Inspirasi

Menjadi Anak Berbakti, Mengantarkan Ita Apriani Menjadi Dosen Muda


Ita Apriani, M.Si salah satu dosen di Akademi Perikanan Yogyakarta yang telah mengembangkan system budidaya ikan bioflok bagi pemula. Buku yang diterbitkan di Deepublish termasuk buku best seller banyak dicari. Siapa yang menyangka jika dosen muda satu ini awalnya tidak ada niatan menjadi dosen.

Menjadi Anak Berbakti, Mengantarkan Ita Apriani Menjadi Dosen Muda

Latar Belakang Keluarga

Anak pertama dari dua bersaudara tentu saja memiliki tanggungjawab besar bagi orangtua dan keluarga. Tumbuh besar di Sumatera, Ita Apriani, M.Si seperti anak-anak pada umumnya. Sejak kecil, ia tumbuh biasa-biasa saja, dari keluarga biasa. Ibunya seorang ibu rumah tangga biasa, sedangkan ayahnya seorang petani yang focus mengurus kebun karet.

Sebagai putri petani karet, tidak pernah terlintas sedikitpun ingin menjadi dosen kala itu. Di keluarganya, hanya Mita yang terjun di lembaga pendidikan, sedangkan adiknya focus di tenaga kesehatan, keperawatan. Menariknya, selepas lulus SMA, dirinya juga binggung ketika disuruh memilih jurusan apa. Ia memutuskan mengambil jurusan perikanan itupun karena saran dari teman ayahnya yang bekerja di dina perikanan di daerah tempat tinggalnya. Tanpa pikir panjang, ambilah jurusan tersebut, sebagai bentuk pengabdian kepada orangtua.

“Jadi saat mengambil kuliah hanya menjalankan tugas sebagai anak yang berbakti kepada orangtua,” pungkasnya. Saat ditanya, Beliau pun sejak kecital tidak tahu cita-citanya apa.

Alasan Ambil Kuliah Perikanan

Berdasarkan saran dari teman ayahnya, tanpa pikir panjang saat ujian akhir kelas 3 SMA, menyiapkan semua berkas masuk ke perguruan tinggi. Kala itu menyasar IPB dan mengambil jalur PMDK. Belum diumumkan lulus SMA, sudah mendapatkan kabar diterima di IPB jurusan Perikanan jurusan Budidaya perairan di tahun 2013. Ia pun memutuskan merantau dari kota asalnya.

Sebagai anak rantau, tentu saja harus survive. Ita pun memutuskan kuliah sambil bekerja sebagai guru bimbingan belajar. Menjadi tutor bembingan belajar sesuatu yang baru dan pengalaman pertama baginya. Justru dari sinilah, Ita menemukan rasa kesenangan dan menikmati mengajar.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya mendapatkan informasi pembukaan beasiswa S2. Mumpung ada kesempatan, diambillah dan mengikuti proses seleksi yang panjang. Alhamdulillah putri dari petani kelapa sawit ini pun lolos beasiswa BPPDN dalam negeri di IPB mengambil focus aquakultur.

Berawal dari program S2 inilah diwajibkan mengikuti pengabdian di Universitas Bangka Belitung. Lagi-lagi mengikuti harapan orangtua, Akhirnya mengambil di Akademi Perikanan Yogyakarta, di sana dikontrak selama setahun untuk penilaian, dilihat kualitas mengajar. Dari sinilah muncul passion menjadi dosen.

Pertamakali Ita Apriani mulai tertarik di dunia dosen justru ketika sudah dewasa dan besar. Pasalnya, setelah lulus S1, alumni Fakultas Perikanan IPB binggung ingin kemana dan mau apa. Iseng-iseng berhadiah, sambil mengisi waktu penerimaan ijazah dan wisuda, mengajukan lamaran kerja sebagai tutor bimbingan belajar.

Tantangan Menarik Menjadi Dosen

Saat ditanya, kenapa memilih Yogyakarta sebagai tujuan, jawabannya pun sederhana, karena Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan warganya memiliki sikap santun. “Biaya hidup juga murah, suasana lingkungan akademis juga baik,” tegasnya.

