Bagi para dosen di Indonesia yang mencari hibah penelitian, Anda bisa berpartisipasi dalam kegiatan Call for Expression of Interest – INUCoST Matchmaking Proposal Batch 2. Kegiatan matchmaking ini diselenggarakan oleh lima perguruan tinggi di Indonesia, salah satunya oleh Universitas Indonesia (UI).
Kegiatan matchmaking merupakan salah satu tahapan di dalam program INUCost (Indonesian-Netherlands Universities Consortium for Sustainable Futures – Konsorsium Perguruan Tinggi Indonesia-Belanda untuk Masa Depan Berkelanjutan).
INUCoST sendiri termasuk program hibah baru, dimana pertama kali diselenggarakan di tahun 2024 untuk Batch 1. Kemudian Batch kedua baru diumumkan pelaksanaannya di pertengahan tahun 2025 oleh lima perguruan tinggi yang tergabung. Berikut informasinya.
Dikutip melalui website resmi Universitas Indonesia, diumumkan penyelenggaraan kegiatan Call for Expression of Interest – INUCoST Matchmaking Proposal Batch 2. Sesuai dengan namanya, kegiatan ini bertujuan memberi kesempatan bagi dosen di Indonesia menyatakan minatnya untuk melakukan penelitian yang diusulkan ke program INUCoST.
Kemudian disusul dengan kegiatan matchmaking secara daring melalui Zoom Meeting. Kegiatan matchmaking sendiri di dalam konteks program INUCoST adalah tahap pertemuan para dosen yang berminat dalam program hibah ini untuk membentuk tim kolaborasi penelitian.
Setiap dosen yang memiliki rencana penelitian dengan topik relevan bisa berpartisipasi. Sehingga bisa saling bertatap muka untuk membahas topik tersebut dan rencana melakukan penelitian kolaborasi.
Para dosen dengan topik penelitian yang sama, kemudian merasa menemukan kecocokan untuk berkolaborasi. Maka nantinya akan mulai menyusun proposal penelitian bersama untuk diajukan dalam program INUCoST Batch 2.
Kegiatan Call for Expression of Interest – INUCoST Matchmaking Proposal Batch 2 akan diselenggarakan oleh lima perguruan tinggi di Indonesia yang tergabung dan mendukung program INUCoST.
Mencakup Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, dan juga Universitas Mulawarman. Sementara ini, UI yang sudah mengumumkan kegiatan penyampaian minat dan jadwal tahap matchmaking untuk program INUCoST Batch 2 tersebut.
Dalam kegiatan Call for Expression of Interest – INUCoST Matchmaking Proposal Batch 2 yang diselenggarakan Direktorat Pendanaan dan Ekosistem Riset Universitas Indonesia, nantinya akan membahas dua topik utama dalam program INUCoST.
Yakni topik Health (Kesehatan) dan Resilient and Connected Society (Masyarakat yang Tangguh dan Terhubung). Dua topik penelitian ini yang menjadi fokus utama dalam program INUCoST Batch 2. Berikut penjelasannya:
Topik penelitian pertama yang akan dibahas di dalam kegiatan matchmaking adalah Kesehatan. Kegiatan matchmaking topik Kesehatan dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting pada Senin, 14 Juli 2025.
Pembahasan topik ini diharapkan mampu mendorong para dosen yang meneliti topik kesehatan bisa ikut serta sehingga para dosen dengan topik penelitian yang sama bisa menemukan kecocokan untuk berkolaborasi.
Sejalan dengan ketentuan topik Kesehatan di program INUCoST Batch 2, nantinya ada tiga pilihan subtopik penelitian, yakni Public Health (Kesehatan Masyarakat), Non-Communicable Disease (Penyakit Tidak Menular), dan Mental Health (Kesehatan Mental).
Jadi, bagi para dosen di Indonesia yang berencana melakukan penelitian di bidang kesehatan dengan topik penelitian yang masuk dalam ketiga subtopik program hibah INUCoST tersebut, silakan bisa berpartisipasi dengan ikut serta di kegiatan matchmaking yang diselenggarakan UI.
