berbeda dengan Double Degree yang dijalankan dalam dua kurikulum sekaligus. Sehingga ada dua standar pendidikan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk bisa lulus dan meraih nilai akademik memuaskan. 

5. Durasi Masa Studi 

Perbedaan kelima adalah dari durasi masa studi. Pada program Gelar Bersama, durasi masa studi tidak jauh berbeda dengan program reguler. Misalnya Gelar Bersama jenjang S1 ditempuh 8 semester seperti program S1 reguler. 

Lain halnya dengan program Gelar Ganda, rata-rata masa studi lebih lama karena ada dua program studi yang bisa saja memiliki dua kurikulum berbeda. Namun, ada juga penyelenggara yang memadatkan masa studi sehingga sama seperti durasi program reguler. 

6. Proses Perkuliahan 

Perbedaan keenam adalah dari proses perkuliahan. Pada program Joint Degree, mahasiswa akan menempuh studi di dua perguruan tinggi yang menyelenggarakannya. 

Namun, terintegrasi dengan baik karena pengaturannya jelas. Misalnya 4 semester awal di PT A dan 4 sisanya di PT B. Sehingga mahasiswa tidak bingung besok perkuliahan diselenggarakan di kampus mana. 

Lain halnya dengan Double Degree, umumnya dua program studi yang ditempuh bersamaan. Sehingga perkuliahan dilaksanakan di dua kampus secara bersamaan juga. Meskipun ada juga yang sudah dibuat terintegrasi. 

7. Biaya Pendidikan 

Perbedaan lainnya adalah dari segi biaya pendidikan. Pada program Gelar Bersama, biaya pendidikan umumnya tidak jauh berbeda dengan program reguler. Sehingga tidak ada perbedaan signifikan dan tidak ada beban biaya berlebih. 

Sementara pada Gelar Ganda, biasanya biaya pendidikan lebih mahal karena ditempuh di dua program studi dari dua perguruan tinggi dengan kurikulum masing-masing. Namun, ada juga yang biayanya sama dengan program reguler. 

Kelebihan Mengikuti Program Joint Degree

Studi lanjut lewat program Joint Degree membantu mendapatkan cukup banyak keuntungan. Sebab program joint degree punya beberapa kelebihan, sebagai berikut: 

1. Mengakses Pendidikan di Dua Perguruan Tinggi Sekaligus 

Kelebihan yang pertama dari program Gelar Bersama adalah memberi kesempatan menempuh studi di dua perguruan tinggi sekaligus. Hal ini tentu membantu memberi pengalaman berharga dalam menempuh pendidikan tinggi. 

Sebab bisa merasakan bagaimana suasana belajar, fasilitas pembelajaran, dan sebagainya dari dua perguruan tinggi sekaligus. Sehingga bisa mengakses lebih banyak fasilitas sesuai kebutuhan studi maupun riset. 

Selain itu, dengan karakter ini maka mahasiswa bisa mengenal lebih banyak dosen. Kemudian bisa diajar oleh lebih banyak dosen yang merupakan ahli di suatu bidang. Sehingga membantu mengakses lebih banyak ilmu dan wawasan dari para dosen tersebut. 

2. Memberi Kesempatan Memperluas Jaringan 

Kelebihan yang kedua dari program Joint Degree adalah memberi kesempatan bagi mahasiswa memperluas jaringan. Sebab bisa bertemu dengan mahasiswa dan dosen dari dua perguruan tinggi sekaligus. 

Pada program yang dijalankan dua perguruan tinggi lintas negara dan benua. Maka ada kesempatan memperluas jaringan global. Jaringan yang luas akan memberi manfaat besar dan dalam jangka panjang. 

Misalnya membantu mengakses sumber informasi, memberi informasi penting seperti lowongan pekerjaan maupun beasiswa dan sebagainya, memiliki banyak saudara di berbagai daerah dan negara, dan masih banyak lagi yang lainnya. 

3. Meningkatkan Nilai Tambah di Pasar Kerja Global 

Gelar akademik dan ijazah yang diraih melalui program Joint Degree umumnya dianggap lebih prestisius. Pertama, karena tidak semua perguruan tinggi bisa menggelar program ini. Apalagi jika kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri. 

Kedua, mahasiswa dalam program ini menempuh pendidikan di dua perguruan tinggi berbeda. Sehingga diakui punya kualitas lebih mumpuni dibanding lulusan dari satu perguruan tinggi. Hal ini berkaitan dengan kualitas sarana dan prasarana perkuliahan dan skill yang berhasil dikembangkan oleh lulusan. 

Ijazah dari program ini kemudian dianggap lebih memiliki nilai tambah di pasar kerja, tak hanya secara nasional tapi juga internasional. Jadi, bagi siapa saja yang ingin berkarir di negara maju bisa mempertimbangkan untuk masuk ke program Gelar Bersama. 

4. Meningkatkan Berbagai Softskill 

Kelebihan selanjutnya dari program Joint Degree yang membuatnya menarik untuk diikuti saat studi lanjut adalah mampu membantu meningkatkan berbagai skill. Skill atau keterampilan bisa diasah selama perkuliahan. 

