Pembukaan Hibah Penelitian International Education Innovation Fund (IEIF) ASEAN Research Collaboration Project 2026
International Education Innovation Fund (IEIF), resmi mengumumkan pembukaan pendaftaran ASEAN Research Collaboration Project. Program ini termasuk dalam hibah penelitian berskala internasional.
Bagi para dosen dan peneliti muda yang baru merintis karir dan ingin mendapat peluang melakukan penelitian kolaborasi internasional sekaligus membuka jaringan kolaborasi internasional, maka bisa berpartisipasi dalam program hibah penelitian ini. Berikut informasi lengkapnya.
ASEAN Research Collaboration Project adalah program hibah penelitian yang diselenggarakan oleh Australian Government Department of Education (Kementerian Pendidikan Australia) yang ditujukan untuk mendukung kolaborasi penelitian antara peneliti dari negara ASEAN dan Timor Leste dengan peneliti dari Australia.
Oleh Australian Government Department of Education, program hibah ini dikelola oleh International Education Innovation Fund (IEIF). Dimana IEIF ini diketahui sebagai program pendanaan untuk mendukung inovasi di bidang pendidikan dari pemerintah Australia.
Penelitian yang didanai dalam hibah ini wajib dilaksanakan di Australia. Kemudian wajib berkolaborasi antara peneliti dari negara ASEAN (termasuk Indonesia) dan Timor Leste dengan peneliti dari Australia. Disediakan pilihan daftar lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang berbasis di Australia untuk diajak berkolaborasi oleh para pendaftar.
Durasi penelitian yang didanai dalam program ASEAN Research Collaboration Project tahun 2026 ini antara 1 bulan sampai maksimal 3 bulan. Pelaksanaan penelitian dimulai dari 2 Februari 2025 hingga 24 April 2026. Pendaftar program yang lolos seleksi, nantinya akan mendapat dukungan pendanaan totalnya sebesar AU$20,000 per proposal.
Program ini sendiri sudah resmi dibuka pendaftarannya sejak 6 Oktober 2025 lalu. Pendaftaran masih dibuka sampai 16 November 2025 mendatang. Sehingga masih ada waktu bagi peminat untuk mempersiapkan aplikasi pendaftaran.
Melalui program ini para peneliti pemula berkesempatan membangun kolaborasi penelitian internasional. Ketentuan lain dari program ini adalah bidang penelitian yang didanai, diantaranya adalah:
Sebagai program hibah, tentunya disediakan pendanaan untuk mendukung proyek penelitian para pendaftar. Sesuai penjelasan sebelumnya, dalam program ASEAN Research Collaboration Project 2026 disediakan pendanaan sebesar AU$20,000 per proposal.
Dana hibah penelitian ini tidak diberikan atau dicairkan sekali waktu. Melainkan dicairkan bertahap dan dibagi dalam beberapa kategori biaya. Berikut adalah detail komponen pendanaan yang yang dimaksud:
Komponen pendanaan pertama adalah tunjangan kedatangan atau establishment allowance. Penerima hibah akan mendapatkan tunjangan kedatangan sebesar $3,500.
Tunjangan kedatangan diberikan sekali saat penerima hibah tiba di Australia. Tunjangan ini bisa dimanfaatkan penerima program untuk membayar biaya perjalanan, biaya pengurusan visa, dan asuransi perjalanan.
Berikutnya adalah tunjangan bulanan sebesar $4,000 per bulan. Sesuai dengan namanya, tunjangan ini diberikan per bulan pada setiap penerima hibah. Kemudian bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup selama masa penelitian.
Tunjangan bulanan akan diterima rutin oleh penerima hibah. Yakni maksimal 3 kali, sesuai dengan batas maksimal durasi penelitian yang ditetapkan 3 bulan. Jadi, penting untuk memastikan penelitian bisa diselesaikan sesuai batas waktu maksimal tersebut. Sehingga biaya hidup di Australia akan ditanggung IEIF.
Penerima hibah juga akan menerima tunjangan keluarga sebesar $1,500 per bulan. Tunjangan ini akan diterima penerima hibah yang membawa serta keluarga selama melaksanakan penelitian di Australia.
Tunjangan diberikan rutin setiap bulan sampai maksimal 3 kali sesuai batas maksimal durasi penelitian yang didanai IEIF. Keluarga yang diajak bisa pasangan, anak, maupun lainnya.
