Informasi

iThenticate dan Perbedaannya dengan Turnitin


Bagi dosen yang hendak mengajukan kenaikan jabatan fungsional, Anda perlu mengenal iThenticate. Fungsi tool ini mirip dengan Turnitin dan menjadi salah satu tool cek plagiarisme yang diakui Kemendikbud selain Turnitin. 

Mengapa demikian? Karena hasil pengujian di iThenticate bisa dilampirkan untuk membuktikan publikasi ilmiah bebas plagiarisme. Sejauh ini, baru ada dua alat pengecekan similarity indeks yang diakui Kemendikbud, yakni Turnitin dan iThenticate itu sendiri. Bagimana cara menggunakannya? Yuk, baca sampai habis informasi di artikel ini!

Mengenal iThenticate untuk Similarity Test Publikasi Dosen

Dikutip melalui Library Universitas Indonesia (UI), iThenticate adalah aplikasi berbasis web yang berfungsi untuk menguji indeks kesamaan atau kemiripan (similarity index) tulisan.

Selain itu, platform pengecekan similarity ini bersifat berbayar sehingga pengguna perlu berlangganan dulu untuk bisa mengakses layanan cek plagiarisme yang disediakan. Inilah alasan langganan iThenticate dimiliki oleh perguruan tinggi. 

Selanjutnya, tool diberikan akses gratis kepada dosen dan mahasiswa di bawah naungan perguruan tinggi (PT) tersebut karena biaya langganan di platform ini memang dikenal tidak murah.

Hasil pengecekan di iThenticate tidak berbeda jauh dengan Turnitin karena fokus utamanya adalah mengecek kesamaan teks dengan tulisan lain yang sudah dipublikasikan. Hanya saja tampilan dan aspek tertentu memang sedikit berbeda. Apalagi, platform ini memang dibuat dan dikembangkan oleh Turnitin. 

Dalam proses pengajuan kenaikan jabatan fungsional. Dosen diwajibkan untuk melampirkan hasil tes plagiarisme. Tool cek plagiarisme yang diakui adalah hasil tes dari iThenticate dan Turnitin. Jadi, memahami cara penggunaanya tentu penting, terutama jika hendak mengajukan kenaikan jabatan fungsional. 

Cara Cek Plagiarisme di iThenticate

Berikut cara mengecek plagiarisme melalui platform iThenticate: 

  1. Buka browser perangkat dan masuk ke website resmi iThenticate.
  2. Login ke akun yang dimiliki dengan memasukkan alamat email dan password akun iThenticate.
  1. Tahap berikutnya adalah membuat folder. Silakan klik pilihan menu “New Folder”. Folder ini nantinya menjadi tempat dokumen yang di cek disimpan di platform sehingga mudah dicari kembali jika dibutuhkan.
  1. Tahap berikutnya adalah melakukan pengaturan pengecekan plagiarisme. Jadi akan ada fitur exclude dan include seperti di Turnitin. Menu ini bisa diakses di tab “Setting” pada jendela folder baru yang dibuat di tahap sebelumnya. Silahkan melakukan pengaturan, dan jika sudah klik tombol “Update Setting”.
  1. Untuk memulai checking plagiarism diawali dengan mengunggah file artikel yang ingin diperiksa. Klik “Upload a File” kemudian klik pilihan “Choose File” untuk membuka direktori penyimpanan file artikel di perangkat. Baru kemudian klik “Upload”, tunggu sampai dokumen terunggah sempurna di platform.
  2. Setelah proses upload file selesai, iThenticate akan langsung melakukan proses checking plagiarism yang ditandai dengan tulisan “Processing” disamping file artikel yang baru diunggah.
  1. Setelah menunggu beberapa menit, persentase plagiarisme dapat langsung dilihat pada kolom “Report” sehingga file hasil pemeriksaan akan muncul seperti gambar berikut.

Sebagai catatan tambahan, persentase similarity indeks dari laporan iThenticate tidak sepenuhnya membuktikan ada tidaknya plagiarisme. Jadi, laporan ini perlu di cek manual oleh editor maupun penulis sendiri untuk mengetahui apakah persentase tersebut memang plagiarisme atau tidak. 

Setelah cek plagiarisme, karya Anda memiliki similarity index yang tinggi? Ikuti panduan berikut untuk menurunkannya:

Aturan Similarity Test dan Contoh Hasil Cek Plagiarisme

Dalam menggunakan iThenticate maupun tools pengecekan plagiarisme, memang ada aturannya. Baik itu aturan dari pihak perguruan tinggi maupun penerbit, seperti pengelola jurnal ilmiah. 

Secara umum, aturan pengecekan atau similarity test menggunakan iThenticate maupun platform dengan fungsi sejenis sebagai berikut: 

1. Batas Persentase Similarity

    Aturan similarity test yang pertama adalah batas persentase atau bisa disebut sebagai skor maksimal similarity indeks. Seperti yang diketahui, baik perguruan tinggi maupun pengelola jurnal menetapkan skor berbeda-beda. 

