Menjadi dosen bagi Dr. Islamudin Ahmad, M.Si., Apt., adalah tantangan untuk selalu belajar dan mengupdate ilmu dan berpeluang untuk melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi karena tuntutan dosen harus S3.
Islam begitu dia akrab disapa melabuhkan karirnya dengan mengabdikan diri menjadi dosen Farmasi di Universitas Mulawarman sejak 2011 hingga saat ini dan menjadi dosen berprestasi di bidang Farmasi. Bagaimana perjalanannya? Berikut kisahnya.
Perjalanan Menjadi Dosen
Islam menceritakan perjalanannya menjadi dosen bermula ketika berhasil meraih gelar sarjana Farmasi di Universitas Hasanuddin pada Februari 2007. Pada waktu itu, Islam langsung melanjutkan pendidikan S2 sekaligus profesi Apoteker di tahun yang sama.
Meskipun pada waktu itu Islam belum ada niat atau rencana ingin menjadi dosen, karena saat itu ia sudah bekerja di Pedagang Besar Farmasi (PBF).
Saat menempuh Pendidikan S2 Islam bertemu dengan teman seangkatan yang merupakan dosen di Sekolah tinggi Ilmu Farmasi (STIFA) Makassar, kemudian ia diajak untuk bergabung menjadi staf dosen di sana.
Dalam perjalanannya ternyata Islam lebih tertarik menjadi dosen karena tantangan untuk belajar jauh lebih besar, terutama ketika menghadapi mahasiswa.
“Sejak 2008 hingga 2011 saya menjadi dosen tetap di STIFA bahkan sudah fungsional yaitu Asisten Ahli. Pada Akhir tahun 2009 ketika berhasil menyelesaikan Pendidikan S2, dan di pertengahan tahun 2010 ada lowongan pendaftaran menjadi dosen PNS di Universitas Mulawarman pada Fakultas Farmasi. Setelah dinyatakan lulus, aktif mengajar mulai Agustus 2011 hingga sekarang,” tuturnya.
Menjadi Dosen Farmasi di Unmul
Islam menceritakan bagaimana akhirnya ia menjadi dosen PNS di Universitas Mulawarman, yaitu pada akhir pertengahan 2010, tepatnya September 2010 dibuka lowongan dosen pada Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, yaitu satu orang dibutuhkan dengan syarat utama harus Magister Farmasi.
Islam pun memberanikan diri merantau ke Samarinda untuk mencari peruntungan, meskipun sebelumnya ia tidak pernah ke sana. Setelah melakukan pendaftaran, dan mengikuti ujian tahap pertama, dinyatakan lulus tahap pertama sebanyak 3 orang, Islam masuk peringkat ketiga. Kemudian dilanjutkan ujian tahap kedua yaitu tes kepribadian dan tes mengajar.
“Alhamdulillah, Desember 2010 keluar pengumuman yang diterima adalah saya. Hingga Juli 2011 baru keluar SK pengangkatan CPNS yang terhitung TMT-nya 30 Desember 2010,” ujarnya.
Latar Belakang Keluarga
Islam berasal dari keluarga kalangan menengah ke bawah, ayahnya seorang petani dan ibunya sebagai ibu rumah tangga, namun kedua orang tuanya memiliki cita-cita menyekolahkan anak-anaknya agar tidak menjadi petani.
Bersyukur, keinginan itu tercapai terlebih sang putra berhasil menjadi dosen berprestasi di bidang Farmasi dan sukses meraih gelas Doktor dari UI.
Diakui Islam, menjadi dosen bukanlah cita-cita kecilnya. Saat masih menjadi mahasiswa S1, Islam sangat tertarik menjadi politisi karena memang saat kuliah ia begitu aktif di organisasi mahasiswa.
Namun, ketika S2 dan berkawan dengan teman-teman berlatar belakang dosen, barulah muncul keinginan menjadi dosen.