Sedangkan untuk jumlah anggota keluarga yang diajak tidak dijelaskan ada ketentuan batasan. Detailnya bisa dikonsultasikan lebih dulu ke kontak narahubung IEIF yang sudah disediakan.
Dana hibah juga termasuk subsidi yang diberikan IEIF kepada lembaga penelitian atau perguruan tinggi yang menjadi tuan rumah (host). Besarannya $1,000 per bulan dan untuk per proposal.
Bagi host yang menerima kolaborasi lebih dari satu proposal dan lebih dari satu penerima program, maka tinggal dikalikan subsidi tersebut sesuai jumlah peneliti dari ASEAN dan Timor Leste yang berkolaborasi.
Jadi, seluruh fasilitas atau komponen pendanaan yang dijelaskan di atas jika dikalkulasikan, total maksimal AU$20,000. Biaya-biaya yang muncul selama kegiatan penelitian bisa memanfaatkan tunjangan bulanan yang dijelaskan. Selain itu, bisa memanfaatkan fasilitas penelitian dari lembaga penelitian yang menjadi tuan rumah (host).
Sebagai program hibah penelitian yang oleh pemerintah Australia diselenggarakan secara kompetitif. Tentunya terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh peminat program ASEAN Research Collaboration Project 2026. Berikut detailnya:
Bagi para dosen maupun peneliti dari Indonesia yang merasa sudah memenuhi syarat di atas, maka tentu sudah bisa mulai mempersiapkan aplikasi pendaftaran di program ASEAN Research Collaboration Project 2026.
Supaya persiapan aplikasi pendaftaran tidak sia-sia, maka pastikan sudah dikirimkan sebelum jadwal penutupan pendaftaran. Berikut adalah detail jadwal timeline program hibah dari pemerintah Australia tersebut:
Jadwal di atas tentunya masih bisa berubah sewaktu-waktu. Para peminat dan pendaftar program hibah bisa menunggu pengumuman lebih lanjut. Jadi, usahakan untuk rutin mengecek email yang digunakan mendaftar di program hibah ini.
Pendaftaran di program hibah bertajuk ASEAN Research Collaboration Project 2026 dilakukan secara online. Yakni melalui email yang sudah disiapkan oleh pihak penyelenggara, yakni di ieif.asean@rmit.edu.au. Berikut adalah beberapa dokumen yang wajib dilampirkan saat mengajukan pendaftaran:
Setiap dokumen tersebut wajib diberi nama sesuai dengan jenis dokumennya. Misalnya, jika dokumen adalah CV maka file dokumen diberi nama dengan format “nama pendaftar nama dokumen”.
Contohnya nama pendaftar adalah Andi Hariyanto dan untuk dokumen CV, maka nama file menjadi “Andi H CV”. Format penamaan yang diperbolehkan adalah sebagai berikut:
Nama pendaftar: Sarah Thorpe, maka format nama file dokumen administrasi pendaftaran adalah sebagai berikut:
Pastikan semua syarat administrasi pendaftaran tersebut sudah lengkap dan sudah dibuat dalam format sesuai ketentuan. Begitu juga nama file masing-masing dokumen sudah sesuai. Selanjutnya, bisa langsung dikirimkan ke email pendaftaran yang sudah dijelaskan di atas.
Apabila memiliki pertanyaan mengenai detail ketentuan syarat administrasi pendaftaran maupun hal lain berkaitan dengan program hibah. Maka bisa menghubungi kontak narahubung penyelenggara melalui email berikut ieif.asean@rmit.edu.au.
Informasi lebih rinci mengenai ASEAN Research Collaboration Project 2026 juga bisa dilihat di website resmi penyelenggara. Bisa diakses melalui tautan berikut https://www.rmit.edu.au/partner/hubs/asia-hub/ieif-asean.
Selain itu, pastikan juga sudah membaca buku panduan program untuk menghindari kesalahan saat mengurus pendaftaran. Buku panduan bisa dilihat maupun diunduh melalui tautan berikut https://www.rmit.edu.au/content/dam/rmit/au/en/for-business/hubs/asia-trade-and-innovation-hub/international-education-innovation-fund/ieif-asean-research-collaboration-project-guidelines.pdf.
Detail nama perguruan tinggi dan lembaga penelitian yang bisa diajak berkolaborasi dan menjadi host penelitian juga tercantum di buku panduan tersebut. Pastikan mendapat persetujuan kolaborasi lebih dulu sebelum melakukan pendaftaran ke ASEAN Research Collaboration Project 2026.
