fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Jadi Dosen Pembimbing, Anton Arahkan Mahasiswanya Olah Limbah Perikanan Jadi Pakan Ternak

Dosen pembimbing
Sebagai dosen pembimbing Anton Kuswoyo sedang membimbing mahasiswinya mengerjakan Tugas Akhir yang mengolah limbah perikanan menjadi pakan ternak. (dok. Anton Kuswoyo)

Masa pandemi seperti sekarang tidak menjadi alasan untuk berhenti berkarya meski kegiatan perkuliahan belum diaktifkan seluruhnya. Seperti yang dilakukan dosen Teknik Pertanian Politala Anton Kuswoyo, S.Si., M.T., sebagai pembimbing Tugas Akhir (TA) yang mengarahkan mahasiswanya untuk mengolah limbah perikanan jadi pakan ternak.

Salah satu mahasiswi bimbingan Anton, Rika Safitri mahasiswi Prodi Agroindustri Politeknik Negeri Tanah Laut (Politala) melihat banyaknya limbah perikanan di sepanjang Pantai Batakan. Ia pun memiliki ide untuk mengolahnya. Berkat arahan dosennya, Rika dan dua temannya Rida dan Halimah ingin menjadikan limbah tersebut menjadi pakan ternak.

Olahan Limbah Jadi Pakan Ternak Ayam, Burung dan Lele

Kemudian, ketiganya mengumpulkan limbah perikanan yang ada di pesisir Pantai Batakan untuk dijadikan bahan utama pembuatan pakan ternak.

Ketiga mahasiswi semester 6 tersebut lalu berkonsultasi kepada dosen pembimbing TA-nya untuk mengolah limbah perikanan menjadi pakan ternak. Anton pun mengarahkan agar limbah tersebut diolah menjadi pakan ayam broiler, pakan burung puyuh, dan pakan lele. Yang membedakan ketiga pakan tersebut adalah bahan campurannya. Adapun bahan utamanya adalah limbah perikanan.

Pakan ternak dibuat dengan perbandingan komposisi tertentu untuk diuji coba pada ternak secara langsung (ayam broiler, burung puyuh, dan ikan lele). Selama uji coba, menunjukkan hasil yang menggembirakan. Burung puyuh yang diperlihara Rida setiap hari diberi pakan hasil olahan tersebut.

Produksi Telur per Hari 90-95%

Hasilnya, produksi telur per hari rata-rata mencapai 90-95%. Hasil ini sama dengan jika burung puyuh diberi pakan buatan pabrik. “Burung puyuh yang diberi pakan buatan barik produksi telurnya juga rata-rata 90-95% per hari,” kata Rida.

Demikian juga uji coba pakan untuk ayam broiler dan ikan lele. Hasilnya sangat menggembirakan. Hanya saja berhubung saat ini sedang ada wabah Covid-19, maka pakan hasil olahan belum bisa dilakukan uji laboratorium. Hal ini karena uji lab harus dilakukan di Banjarbaru.

“Mahasiswi kami terkendala karena lab yang ada di Banjarbaru belum bisa menerima sampel di selama masih ada wabah Covid-19. Namun berdasarkan uji coba langsung di lapangan, hasilnya sangat memuaskan, sesuai dengan yang diharapkan,” lanjut Anton selaku dosen pembimbing.

Dosen pembimbing
Anton Kuswoyo (kiri) bersama mahasiswinya Rika Safitri (kanan) menunjukkan pakan ternak hasil olahan limbah perikanan dan limbah mi instant yang berhasil dibuatnya. (dok. Anton Kuswoyo)

Mahasiswa Terpikir untung Berwirausaha

Rika mengatakan bahwa selama mengerjakan TA mendapat pengalaman yang sangat berharga. “Alhamdulillah mendapat pengalaman mengolah limbah perikanan yang sebelumnya tidak berguna, menjadi produk yang bernilai guna tinggi. Setelah lulus saya ingin langsung bekerja dan sambil beternak ayam. Karena sekarang sudah bisa membuat pakan sendiri,” kata Rika.

Demikian juga dengan kedua temannya, Rida dan Halimah, mengaku senang dan bangga bisa menyelesaikan TA nya meskipun saat ini sedang ada wabah Covid-19. Kegiatan konsultasi dan presentasi kemajuan pun dilakukan secara online.

Politala Diminta untuk Mengolah Limbah Mi Instan

Kebetulan pada saat yang bersamaan, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (PRKPLH) Kabupaten Tanah Laut, juga meminta Prodi Agroindustri Politala untuk mengolah limbah mi instant menjadi pakan ternak. Limbah mi instant tersebut diperoleh dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk yang ada di Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut.

Ketua Jurusan, Nuryati, S.T., M.Eng. pun menyanggupi permintaan dari Dinas PRKPLH tersebut. Hal ini karena dosen-dosen dan mahasiswa Agroindustri memiliki track record di bidang pengolahan limbah menjadi pakan ternak.

“Kami sangat senang dapat bekerjasama dengan Dinas PRKPLH dan juga dengan PT. Indofood terkait pengolahan limbah mi instant ini. Kami siap untuk mengolah limbah tersebut menjadi pakan ternak,” kata Nuryati saat ditemui di ruang kerjanya.

Direktur Politala Beri Apresiasi

Sementara itu Direktur Politala, Dr. Mufrida Zein, S.Ag. M.Pd. sangat bangga dengan kreativitas dosen dan mahasiswanya. Harapannya agar Politala mampu mencetak lulusan yang terampil, berguna, dan siap berkarya.

Alhamdulillah, selama ini Politala menyediakan fasilitas laboratorium lengkap dengan peralatannya untuk menunjang penelitian dosen dan mahasiswa. Agar dosen dan mahasiswa dapat menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Mufrida. (duniadosen.com)