“Saat berkeinginan menjadi dosen kebetulan saat itu terbuka lebar peluangnya. Karena pada waktu itu, magister farmasi masih langka dan saya salah satunya mahasiswa yang nekat mengambil S2 dengan biaya sendiri,” ungkapnya.
Fokus dalam Bidang Farmasi
Ketika ditanya alasannya memilih concern dalam bidang Farmasi, Islam mengatakan bahwa sebenarnya ia tidak memilih bidang ilmu Farmasi, tetapi bidang tersebutlah yang memilihnya.
Ketika akan lulus SMA Islam tidak terbayang sedikit pun tentang Farmasi, karena waktu itu saat akan SPMB ia telah memiliki pilihan pertama yaitu Teknik Nuklir, pilihan kedua adalah Fisika.
“Namun, ternyata yang saya hitamkan (tandai) adalah Farmasi bukan Fisika. Alhamdulillah saya lulus SPMB Farmasi di UNHAS. Mau tidak mau saya harus berhasil, karena telah diterima,” ungkapnya.
Masa kuliah S1 sebenarnya Islam sempat stress dan berfikir untuk pindah jurusan, apalagi IP semester 4-nya adalah 0,5. Namun, karena motivasi oleh dosen-dosen saya di UNHAS, serta dukungan teman-teman di Keluarga Mahasiswa Farmasi UNHAS, ia tetap bisa bertahan di jurusan Farmasi.
Tahap kedua adalah di tingkat akhir ia sedikit mengalami keterlambatan dalam menyusun skripsi, banyak kendala, salah satunya karena kesulitan mencari pembimbing skripsi tentang topik tertentu yang waktu itu ahlinya sudah pensiun.
Berkat kembalinya Dr. Gemini Alam, M.Si., Apt (sekarang sudah guru besar) dari pendidikan S3, dan bersedia membimbing Islam hingga selesai. Setelah kuliah S2 sekaligus profesi Apoteker Islam tertarik mau belajar dengan sungguh-sungguh untuk menguasai dan fokus pada keilmuan Farmasi.
Apalagi dengan motivasi dari senior sekaligus teman seangkatan S2-nya, yang semuanya hampir berlatar belakang Dosen. Kemudian diterima di UNMUL, dan Islam berhasil melanjutkan S3 di UI.
Prestasi Bidang Farmasi
Penelitian yang paling berkesan yang dilakukan Islam adalah penelitian disertasinya, tentang Green Solvent yaitu penggunaan ionic liquid sebagai pelarut alternative yang merupakan pertama kali di Indonesia. Bersyukur dari penelitian tersebut telah menghasilkan beberapa publikasi jurnal internasional bereputasi hingga sekarang, yang sebelummya tidak pernah dicapai.
Adapun prestasi lain yang diraih Islam berupa penghargaan diantaranya; Penghargaan sebagai Penyaji Terbaik pada Seminar hasil Penelitian Peningkatan Kapasitas Riset (PKPT, Disertasi Doktor dan Tim Pascasarjana) yang telah selesai tahun 2017 dan Penghargaan telah menyelesaikan pendidikan Doktor dengan Predikat CUMLAUDE, pada Fakultas Farmasi UI oleh Rektor Universitas Indonesia.
Selain itu, Dosen dan peneliti di Departemen Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, ini pun berpengalaman dalam Farmakognosi Terbalik dan Kimia Obat dari Produk Alami.
Penelitian difokuskan pada studi teknik ekstraksi, ekstraksi hijau, skrining virtual, aktivitas skrining pada senyawa aktif dari produk alami untuk penemuan obat sebagai penyakit degeneratif.
Kesan Menjadi Dosen
Kesan dan pengalaman menarik selama menjadi dosen menurut Islam adalah waktu kerja yang fleksibel, dan yang paling berkesan adalah kompetisi untuk pemperoleh hibah penelitian, mulai dari penyusunan proposal, pengumunan, pengerjaan penelitian, hingga pelaporan yang selalu deadline.