Program hibah ASEAN Research Collaboration Project 2026 tentu tepat untuk diperjuangkan para dosen dan peneliti pemula dari Indonesia. Sebab hibah penelitian ini termasuk hibah internasional bergengsi dan banyak diminati.
Selain itu, ada banyak manfaat bisa didapatkan jika berhasil menjadi penerima hibah ini. Misalnya ada potensi memiliki jaringan internasional. Namun, karena sifatnya kompetitif dan terbilang banyak diminati, sudah tentu persainganya ketat. Untuk memperbesar peluang lolos seleksi, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
Sebelum mengurus dan mempersiapkan aplikasi pendaftaran, penting sekali untuk memastikan sudah memenuhi syarat program. Salah satunya terkait kolaborasi dengan peneliti dari Australia. Kerjasamanya lewat institusi atau lembaga penelitian.
Hal ini tentu perlu diurus pertama kali, karena kolaborasi ini tentu butuh waktu untuk diproses. Sekaligus ada kesepakatan dari kedua belah pihak. Jika sudah ada kesepakatan, barulah mengurus proses pendaftaran program.
Tips yang kedua, usahakan untuk memastikan proposal yang disusun sudah sebaik mungkin. Dimulai dari penentuan topik, yang tentunya relevan dengan bidang keahlian dan linier dengan riwayat publikasi sebelumnya.
Selain itu, topik yang diteliti juga sesuai dengan bidang-bidang prioritas yang sudah ditetapkan dalam IEIF 2026. Penjelasan di dalam proposal juga harus jelas, sehingga tidak ada yang sulit dipahami atau bahkan ambigu. Sehingga lebih mudah dinilai oleh IEIF mengenai kelayakannya untuk didanai.
Sifat program yang kompetitif membuat proposal usulan bersaing dengan proposal lain. Tak hanya dari satu negara, melainkan dari beberapa negara anggota ASEAN sekaligus peneliti dari Timor Leste.
Maka penting sekali untuk menyusun proposal maupun outline penelitian yang jelas dan memenuhi ketentuan program. Ditambah, rencana penelitian tersebut memang berdampak. Jelaskan secara rinci tapi tetap ringkas mengenai dampak besar dari penelitian yang diajukan untuk didanai.
Selain harus sudah menjalin kolaborasi dengan perguruan tinggi atau lembaga penelitian di Australia, masih ada beberapa persyaratan umum dan persyaratan administrasi harus dipenuhi.
Sangat penting untuk memastikan sudah memenuhi semua poin tersebut. Salah satunya terkait jarak tahun kelulusan PhD dengan tahun dimana pendaftaran dilakukan. Yakni maksimal 8 tahun (lulus PhD maksimal di tahun 2017), sebab memang program hibah ini untuk peneliti pemula.
Tips berikutnya, tentu saja mulai menyiapkan kelengkapan administrasi pendaftaran jauh-jauh hari. Semua dokumen yang wajib dilampirkan sudah harus diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Termasuk proposal penelitian yang disusun memakai bahasa Inggris.
Jadi, melengkapi seluruh dokumen tersebut tentu memerlukan waktu lebih. Sebab selain harus diurus dan disesuaikan ketentuan, Juga harus disiapkan dalam format digital karena pendaftaran secara online melalui email. Pastikan Anda membaca buku panduan agar dokumen-dokumen tersebut dikirimkan sesuai ketentuan yang ada.
Melalui beberapa tips tersebut, tentunya jika diterapkan bisa membantu memperbesar peluang lolos seleksi. Sehingga masuk dalam daftar penerima program hibah ASEAN Research Collaboration Project 2026. Dimana tentunya akan menjadi pengalaman bergengsi dan menjadi nilai tambah untuk CV Anda.
Baca juga:
Mencari informasi terkait regulasi AI untuk penelitian ilmiah tentu penting. Sebab dalam kegiatan penelitian tentu…
Sudahkah mulai mengecek atau mencari tahu tren publikasi akademik atau publikasi ilmiah? Termasuk juga prediksi…
Salah satu strategi meraih hibah penelitian Kemdiktisaintek adalah menghindari kesalahan dalam menulis proposal usulan. Tahap…
Mencari informasi dan mempelajari tata cara menulis kerangka proposal yang berpeluang lolos hibah, tentu menjadi…
Meraih hibah penelitian bisa dimulai dengan mencari dan mempelajari contoh proposal hibah penelitian. Yakni proposal…
Sejalan dengan pengumuman hasil klasterisasi perguruan tinggi pada Oktober 2025 lalu, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains,…