Berhubung proses perkuliahan ditempuh di dua perguruan tinggi berbeda. Maka tentunya ada lebih banyak fasilitas pendidikan bisa diakses. Sehingga mengasah lebih banyak skill, termasuk softskill. 

Softskill yang banyak diasah dari mahasiswa di program ini mencakup skill beradaptasi yang baik, komunikasi, kemandirian, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sehingga lebih siap terjun di dunia kerja dan memiliki nilai tambah saat masuk ke pasar kerja. 

Kekurangan dari Program Joint Degree

Meskipun memiliki cukup banyak kelebihan yang menjadikan program Joint Degree terlihat lebih menarik untuk diambil. Namun, program perkuliahan ini juga tidak luput dari kekurangan sehingga wajib diketahui sebagai bahan pertimbangan.

Berikut kekurangan program joint degree:

1. Butuh Kemampuan Adaptasi yang Tinggi 

Hal pertama yang menjadi kekurangan dari program Gelar Bersama adalah kebutuhan yang tinggi dari kemampuan adaptasi. Bisa menempuh pendidikan di dua perguruan tinggi berbeda memang menyenangkan dan kaya pengalaman. 

Namun, dibalik itu semua, ada kebutuhan untuk bisa beradaptasi dengan cepat. Tuntutan ini muncul dan mendesak karena mahasiswa perlu pindah ke dua lingkungan kampus berbeda selama masa studi. 

Jika program hasil kerjasama dengan perguruan tinggi negara lain. Maka ada adaptasi yang lebih kompleks terkait bahasa, budaya, dan sebagainya. Bagi beberapa orang yang tidak terbiasa pindah di dua lingkungan berbeda. Hal ini bisa menjadi kendala dalam studi. 

2. Administrasi Lebih Kompleks 

Masuk ke program Joint Degree membuat mahasiswa berhadapan dengan dua kebijakan berbeda dari dua perguruan tinggi. Hal ini bisa mempengaruhi proses administrasi. 

Baik untuk pendaftaran, mengambil mata kuliah, mengajukan proposal penelitian, dan lain sebagainya. Jadi, dengan adanya kurikulum yang dibuat terintegrasi kadang tidak demikian dengan proses administrasi. 

Dimana masing-masing perguruan tinggi bertahan dengan kebijakannya sendiri-sendiri. Bagi mahasiswa hal ini tentu menyulitkan dan membuat proses administrasi lebih ribet dan rentan ada kesalahan. 

3. Terdapat Biaya-Biaya Tambahan 

Meskipun secara biaya, sesuai penjelasan sebelumnya bahwa di program Gelar Bersama cenderung sama dengan program reguler. Namun, harus diakui pada program ini akan menjumpai lebih banyak biaya tambahan. 

Misalnya, awalnya menempuh studi di kampus A. Kemudian di semester terakhir pindah ke kampus B yang bekerjasama. Hal ini menuntut adanya pengurusan sewa tempat tinggal, adaptasi dengan biaya konsumsi atau biaya hidup, dan mengurus visa pelajar jika kerjasama dengan kampus di luar negeri. 

Jika mendapat beasiswa, maka cukup beruntung jika biaya-biaya ini masih tercakup. Jika beasiswa yang diraih ternyata tidak mencakup biaya ini. Maka tentu harus ada persiapan anggaran pribadi. 

4. Ada Kendala Terkait Mobilitas Mahasiswa 

Kekurangan berikutnya terletak pada kegiatan mobilitas mahasiswa. Mahasiswa di program Gelar Bersama memiliki kewajiban menempuh studi di dua perguruan tinggi berbeda. Baik itu di dua kota sampai dua negara berbeda. 

Dalam proses pindah ke kampus lain untuk proses studi tersebut, tentu ada berbagai kendala. Mulai dari kendala biaya untuk mengurus biaya perjalanan, visa jika harus keluar negeri, dan masih banyak lagi. 

Ditambah adanya kebutuhan untuk beradaptasi kembali dengan lingkungan dan budaya baru. Bahkan harus belajar bahasa baru jika ditempuh di kampus negara lain. Jika mencari kenyamanan, program ini tentu masih kalah dengan program reguler. 

5. Penyedia Program Masih Terbatas 

Kekurangan lainnya adalah masih belum banyak perguruan tinggi di Indonesia yang membuka program Joint Degree. Jadi, ketika merasa cocok dengan program ini kadang kala terkendala dengan pihak penyelenggara. 

Selain itu, tidak semua perguruan tinggi bisa menyelenggarakan program ini setiap tahun. Sebab bergantung pada hasil kerjasama dengan perguruan tinggi lainnya. Sehingga program ini bisa saja tidak berlangsung jangka panjang. 

Gelar yang Diperoleh dari Joint Degree

Bicara mengenai gelar akademik yang akan didapat jika memilih masuk ke program Joint Degree. Maka seperti penjelasan sebelumnya, secara umum gelar akademik yang didapatkan hanya satu. 