Topik kedua di dalam kegiatan Call for Expression of Interest – INUCoST Matchmaking Proposal Batch 2 adalah Masyarakat yang Tangguh dan Terhubung. Topik ini dibahas secara daring melalui Zoom Meeting pada Selasa, 15 Juli 2025.
Pada topik ini, para dosen yang memiliki rencana penelitian kolaborasi di bidang ilmu STEM dan ilmu sosial bisa ikut serta. Terutama untuk dosen yang memiliki rencana penelitian sesuai dengan topik tersebut, maupun beberapa subtopik dalam INUCoST Batch 2.
Pada topik Masyarakat yang Tangguh dan Terhubung dijabarkan kembali menjadi tiga subtopik penelitian, mencakup:
Bagi para dosen di Universitas Indonesia dan perguruan tinggi lain yang berminat dalam kegiatan Call for Expression of Interest – INUCoST Matchmaking Proposal Batch 2, Anda bisa segera melakukan pendaftaran, diawali dengan pengisian dan pengunggahan CV.
Pengisian CV bisa dilakukan melalui tautan berikut https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSf2c9UreP06j3uN3OhAC0RvaAzd7uYDO3elr9PcuA_Ecduxxg/viewform. Silakan mengisi data sesuai ketentuan dalam form.
Setelah mengisi CV dan mengunggahnya melalui form Google Docs, Anda bisa mengikuti kegiatan matchmaking secara daring yang dijelaskan di atas. Disusul dengan kegiatan penyusunan proposal penelitian kolaborasi secara hybrid.
Dari pihak UI sendiri, penyusunan proposal penelitian dijadwalkan pada 21–22 Agustus 2025 di Kampus UI Depok. Proposal yang disusun bersama hasil kegiatan matchmaking kemudian dikumpulkan, yakni maksimal pada 7 Oktober 2025.
Informasi lebih rinci mengenai kegiatan Call for Expression of Interest – INUCoST Matchmaking Proposal Batch 2 yang diselenggarakan UI. Bisa mengunjungi website resmi UI atau akses melalui tautan berikut https://research.ui.ac.id/research/pengumuman/call-for-inucost-matchmaking-proposal-batch-2/.
INUCoST (Indonesian-Netherlands Universities Consortium for Sustainable Futures) atau Konsorsium Perguruan Tinggi Indonesia-Belanda adalah program hibah penelitian berbentuk konsorsium antara dosen di perguruan tinggi Indonesia dengan Belanda.
Program ini terselenggara atas hasil kerjasama antara Leiden-Delft-Erasmus Universities (LDE) dengan lima perguruan tinggi di Indonesia. Yakni sesuai penjelasan sekilas di atas, mencakup Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, dan juga Universitas Mulawarman.
LDE yang berbasis di Belanda terbentuk dari hasil kerjasama antara tiga perguruan tinggi terkemuka di negara tersebut. Yakni Leiden University, Delft University of Technology (TU Delft), dan Erasmus University Rotterdam.
LDE kemudian menyelenggarakan berbagai program hasil kerjasama di dalam kegiatan pendidikan dan penelitian. LDE sendiri berhasil menjalin kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di dunia, termasuk dari Indonesia yang kini ada lima perguruan tinggi.
Salah satu program hasil kerjasama LDE dengan lima perguruan tinggi dari Indonesia tersebut adalah program INUCoST. Program ini menyediakan pendanaan penelitian kolaborasi antara dosen lintas perguruan tinggi dan lintas bidang keilmuan di Indonesia. Bersama dosen dari negara Belanda.
Program hibah bertajuk INUCoST pertama kali diselenggarakan di tahun 2024 dan bertajuk INUCoST Batch 1. Kemudian Batch 2 resmi diselenggarakan di pertengahan tahun 2025, dimana saat ini sudah akan masuk ke tahap matchmaking. Salah satunya pengumuman undangan matchmaking dari UI yang dijelaskan sebelumnya.
