Informasi

Jenis Tunjangan Dosen dan Cara Mendapatkannya


Jenis Tunjangan Dosen dan Cara Mendapatkannya – Bagi Anda yang baru saja menekuni profesi sebagai dosen mungkin di masa awal akan penasaran dengan besaran gaji yang diterima. Sebagai dosen muda memang biasanya gaji yang diterima masih terbatas. 

Mengapa? Sebab belum mendapatkan satu atau beberapa tunjangan dosen yang memang mendongkrak gaji bulanan pemilik profesi ini. Dosen sendiri dikenal sebagai profesi yang memiliki banyak jenis tunjangan, semakin lama menjadi dosen dan semakin tinggi jabatan akademis yang diduduki. 

Maka jenis tunjangan yang diterima semakin beragam yang tentunya akan memberikan nilai total gaji yang jauh dari sekedar lumayan. Lalu, apa saja jenis tunjangan tersebut dan bagaimana mendapatkannya? Berikut penjelasannya. 

Baca juga : Apa Saja Jenis Tunjangan Untuk Dosen?

Jenis Tunjangan untuk Dosen

Usaha memang selalu memberikan hasil yang sepadan, hal ini berlaku pula bagi para dosen. Sebab dengan usaha untuk terus produktif selama menjadi dosen maka sejumlah tunjangan dosen bisa dikantongi secara rutin. Baik bulanan maupun setiap beberapa bulan sekali. 

Secara umum dosen memiliki kesempatan untuk menerima satu atau beberapa tunjangan sekaligus. Adapun jenis dari tunjangan dosen ini antara lain: 

1. Tunjangan Profesi

Jenis tunjangan pertama yang akan diterima seorang dosen produktif adalah tunjangan profesi. Agar bisa mendapatkan tunangan ini maka dosen perlu mengurus sertifikasi profesi atau sertifikasi dosen

Proses untuk mendapatkan sertifikasi ini memang tidak mudah, namun jika sudah berhasil didapatkan maka tinggal panen hasilnya. Salah satunya dari adanya tunjangan profesi ini. 

Khusus untuk dosen PNS akan menerima tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok. Sedangkan untuk dosen PTS nilai tunjangan disesuaikan dengan penyetaraan tingkat dan juga masa kerja. 

2. Tunjangan Khusus

Jenis kedua dari daftar tunjangan dosen adalah tunjangan khusus, dan ditujukan kepada dosen PNS. Tunjangan ini diberikan ketika dosen tersebut diberi tugas untuk mengabdi di sebuah daerah. Sehingga diberikan tunjangan khusus dengan nilai satu kali gaji pokok. 

3. Tunjangan Kehormatan

Jenis tunjangan berikutnya adalah tunjangan kehormatan yang diberikan kepada dosen dengan jabatan akademik profesor. Nilai tunjangan ini adalah dua kali dari gaji pokok dosen tersebut. 

4. Tunjangan Tugas Tambahan

Apabila dosen memiliki tugas tambahan terkait jabatan akademik yang dipegang, maka akan memperoleh tunjangan tugas tambahan. Adapun tugas tambahan ini seperti menjadi rektor, dekan, pembantu rektor, pembantu dekan, dan sebagainya. 

5. Honor Menulis Publikasi Ilmiah

Dosen yang menyusun karya ilmiah dan kemudian mempublikasikannya akan memperoleh honor atau bayaran khusus diluar gaji pokok. Honor ini sendiri menjadi bentuk apresiasi terhadap produktivitas dosen dalam menyusun karya ilmiah berkualitas. 

6. Honor Royalti

Khusus untuk dosen yang aktif menulis buku dan kemudian dicetak sekaligus dipublikasikan. Maka setiap buku yang terjual akan memberikan royalti sekian persen, bisa diambil per tahun dengan nilai yang lumayan. 

