Informasi

Jadwal Sosialisasi Program Bilateral Exchange DGHE-JSPS Joint Research Projects


Bilateral Exchange DGHE-JSPS Joint Research Projects. Salah satu tugas utama dosen adalah melaksanakan Tri Dharma yang isinya mencakup 3 tugas pokok. Yakni melakukan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pemerintah ikut membantu para dosen untuk bisa melaksanakan Tri Dharma sebaik mungkin. 

Khusus untuk tugas penelitian, pemerintah dan berbagai perguruan tinggi di tanah air menjalin riset kolaborasi. Salah satunya adalah lewat program Bilateral Exchange DGHE-JSPS Joint Research Projects. Melalui program ini, pemerintah Indonesia menjalin penelitian kolaborasi dengan pemerintah negara Jepang. 

Tahun 2022, program Bilateral Exchange DGHE-JSPS Joint Research Projects tersebut kembali dibuka. Menjelang akhir tahun, pada bulan November 2021 oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) digelar sosialisasi program Bilateral Exchange DGHE-JSPS Joint Research Projects. 

Sekilas Tentang Bilateral Exchange DGHE-JSPS Joint Research Projects

Program Bilateral Exchange DGHE-JSPS Joint Research Projects merupakan program penelitian kolaborasi antara dosen di Jepang dengan dosen di Indonesia. Program ini sendiri diprakarsai oleh kerjasama antara Ditjen Dikti Ristek dengan The Japan Society for the Promotion of Science (JSPS). 

Program penelitian kolaborasi ini sendiri diketahui diadakan setiap tahun. Sehingga setiap dosen di tanah air berkesempatan untuk melakukan penelitian kolaborasi dengan mahasiswa dan dosen dari negara Jepang. 

Penelitian mayoritas dilakukan di negara Jepang dengan memanfaatkan fasilitas laboratorium di sejumlah lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan tempat penelitian lain yang fasilitasnya sudah memadai. 

Setiap dosen tentunya bisa memanfaatkan kesempatan emas ini untuk bisa melakukan penelitian lintas negara. Bisa saling mendukung baik dari segi SDM berkualitas, fasilitas yang lebih lengkap dan memenuhi standar, dana yang disediakan secara gratis, dan lain sebagainya. 

Jadi, melalui penelitian kolaborasi dengan pemerintah Jepang ini disediakan dana bisa dikatakan sebagai dana hibah. Dana ini nantinya dipergunakan oleh setiap dosen yang melaksanakan penelitian kolaborasi di dalam program Bilateral Exchange DGHE-JSPS Joint Research Projects. 

Sebagaimana program hibah pada umumnya, pada program Bilateral Exchange DGHE-JSPS Joint Research Projects juga disertai syarat dan ketentuan. Oleh sebab itu, dari pihak Ditjen Dikti Ristek kemudian dilakukan sosialisasi. 

Tujuan sosialisasi ini untuk memberi kesempatan lebih bagi para dosen di Indonesia untuk mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan. Sehingga bisa lolos seleksi dan bisa terbang ke Jepang untuk melakukan penelitian kolaborasi di negara tersebut. 

Baca Juga:

Syarat Dosen Pembimbing

Jenjang Jabatan Akademik 

Seberapa Penting Mendapatkan Gelar Doktor?

Apa itu PPPK? Ini Perbedaannya dengan Tahun Sebelumnya

Manfaat yang Diberikan dari Program Ini

Dengan mengikuti program Bilateral Exchange DGHE-JSPS Joint Research Projects maka para dosen di Indonesia bisa melakukan penelitian kolaborasi. Penelitian kolaborasi tidak hanya bisa dilakukan antara dua negara berbeda. Bisa juga di tingkat nasional, misalnya antar dua perguruan tinggi, dan kolaborasi antara dosen dengan mahasiswa. 

Penelitian kolaborasi yang sampai lintas negara dan benua, sudah tentu punya lebih banyak manfaat. Diantaranya adalah: 

1. Mempercepat Kegiatan Penelitian

Penelitian kolaborasi akan menghubungkan antara satu dosen dengan dosen lain dan antara satu negara dengan negara lain. Masing-masing akan memberi dukungan optimal pada penelitian yang dilakukan. 

Sekaligus sudah terjadwal, sehingga setiap tim punya komitmen tinggi untuk segera menyelesaikan penelitian tersebut. Pada akhirnya penelitian bisa segera dimulai dan hasil penelitian kemudian juga bisa segera didapatkan. 

2. Memperkaya Topik Khususnya Topik Global

Suatu penelitian tentunya akan mengangkat sebuah topik, dalam penelitian kolaborasi antar negara. Maka topik penelitian menjadi lebih beragam dan mengutamakan topik global. Misalnya masalah yang urgent dan dihadapi oleh sejumlah negara di dunia. Contohnya adalah masalah pandemi. 

3. Memaksimalkan Penelitian dengan Dukungan Fasilitas yang Optimal

Penelitian kolaborasi akan didukung oleh fasilitas yang lebih memadai, sebab dilakukan di negara yang kondisi teknologinya lebih maju. Atau di negara yang laboratoriumnya lebih mendukung dan sesuai dengan topik penelitian yang diusung. 