Memang menjadi dosen itu sebuah tantangan tersendiri bagi yang tidak memiliki bakat dan passion. Namun bagi Ita sangat menikmati profesi sebagai dosen muda. Baginya menjadi dosen itu menyenangkan dan menantang. Jika bagi sebagian ada yang menganggap bahwa menjadi dosen muda itu beban, lain cerita dengan Ita Apriani.

Justru menjadi dosen muda lebih mudah dekat dengan mahasiswa, karena usia mahasiswa dan dosen tidak terlalu jauh. Sehingga masih bisa mengikuti zaman mereka.  Kalo terlalu jauh jaraknya, berbeda zaman justru yang sulit, karena ada banyak kesenjangan dan perbedaan jaman dan cara berfikir.

Sudah rahasia umum jika seorang dosen wajib menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Bagi sebagian dosen ada yang menjadikan beban. Bagi Mita, justru menyenangkan. Bagi Ita, Tri Dharma Perguruan Tinggi program yang mendukung banyak program pemerintah, banyak tawaran beasiswa lagi, yang mana sebenarnya penelitian pengabdian dosen menunjang karir dosen.

Harapan Sebagai Dosen

Harapan dan cita-cita dalam waktu dekat, beliau berharap bisa melanjutkan kuliah S3. Baginya ilmu pengetahuan itu terus dicari. Karena ilmu pengetahuan itu selalu baru dan banyak inovasi. Baginya, jika mengandalkan ilmu-ilmu 10 tahun yang lalu, maka akan tertinggal. Bisa dibilang, beliau haus belajar, tidak hanya belajar secara formal, tetpai juga aktif belajar mengikuti pelatihan, workshop dan lain sebagainya.

Dosen yang memiliki motto hidup ‘berguna untuk sesama dan bermanfaat karena berawal dari filosofi, bahwa kita adalah hidup bersosial’  bisa mengikuti jenjang karir sebagai dosen.

“Semoga bisa menjadi guru besar. Target saya usia 35 lulus S3 dan bisa masuk lector. Usia 40 tahun bisa masuk ke lector kepala. Mudahan-mudahan, dan mohon doanya,” jelasnya.

Memang menjadi dosen tidak melulu mengejar gelar dan jabatan. Bagi Ita tetap penting sekali memperhatikan kualitas pendidikan. Ia sangat berharap dosen di Indonsia lebih maksimal lagi perannya, kualitasnya juga lebih baik lagi. Artinya seorang dosen dituntut tetap memberikan pembelajaran dan ilmu yang berkualitas dan mengikuti perkembangannya.

Salah satu penelitian yang Ita lakukan adalah meneliti hubungan antara kinerja produksi ikan patin dengan analisa produksi petani di Subang.Berawal dari hasil penelitian inilah yang mendorong Mita membuat buku system budidaya lele secara bioflok yang kini bukunya banyak diminati.

Ternyata Beliau juga salah satu dosen yang produktif menulis. Terbukti dari jumlah karya buku yang pernah ditulis. Meskipun tidak diperuntukan mahasiswa, ia juga pernah menulis sekitar tiga buku yang diperuntukan untuk pelajar SMA/K/MA sejderajat. Ia pun ke depan juga akan mulai menulis lagi. (duniadosen.com/Titis Ayu w) – ed:irukawa elisa

Admin Dunia Dosen

Admin Website Dunia Dosen Indonesia.

Recent Posts

3 Karakter Dosen untuk Pengembangan Indikator Kinerja Dosen

Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…

1 day ago

Pendaftaran Doha Institute Scholarship Jenjang S3 Tahun 2025 Dibuka!

Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…

1 day ago

Royal Thai Government Scholarship 2025 untuk Jenjang S2 dan S3

Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…

1 day ago

Program IASP 2025 untuk Dosen Kuliah S3 Gratis di Austria Resmi Dibuka!

Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…

6 days ago

Indikator Kinerja Dosen Sesuai Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…

6 days ago

Standar Minimum Pelaksanaan Hibah Penelitian dalam Indikator Kinerja Dosen

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…

6 days ago