Penelitian kolaborasi antara dosen di Belanda dengan dosen dari Indonesia nantinya akan didukung pendanaannya. Pendanaan dari dosen di Belanda akan ditanggung pihak LDE. Sementara pendanaan penelitian dosen dari Indonesia akan ditanggung LPDP.
Berdasarkan penyelenggaraan di Batch 1, INUCoST dikelola oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) sekarang DPPM (Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) yang dinaungi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Sehingga pendanaan penelitian dalam program ini akan ditanggung bersama antara DPPM dengan LPDP. Meskipun dalam program hibah INUCoST hasil kerjasama LDE dengan lima perguruan tinggi di Indonesia yang sudah disebutkan. Namun, program ini bisa diakses seluruh dosen di berbagai perguruan tinggi yang dinaungi Kemdiktisaintek.
Tentunya dengan adanya beberapa ketentuan. Salah satunya, anggota pengusul minimal ada satu orang dosen dari salah satu perguruan tinggi yang bekerjasama dengan LDE. Selain itu, para dosen yang masuk tim pengusul juga wajib memenuhi persyaratan lain sesuai ketentuan DPPM selaku pengelola program.
Dari pihak LDE sendiri, dalam buku panduannya menjelaskan bahwa mendukung kolaborasi penelitian antar dosen dari berbagai bidang keilmuan. Sebab ada banyak topik penelitian yang tercakup dalam program hibah yang diselenggarakan.
Kemudian berfokus pada pencarian solusi atas sejumlah masalah global. Dimana tidak memungkinkan untuk ditangani oleh beberapa peneliti di bidang keilmuan yang sama. Pihak LDE juga mensyaratkan seluruh dosen yang proposalnya disetujui wajib mendapat dukungan dari perguruan tinggi asal (di Indonesia).
Sementara untuk kriteria atau persyaratan pengusul, pada penyelenggaraan Batch 1 ditetapkan DRTPM. Kemungkinan besar pada penyelenggaraan Batch 2 juga mengikuti persyaratan yang sama. Berikut rinciannya:
Sebagai informasi tambahan, dari pihak DPPM sendiri belum menerbitkan pengumuman mengenai INUCoST Batch 2. Sehingga belum ada buku panduan maupun surat edaran yang bisa diakses melalui laman BIMA.
Jadi, untuk detail persyaratan jika memang ada perubahan bisa menunggu pengumuman lebih lanjut. Selain itu, bisa update informasi terkini program ini melalui website resmi dari lima perguruan tinggi yang sudah disebutkan.
Terkait pendanaan di dalam program hibah penelitian INUCoST Batch 2, sesuai ketentuan akan disediakan dua pihak. Kebutuhan dana para peneliti asal Belanda disediakan oleh pihak LDE. Sementara peneliti dari Indonesia disediakan LPDP.
Adapun untuk besaran pendanaan bagi peneliti asal Indonesia adalah Rp600 juta per proposal untuk per tahun. Sementara durasi penelitian dalam program ini sendiri multitahun dengan maksimal durasi tiga tahun.
Bagi peneliti atau dosen asal Indonesia, ketentuan penggunaan dana mematuhi aturan yang ditetapkan DPPM. Pada Batch pertama, pendanaan untuk dua jenis pengeluaran atau biaya, yakni biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Biaya langsung mencakup biaya langsung personil dan nonpersonil mencakup untuk kebutuhan gaji tim peneliti dan seluruh SDM yang dibutuhkan dalam proyek penelitian yang didanai.
Biaya tidak langsung adalah untuk biaya-biaya yang dibutuhkan dalam mendukung jalannya proyek penelitian. Misalnya biaya untuk monitoring internal, biaya administrasi, dan lain sebagainya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam program INUCoST sendiri, diketahui ada beberapa tahapan untuk mendukung kelancaran penelitian kolaborasi yang didanai. Secara garis besar, tahapan dalam program ini mencakup enam tahapan. Berikut penjelasan dan jadwalnya di Batch 2:
Tahap yang pertama merupakan tahap penyampaian minat untuk mengikuti proses seleksi program INUCoST Batch 2. Bagi peneliti dari Indonesia, penyampaian minat ditandai dengan mengajukan CV.