Islam menuturkan, intinya yaitu kuasai ilmu dan terapkan ilmu tersebut sesuai bidang keahlian untuk melaksanakan tridharma (Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat).
Dan yang menjadi tantangan dosen adalah harus mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bergerak begitu cepat. Kalau tidak bisa mengikuti maka akan tergilas.
Suka Duka Menjadi Dosen
Bagi Islam suka dalam menjadi dosen adalah dengan menyebarkan ilmu pengetahuan, tanpa sadar kita telah manabur benih-benih amal yang akan terus menerus bertambah selama ilmu itu digunakan oleh manusia.
Adapun dukanya yaitu, dosen tidak bisa kaya, karena gajinya standar, jadi kalau mau kaya harusnya jadi pengusaha. Tetapi dosen kaya dengan pahala untuk tabungan akhirat.
Target Kedepan
Sembilan tahun menjadi dosen, Islam pun memiliki target setiap tahunnya. Diantaranya, yang menjadi target dalam waktu dekat adalah menyelesaikan penelitian yang dibiayai oleh Pemerintah dan Swasta.
Pemilik moto hidup “Selalu Mengikhtiarkan yang Terbaik” ini pun ingin meraih karir tertinggi sebagai dosen yaitu guru besar (professor) sebelum usia 38 Tahun (target tahun depan). Sekarang dalam proses pengajuan, ia pun berharap semoga prosesnya berjalan lancar.
Luncurkan Buku Terbaru
Islam mengatakan, menulis buku adalah kewajiban bagi dosen, minimal buku bahan ajar. Untuk memudahkan mahasiswa karena memiliki pegangan literatur. Karena kewajiban tersebutlah yang melatarbelakanginya ingin menulis, meskipun tidak semua dosen bisa menulis.
Untuk menulis satu buku, paling sedikit 3 bulan karena menurutnya materi-materinya adalah merupakan bahan ajar mata kuliah yang ia ajarkan. Sehingga dalam proses penyusunannya bisa hanya dalam 3 bulan. Meskipun diperlukan beberapa bulan sebelumnya digunakan untuk mengumpulkan literatur.
Buku terbarunya yang berjudul “Pengantar Ilmu Farmasi dalam Tinjauan Filsafat dan Historis” tersebut memang ditargetkan utama untuk mahasiswa. Namun Islam mengatakan, tidak terbatas juga bagi masyarakat luas yang ingin memahami lebih dasar tentang farmasi ditinjau dari aspek historis dan filosofisnya.
Karena dalam buku tersebut terkandung esensi sebenarnya yaitu berupa gambaran ringkas atau boleh dikatakan kisi-kisi tentang sejarah, pengertian filosofis, serta segala aspek yang menyertainya dalam bidang Kefarmasian.
Buku ini pun wajib dimiliki pembaca, karena buku ini secara lugas dan lengkap membahas secara fundamental tentang ilmu farmasi ditinjau dari aspek historis dan filosofisnya.
“Saya berharap dengan membaca buku ini, akan memberikan wawasan dan gambaran ilmu farmasi dari masa lampu hingga masa yang akan datang.
Alasan Pilih Penerbit Buku Khusus Pendidikan
Alasannya, menerbitkan buku di Penerbit Deepublish karena penerbit tersebut khusus menerbitkan buku pendidikan dan yang paling utama adalah biaya publikasinya murah, dan cepat prosesnya.
“Awalnya dapat info dari teman, ditambah testimoni dari penulis-penulis yang telah menerbitkan bukunya terdahulu di Deepublish,” ungkapnya.
Adapun benefit lainnya yang diperoleh yaitu, harga buku terjangkau oleh mahasiswa sehingga jumlah eksemplar yang dicetak cepat habis. Meskipun masih banyak yang pesan, tapi karena kesibukan Islam tidak sempat lagi mengurusnya.
Selain itu, dengan pelayanan yang baik dan ramah menjadi salah satu alasan ia memilih penerbit tersebut. (duniadosen.com/titis ayu w)