7. Honor Menjadi Pembicara

Apabila seorang dosen diundang untuk menjadi pembicara atau narasumber sebuah seminar atau acara apapun. Maka akan menerima tunjangan dosen berupa honor sebagai pembicara. Nilainya disesuaikan dengan kebijakan penyelenggara acara atau sesuai kesepakatan bersama di awal. 

Baca juga : Berapakah Tunjangan Sertifikasi Dosen Di Indonesia?

Cara Mendapatkan Tunjangan Dosen

Berbagai jenis tunjangan dosen di atas pada dasarnya bisa diterima oleh setiap dosen. Supaya bisa mendapatkannya maka perlu memenuhi satu syarat wajib yaitu memiliki sertifikasi dosen. 

Sehingga untuk dosen S2 sebaiknya segera mengurus dan mengikuti program sertifikasi dosen. Sehingga tidak lagi menerima gaji pokok melainkan ada sejumlah tambahan dari tunjangan-tunjangan yang sudah disebutkan di atas. 

Proses untuk meraih sertifikasi dosen sendiri memang tidak mudah, sehingga bisa dikatakan hanya dosen tertentu yang sudah memenuhi kualifikasi bisa menerima berbagai tunjangan dosen. 

Sebagai bentuk persiapan, maka mulailah dari sekarang ketiak masih menjadi dosen muda atau mungkin Asisten Ahli untuk mempersiapkan diri mengikuti sertifikasi dosen. Sebab syarat untuk bisa mengikutinya cukup banyak. 

Salah satu yang termudah adalah menjadi dosen tetap dengan masa kerja minimal dua tahun. Jadi, pastikan aktif mengajar dan menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi lainnya. Sekaligus produktif dalam menulis karya ilmiah, sehingga memiliki sejumlah karya yang sudah terpublikasi. 

Semakin produktif dan aktif menjadi dosen maka semakin membuka kesempatan untuk mendapatkan sejumlah tunjangan dosen yang dijelaskan di atas. 

Kiat Lolos Sertifikasi Dosen

Meskipun jenis tunjangan dosen cukup beragam, namun tidak semua dosen bisa mendapatkan semuanya. Misalnya saja tidak semua dosen memperoleh sertifikasi profesi, sehingga tidak ada tunjangan rutin dari pemerintah. 

Lain halnya jika dosen tersebut sudah punya sertifikasi dan kemudian aktif mengisi seminar sebagai pembicara. Maka akan mendapatkan tunjangan dari dua sumber sekaligus. Apabila seorang dosen memang ingin mendapatkan lebih banyak pemasukan dari tunjangan dosen. 

Maka ada baiknya mengupayakan untuk meraih sertifikasi dosen, sehingga bisa memperoleh tunjangan rutin. Hanya saja untuk bisa lolos sertifikasi memang tidak mudah. Seperti melihat data di tahun 2014 lalu. 

Ketika pemerintah membuka kuota sertifikasi sampai 25.000 orang namun yang berhasil lolos hanya 10 ribuan orang saja. Sebab persyaratannya memang banyak dan belum tentu semua dosen bisa memenuhinya. 

Hanya saja susah bukan berarti mustahil untuk dilakukan, karena masih banyak dosen yang berhasil meraihnya. Besar kemungkinan Anda juga memiliki kesempatan yang sama di kemudian hari. Memperbesar kesempatan tersebut, berikut beberapa kiat untuk lolos sertifikasi dosen: 

1. Menyiapkan TOEFL, TOEP, dan TPA

Kunci untuk sukses meraih sertifikasi dosen pada dasarnya adalah memenuhi semua persyaratannya. Salah satunya hasil tes TOEFL, namun akan lebih aman jika menyiapkan pula hasil tes TOEP dan TPA. 

Menyiapkan sejak jauh-jauh hari akan memenuhi persyaratan administratif tersebut, sehingga bisa fokus ke persyaratan lain. Sebab persyaratannya banyak dan beberapa butuh waktu lama untuk menyiapkannya. 