    Khusus untuk dosen yang ingin mengajukan kenaikan jabatan fungsional, tercantum dalam PO PAK bahwa skor similarity indeks maksimal 25%. Maka riwayat publikasi ilmiah yang digunakan untuk memenuhi syarat khusus wajib di bawah 25% tersebut. 

    Sementara untuk mahasiswa, skor maksimal disesuaikan dengan kebijakan internal PT. Secara umum berkisar di angka 20% sampai ada yang 40%. Jadi, silahkan cek berapa skor maksimal untuk similarity indeks. Selanjutnya tinggal menyesuaikan. 

    Baca selengkapnya Hubungan Similarity Index dan Plagiarisme Saat Cek Turnitin.

    2. Pengecualian saat Proses Pengecekan

      Bagian-bagian tertentu dalam naskah ilmiah tentu akan ada kemiripan dengan naskah lain yang sudah lebih dulu terbit. Terutama jika penulis membuat kutipan langsung. Selain itu ada bagian-bagian lain yang umum terdeteksi similarity. 

      Maka dalam aturan similarity test, ditetapkan adanya pengecualian bagian dari naskah untuk diperiksa. Termasuk saat menggunakan iThenticate. Misalnya mengecualikan daftar pustaka, nama perguruan tinggi, nama perusahaan (misalnya yang menjadi lokasi penelitian), dan sebagainya. 

      Bagi dosen dan mahasiswa, aturan mengenai bagian mana saja yang bisa dikecualikan disesuaikan dengan kebijakan internal PT. Hasil tes similarity nantinya akan menampilkan bagian mana saja yang exclude (dikecualikan). Contohnya pada gambar berikut: 

      Oleh sebab itu, pahami betul bagian mana saja yang bisa dikecualikan agar sesuai. Jangan sampai mengarang atau hasil inisiatif sendiri. Sebab PT dan pengelola jurnal punya kebijakan sendiri-sendiri dalam menentukan bagian yang dikecualikan. 

      3. Analisis Kontekstual

        Aturan ketiga dalam similarity test menggunakan iThenticate adalah analisis kontekstual. Seperti yang dijelaskan sekilas sebelumnya, hasil cek di platform ini menunjukan angka persentase similarity. 

        Namun angka persentase ini tidak mutlak membuktikan bahwa tulisan hasil plagiarisme atau sebaliknya. Melainkan perlu diperiksa secara manual oleh manusia, dimana dalam hal ini bisa dosen, reviewer, asesor, dan sebagainya. 

        Aturan terkait analisis kontekstual ini diperlukan, karena tidak adil ketika hasil persentase similarity menjadi hasil final. Sebab ada kemungkinan bagian yang terdeteksi mirip dengan tulisan lain memang lumrah mirip atau sama persis. 

        Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dinilai dalam proses analisis kontekstual hasil cek similarity indeks: 

        1. Jenis Kemiripan
          Aspek pertama dalam analisis kontekstual adalah jenis kemiripan. Secara umum, kalimat sampai paragraf yang sama persis dalam suatu kutipan tidak dianggap plagiarisme. Namun, tools untuk mengecek similarity bisa jadi membacanya sebagai plagiarisme. Maka analisis kontekstual diperlukan untuk memastikan bagian yang terdeteksi ini masuk kutipan atau tidak. Jika memang kutipan dan sumber kutipan dicantumkan, otomatis bukan plagiarisme.
        2. Kesamaan yang Tidak Disengaja
          Aspek kedua dalam analisis kontekstual adalah kesamaan yang tidak disengaja. Artinya, dalam beberapa kasus dan kondisi ada kemiripan yang terjadi begitu saja. Misalnya saat melakukan parafrase, ternyata bisa sama persis dengan hasil parafrase penulis lain. Sehingga perlu dianalisis lebih lanjut dan dibahas dengan pihak terkait untuk menentukan apakah hasil parafrase tersebut sah atau tidak.
        3. Parafrase
          Aspek ketiga adalah parafrase. Hal ini seperti contoh yang dijelaskan di poin sebelumnya. Hasil parafrase perlu dianalisis ulang secara mendalam untuk menentukan sah tidaknya. Selain itu, hasil parafrase ini perlu di cek dengan tools AI detektor. Sehingga bisa diketahui apakah parafrase dibuat dengan AI atau tidak. Jika memang dengan AI dan tidak ada informasi penggunaan AI. Maka otomatis ada pelanggaran etika, begitu pula sebaliknya. Jadi, apabila bagian yang terdeteksi oleh iThenticate adalah hasil parafrase. Maka wajib dianalisis lebih lanjut dan lebih mendalam oleh pihak terkait. Jika hasil tes adalah skripsi mahasiswa, maka analisis dilakukan dosen.
        4. Kesesuaian Sumber
          Aspek berikutnya adalah kesesuaian sumber. Skor similarity teks perlu dilakukan analisis kontekstual untuk memastikan ada kesesuaian dengan sumber yang digunakan. Misalnya saat melakukan kutipan tidak langsung dan merupakan hasil parafrase. Maka dosen atau editor jurnal perlu memeriksa ada tidaknya sumber di daftar pustaka yang relevan dengan kutipan tersebut. Jika kutipan ada akan tetapi tidak ada sumber yang relevan. Maka artinya ada tindakan plagiarisme, karena sumber kutipan tidak dicantumkan dengan jelas. Oleh sebab itu, kesesuaian sumber menjadi aspek penting dalam analisis kontekstual.
        5. Kesesuaian dengan Format Penulisan
          Aspek terakhir adalah kesesuaian dengan format penulisan. Ada bagian-bagian tertentu di dalam karya tulis ilmiah yang formatnya sudah ditetapkan. Format ini wajib diikuti oleh penulis. Salah satunya adalah format penulisan sumber di dalam daftar pustaka. Dimana mengikuti aturan dari gaya sitasi yang digunakan. Apakah APA Style, MLA, Harvard, atau yang lainnya. Jika bagian yang terdeteksi similarity tinggi adalah daftar pustaka. Maka hasil analisis kontekstual tentu menyatakan bagian tersebut bukan plagiarisme. Sebab lumrah terdeteksi mirip dengan publikasi lain karena formatnya sudah ditentukan.