Dukungan fasilitas yang lengkap dan dalam jumlah yang cukup sudah tentu akan memaksimalkan kegiatan penelitian tersebut. Hal ini bisa mempercepat kegiatan penelitian sekaligus memaksimalkan hasil penelitian. 

4. Meningkatkan Inovasi

Penelitian yang dilakukan dosen bisa dalam bentuk penelitian lanjutan bisa juga penelitian dengan topik baru. Penelitian kolaborasi yang didukung oleh banyak SDM yang lintas negara membuat inovasi lebih mudah untuk dilakukan. 

Inovasi ini bisa berhubungan dengan kegiatan penelitian yang dibuat lebih sederhana dan tetap efektif. Bisa juga berhubungan dengan temuan dari penelitian yang merupakan inovasi untuk IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). 

5. Meningkatkan Kualitas Hasil Penelitian

Didukung oleh fasilitas dan teknologi yang lebih memadai, kemudian juga menyatukan ide-ide segar dari dua dosen yang berasal dua negara yang berbeda. Kolaborasi ini tentu saja bisa meningkatkan kualitas hasil penelitian, dimana mencegah atau meminimalkan kemungkinan hasil tidak sesuai dan resiko lainnya. 

Sekaligus bisa mempercepat untuk mendapatkan hasil penelitian yang merupakan tujuan utama dari dilakukannya kegiatan penelitian tersebut. Sehingga saat ada kesempatan mengikuti penelitian kolaborasi, maka sebaiknya tidak disia-siakan. 

Jadwal Sosialisasi Bilateral Exchange DGHE-JSPS Joint Research Projects

Setelah memahami bahwa penelitian kolaborasi memang penting untuk dilakukan, karena memberi manfaat yang sangat besar sekaligus luas. Maka bisa memanfaatkan program Bilateral Exchange DGHE-JSPS Joint Research Projects yang kabarnya sebentar lagi akan dibuka. 

Hal ini terlihat dari rilisnya jadwal sosialisasi mengenai program tersebut oleh Ditjen Dikti. Lalu, kapan sosialsaisi ini dilakukan? Sosialisasi Bilateral Exchange DGHE-JSPS Joint Research Projects dijadwalkan akan dilakukan pada 12 November 2021 (Jumat) dan juga pada 19 November 2021 (Jumat). 

Sosialisasi direncanakan dimulai pada jam 9 pagi sampai jam 4 sore dan para dosen yang berminat bisa mendaftarkan diri. Pendaftaran bisa dilakukan secara online di laman http://ringkas.kemdikbud.go.id/SosialisasiJSPS yang sudah ditutup pada 7 November 2021 kemarin. 

Bagi para dosen yang tertarik untuk mengikuti program penelitian kolaborasi ini, tentunya sudah mendaftarkan diri. Pada saat proses pendaftaran, dosen dipersilahkan untuk memilih jadwal sosialisasi. Yakni memilih salah satu dari dua jadwal yang sudah dijelaskan sebelumnya. 

Syarat untuk Bisa Mengikuti Sosialisasi

Para dosen yang hendak mengikuti sosialisasi tersebut diharapkan juga sudah memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan yang dimaksudkan antara lain: 

  1. Berstatus dosen dan memiliki NIDN/NIDK pada perguruan tinggi di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi;
  2. Sudah memiliki gelar doktor;
  3. Memiliki calon mitra peneliti di Jepang; dan
  4. Mendaftar melalui tautan: http://ringkas.kemdikbud.go.id/SosialisasiJSPS paling lambat tanggal 7 November 2021.

Sosialisasi tentang Program Bilateral Exchange DGHE-JSPS Joint Research Projects ini kemudian bisa diikuti oleh semua dosen tetap dan dosen tidak tetap di Indonesia. Selama sudah memiliki NIDN atau NIDK, maka dosen yang bersangkutan bisa mendaftar. 

Melalui sosialisasi tersebut, diharapkan para dosen lebih paham apa saja yang harus dipersiapkan untuk bisa ikut program Bilateral Exchange DGHE-JSPS Joint Research Projects. Kesempatan ini tentu tidak dibuka setiap hari, sehingga menjelang pembukaan pendaftaran para dosen sudah harus melakukan “pemanasan”.

Artikel Terkait:

Salmaa

Long life learner.

Recent Posts

3 Karakter Dosen untuk Pengembangan Indikator Kinerja Dosen

Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…

1 day ago

Pendaftaran Doha Institute Scholarship Jenjang S3 Tahun 2025 Dibuka!

Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…

1 day ago

Royal Thai Government Scholarship 2025 untuk Jenjang S2 dan S3

Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…

1 day ago

Program IASP 2025 untuk Dosen Kuliah S3 Gratis di Austria Resmi Dibuka!

Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…

6 days ago

Indikator Kinerja Dosen Sesuai Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…

6 days ago

Standar Minimum Pelaksanaan Hibah Penelitian dalam Indikator Kinerja Dosen

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…

6 days ago