2. Menghindari Kesalahan Teknis

Kesalahan teknis adalah hal sepele namun memiliki potensi menggagalkan sertifikasi dosen, sehingga gagal pula untuk mendapatkan tunjangan dosen. Jadi, kendala teknis ini sebaiknya dihindari. 

Adapun kesalahan teknis yang dimaksudkan disini adalah kesalahan dalam mengunggah dokumen persyaratan sertifikasi di situs Forlap Dikti. Cek betul semua data tersebut terunggah dengan baik dan hasilnya jelas, baru kemudian dikirimkan.

3. Mengantongi SK Inpassing

Salah satu syarat untuk mengikuti sertifikasi dosen adalah memiliki SK Inpassing, yakni surat keterangan yang menyatakan kesetaraan pangkat yang diberikan kepada dosen bukan PNS dan memiliki jabatan akademik di kampus tempatnya mengajar. 

Proses mengurus SK inpassing sendiri bisa 1 minggu bisa juga lebih, maka perlu diurus sejak awal. Sebab perlu mengurus dulu di universitas tempat mengajar kemudian dilanjutkan ke kopertis masing-masing daerah. 

4. Aktif dalam Beberapa Hal

Calon dosen yang mendapat sertifikasi juga harus aktif dalam beberapa kegiatan yang termuat di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mulai dari aktif mempublikasikan jurnal baik itu jurnal lokal, nasional, maupun internasional. 

Selain itu juga perlu aktif dalam melakukan proceeding (tempat publikasi paper – mirip dengan jurnal) baik itu proceeding lokal, nasional, maupun internasional. Sehingga dosen harus super sibuk untuk bisa memenuhi syarat dari sertifikasi dosen. 

5. Disiplin Latihan Soal

Proses mendapatkan tunjangan dosen lewat perolehan sertifikasi juga akan melewati tahap ujian soal. Hal ini tentu sudah diketahui oleh semua dosen, sehingga jauh sebelum sertifikasi diikuti. Sebaiknya sudah rutin melakukan latihan soal, sehingga di hari H lebih siap dan sigap dalam mengerjakan ujian sertifikasi dosen tersebut. 

6. Menyiapkan CV dan Deskripsi Terbaik

Menulis CV dan deskripsi juga menjadi syarat untuk mengajukan diri mengikuti sertifikasi dosen. Apa yang ditulis di dalamnya harus singkat, padat, dan jelas dalam menyampaikan kemampuan yang dimiliki. Supaya maksimal dan di hari H tinggal di copy paste saja, maka perlu disusun jauh-jauh hari. 

Mengantongi sertifikasi dosen selain menjadi pintu gerbang untuk mendapatkan tunjangan dosen, juga menjadi bukti sudah menjadi dosen profesional dan status diakui. Sehingga bisa lebih nyaman dalam berkarir sebagai dosen. 

Berhubung sertifikasi dosen tidak mudah untuk didapatkan, maka melakukan persiapan penting sesuai uraian di atas adalah hal penting. Supaya punya peluang lebih besar untuk meraih sertifikasi tersebut. 

Penulis : duniadosen.com/Pujiati
Editor : Wahyudha Wibisono

Admin Dunia Dosen

Admin Website Dunia Dosen Indonesia.

Recent Posts

Cara Menyusun Artikel Jurnal dengan Prinsip Piramida Terbalik

Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…

3 days ago

Time Table dan Manfaatnya dalam Melancarkan Penelitian

Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…

3 days ago

Syarat dan Prosedur Pengajuan Pindah Homebase Dosen

Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…

3 days ago

Scope Jurnal & Cek Dulu Agar Naskah Sesuai Jurnal Tujuan

Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…

3 days ago

6 Cara Mengecek DOI Jurnal, Pahami untuk Isian Publikasi

Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…

3 days ago

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

4 days ago