        4. Penggunaan Kutipan

          Aturan similarity test berikutnya adalah terkait penggunaan kutipan atau saat penulis mengutip sumber. Pembuatan kutipan harus sesuai dengan aturan, yakni mengacu pada ketentuan gaya sitasi yang digunakan. Kemudian diikuti dengan mencantumkan sumber kutipan tersebut. 

          Kutipan masuk dalam aturan untuk pengecekan similarity karena memang ada ketentuan kutipan bukan similarity. Artinya masuk kategori dikecualikan, terutama untuk kutipan langsung. Hanya saja wajib penulisan kutipan sesuai aturan gaya sitasi. 

          5. Proses Revisi Jika Ada dan Diperlukan

            Aturan similarity test selanjutnya adalah mengenai proses revisi. Hasil analisis kontekstual akan menentukan bagian mana saja yang perlu direvisi oleh penulis dan sebaliknya. Selain itu, sangat mungkin skor similarity di persentase tertentu sudah diwajibkan melakukan revisi. 

            Berikut beberapa contoh hasil cek plagiarisme menggunakan iThenticate yang bisa dipelajari lebih lanjut: 

            Secara tampilan, hasil tes similarity indeks di platform ini nyaris sama persis dengan laporan hasil cek di Turnitin. Dimana ditampilkan persentase similarity indeks. Sekaligus daftar sumber yang diduga punya kemiripan dengan bagian-bagian pada teks yang dites. 

            Seperti penjelasan sebelumnya, hasil pengecekan di platform ini dan platform dengan fungsi sejenis masih harus diperiksa manual. Sehingga bisa dipastikan sesuai konteks untuk mendalami benar tidaknya bagian yang terdeteksi punya kesamaan tinggi dengan tulisan lain adalah plagiarisme atau tidak. 

            Jika perguruan tinggi yang menaungi Anda menyediakan akses gratis untuk menggunakan iThenticate, silakan digunakan, terutama untuk dosen. Sebab hasil pengecekan memang ditujukan untuk publikasi ilmiah yang tentu menjadi agenda akademik rutin dosen. 

            Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi berharga pada artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.

            Pujiati

            Saya menyukai kegiatan membaca, menulis, mendengarkan musik, dan menonton film. Saat ini, selain disibukkan dengan agenda seorang ibu rumah tangga, saya aktif menjadi Content Writer untuk situs di Deepublish Group. Sesekali saya juga membuat artikel untuk media Hops ID.

            Recent Posts

            Cara Menjadi Editor Jurnal untuk Memenuhi Indikator Kinerja Dosen

            Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024, dijelaskan mengenai salah satu indikator kinerja dosen menjadi editor…

            18 hours ago

            Cara Menjadi Anggota Asosiasi Profesi untuk Penuhi Indikator Kinerja Dosen

            Menjadi anggota aktif suatu asosiasi profesi termasuk dalam salah satu karakter dosen secara intelektual dan…

            19 hours ago

            Peran Publikasi Ilmiah dalam Meningkatkan Karir Dosen

            Peran strategis dosen dalam dunia akademik mencakup tanggung jawab integral untuk mengajar, melakukan penelitian, dan…

            2 days ago

            Publikasi Ilmiah: Sarana Efektif Untuk Membangun Citra Diri Positif Bagi Karir Dosen

            Publikasi ilmiah telah menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam dunia pendidikan akademik, khususnya bagi…

            2 days ago

            Publikasi Ilmiah Sebagai Investasi Jangka Panjang untuk Kesuksesan Karir Dosen

            Dalam dunia akademik, publikasi ilmiah tidak hanya dianggap sebagai kewajiban secara administratif tetapi juga merupakan…

            2 days ago

            10 Hal yang Menyebabkan Penonaktifan Dosen di SISTER

            Dosen yang tengah menjalankan tri dharma tentunya berstatus dosen aktif. Namun, ada kalanya status dosen…

            6 days ago