Pengajuan CV maksimal dilakukan sampai 30 Juni 2025. Sesuai dengan jadwal yang sudah dirilis oleh pihak UI yang merupakan salah satu Perguruan Tinggi konsorsium INUCoST.
Tahap kedua adalah tahap matchmaking. Secara sederhana, tahap ini adalah tahap dimana para peneliti bertatap muka dan berkomunikasi. Kemudian menjalin kesepakatan dalam melaksanakan kolaborasi untuk kegiatan penelitian.
Pihak UI sendiri menyelenggarakan tahap matchmaking secara daring sesuai penjelasan di atas. Tahap ini terbagi dalam dua jadwal berbeda sesuai dengan dua topik penelitian yang didanai dalam program INUCoST Batch 2.
Tahap yang ketiga adalah mengikuti workshop penyusunan proposal penelitian kolaborasi. Artinya, para peneliti yang sepakat melakukan kolaborasi penelitian akan masuk ke tahap penyusunan proposal usulan bersama-sama.
Pihak UI dalam tahap ini menyelenggarakan workshop secara hybrid untuk setiap dosen yang sudah sepakat berkolaborasi di tahap matchmaking. Penyusunan proposal dari UI dijadwalkan pada 21–22 Agustus 2025.
Proposal yang disusun kemudian dikumpulkan ke pihak UI, maksimal di 7 Oktober 2025. Jika mengikuti tahap ini dari Perguruan Tinggi konsorsium INUCoST selain UI, maka jadwal bisa menyesuaikan.
Tahap keempat adalah mengenai pengembangan atau penyesuaian proposal penelitian yang diusulkan. Baik mengenai aspek substansi maupun RAB atau rencana anggaran di dalamnya. Pada tahap ini, proposal akan dinilai sesuai ketetapan Kemdiktisaintek.
Proposal yang sudah disetujui oleh Kemdiktisaintek, maupun yang diminta melakukan revisi atau penyesuaian. Kemudian dikirimkan ulang untuk menentukan hasil seleksi tahap akhir.
Tahap keenam adalah tahap menilai proposal usulan atau tahap seleksi. Kemudian disusul dengan tahap pengumuman hasil seleksi. Dijadwalkan pada awal November 2025 sudah bisa diumumkan proposal mana saja yang akan didanai dalam program INUCoST Batch 2.
Bagi para dosen dari berbagai perguruan tinggi dan dari berbagai bidang keilmuan yang tertarik mengikuti program hibah INUCoST Batch 2. Maka bisa mengikuti tahap penyampaian minat.
Penyampaian minat ditandai dengan mengirimkan CV ke salah satu Perguruan Tinggi konsorsium INUCoST. Silahkan masuk ke website resmi salah satu perguruan tinggi tersebut. Jika memilih UI, Anda bisa mengunggah CV melalui tautan berikut https://research.ui.ac.id/research/pengumuman/call-for-inucost-matchmaking-proposal-batch-2/. Informasi lainnya bisa membaca buku panduan INUCoST yang juga bisa diunduh di tautan tersebut.
Mencari informasi terkait regulasi AI untuk penelitian ilmiah tentu penting. Sebab dalam kegiatan penelitian tentu…
Sudahkah mulai mengecek atau mencari tahu tren publikasi akademik atau publikasi ilmiah? Termasuk juga prediksi…
Salah satu strategi meraih hibah penelitian Kemdiktisaintek adalah menghindari kesalahan dalam menulis proposal usulan. Tahap…
Mencari informasi dan mempelajari tata cara menulis kerangka proposal yang berpeluang lolos hibah, tentu menjadi…
Meraih hibah penelitian bisa dimulai dengan mencari dan mempelajari contoh proposal hibah penelitian. Yakni proposal…
Sejalan dengan pengumuman hasil klasterisasi perguruan tinggi pada Oktober 2025 lalu, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains,…