Terutama untuk program yang dijalankan dua perguruan tinggi yang sama-sama dari Indonesia. Sehingga gelar akademik yang diberikan adalah sama persis. Lulusan program ini kemudian menerima satu gelar saja. 

Jika bekerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri, maka kembali pada aturan gelar akademik yang diberikan. Sangat mungkin akan menjumpai perguruan tinggi negara lain yang gelar akademiknya sama. 

Namun, jika gelar akademik yang diberikan berbeda. Misalnya ada yang gelar S3 adalah Doktor, ada juga yang PhD. Oleh sebab itu, gelar akademik yang didapatkan mahasiswa di program Joint Degree bisa dua sekaligus. 

Jadi, untuk gelar akademik yang didapatkan pasca menyelesaikan studi bisa berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan kebijakan dua perguruan tinggi yang bekerjasama untuk menyelenggarakan program tersebut. 

Contoh Program Joint Degree

Bagi Anda dan siapa saja yang tertarik untuk masuk ke program Joint Degree. Maka berikut beberapa contoh perguruan tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan program tersebut sekaligus sejumlah program beasiswa yang menyediakan skema Gelar Bersama: 

1. Program Studi Sarjana (S1) Joint Degree Institut Teknologi Sepuluh Nopember 

Sesuai penjelasan sebelumnya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) diketahui menjadi salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia yang menggelar program Gelar Bersama. 

Dikutip melalui website resminya, ITS baru membuka program ini untuk jenjang Sarjana atau S1. Kemudian merupakan hasil kerjasama ITS dengan Mokpo National University (MNU) dari Korea Selatan.

Belum semua program studi atau jurusan S1 di ITS tercakup dalam program ini. Namun untuk saat ini baru diterapkan pada program studi Teknik Perkapalan. Lulusannya akan menerima dua gelar sekaligus. Yakni Sarjana Teknik (S.T.) dan Bachelor Engineering (B.Eng.).

Durasi masa studi adalah sepanjang 145 SKS yang dijalankan dalam 8 semester. Studi dari semester 1-5 ditempuh mahasiswa di ITS. Sementara pada semester 6-8 ditempuh di MNU di Korea Selatan.   

2. Joint Degree Program Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 

Berikutnya adalah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang membuka program Joint Degree hasil kerjasama dengan Asia University yang berbasis di Taiwan. 

Program ini terbuka untuk jenjang Sarjana dan Pascasarjana. Yakni dalam program Joint Degree Undergraduate Program untuk jenjang Sarjana dan program Joint Degree Graduate Program untuk jenjang Magister (Master — S2). 

Keduanya memiliki masa studi selama 4 tahun, dengan ketentuan perkuliahan di 3 tahun pertama ditempuh di UMY. Sementara 1 tahun berikutnya ditempuh di Asia University Taiwan. Gelar yang didapatkan adalah dua dan tiga gelar akademik. 

Pada program Joint Degree Undergraduate Program, mendapat dua gelar yakni S,E. dan BBA. Sementara pada Joint Degree Graduate Program mendapat tiga gelar akademik sekaligus. Yakni S,E., BBA., dan MBA. Namun belum diketahui pasti apakah program ini dibuka di tahun 2025, rinciannya bisa ke website resmi UMY. 

3. Beasiswa LPDP Skema Joint Degree 

Selanjutnya, adalah dari program beasiswa LPDP yang dikelola LPDP di bawah naungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Beasiswa ini dari pemerintah Indonesia dan terbuka untuk jenjang pascasarjana. 

Ada beberapa skema beasiswa yang dibuka, salah satunya program Joint Degree dan Double Degree. Secara umum, skema ini bisa diakses melalui sejumlah skema lain di dalam beasiswa LPDP. 

Misalnya bisa diakses oleh pendaftar di skema Beasiswa LPDP Afirmasi. Jadi, tidak semua skema beasiswa LPDP menyediakan pilihan Gelar Bersama dan Gelar Ganda. Detailnya bisa dilihat di buku panduan yang dirilis pihak LPDP. 

Program Gelar Bersama ditempuh di dua perguruan tinggi, yakni hasil kerjasama perguruan tinggi dalam negeri dengan luar negeri. Terdapat daftar perguruan tinggi dan program studi dalam skema ini. 

4. Beasiswa PDDI Skema Joint Degree 

Contoh lainnya adalah dari program Beasiswa Program Doktor untuk Dosen Indonesia (PDDI). Pada penyelenggaraan tahun 2025 dibuka untuk skema Joint Degree dan Double Degree. 

Program ini juga hasil kerjasama antara perguruan tinggi dalam negeri dengan perguruan tinggi luar negeri. Ditetapkan juga daftar perguruan tinggi dan program studi tujuan yang harus dipatuhi oleh para pendaftar. Detailnya bisa membaca buku panduan yang bisa diunduh melalui laman resmi di Beasiswa Kemdikbud.

Selain beberapa contoh program Joint Degree tersebut. Anda juga bisa mengakses program serupa melalui perguruan tinggi di luar negeri. Sebab memang program ini dijalankan cukup banyak di luar negeri dibanding di Indonesia.