Informasi

Internasionalisasikan Universitas, Undiksha Undang Ilmuwan Diaspora

Bali – 2019 menjadi  tahun yang sibuk bagi civitas akademika Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali. Pasalnya kampus tersebut kini tengah melakukan sebuah lompatan. Tahun ini, Undiksha mencanangkan sebuah program jangka panjang yakni menginternasionalisasikan universitas yang terletak di utara Bali ini.

Dalam rangka mewujudkan misi internasional tersebut serta memantapkan visi menjadi universitas unggul yang berlandaskan falsafah Tri Hita Kirana di Asia pada 2045, Undiksha melakukan terobosan dengan menggelar Focus Group Discussion Pemantapan dan Penguatan Publikasi Internasional dan Joint Research pada 11 Januari 2019 di Aula Undiksha. Narasumber yang dihadirkan dalam acara ini adalah Dr. Bagus Putra Muljadi, ilmuwan diaspora yang saat ini menjabat sebagai Director of Indonesia Doctoral Training Partnership di Nottingham University.

Dalam kesempatan ini, Dr. Bagus mengungkapkan bahwa Nottingham University siap menjalin kerja sama dengan Undiksha tentang pengembangan SDM di bidang ilmu tertentu. Terutama ilmu tentang Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Dr. Bagus juga menyampaikan beberapa hal terkait pembangunan akan dengan sangat mudah dilakukan oleh kampus di Indonesia apabila bisa memanfaatkan pengalaman dan koneksi yang dimiliki diaspora di mana pun mereka berada. Diaspora harus menjadi hubungan atau jembatan penghubung antara ilmuwan dalam negeri ke luar negeri. Output dari jalinan hubungan ini sendiri diharapkan tidak hanya berhenti pada perkenalan, tetapi masuk ke kolaborasi untuk menghasilkan suatu publikasi.

”Melalui kolaborasi, kaca mata penelitian kita menjadi luas karena multidisiplin. Misalnya menggabungkan antara science dan engineering atau antara olahraga dan teknologi, dan masih banyak lagi bidang lainnya,” ujar Dr. Bagus dilansir sumberdaya.ristekdikti.go.id.

Publikasi bagi seorang dosen di Indonesia sendiri merupakan sebuah kewajiban yang sudah diatur dalam Permen 20 tahun 2017 Kemenristekdikti. Sebuah aturan yang sejak pertama kali diluncurkan, mungkin sampai hari ini banyak menuai kecaman dari dosen-dosen di berbagai universitas di Indonesia. Tidak banyak dosen Indonesia berhasil melihat Permen tersebut secara makro. Sehingga banyak universitas Indonesia belum bisa beranjak dari teaching university ke research university. Akan tetapi tidak semua universitas lantang menyuarakan penolakan, salah satunya adalah Undiksha.

Rektor Undiksha, Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., pada kesempatannya berbicara di hadapan audiensi yang hadir dengan proporsi dosen, peneliti, dan pejabat Undiksha, mengatakan sejak pertama kali pemerintah mengeluarkan Permen 20 tentang kewajiban menulis jurnal dan dihilangkannya tunjangan bagi dosen yang tidak produktif, Undiksha salah satu kampus yang sama sekali tidak terlibat dalam aksi penolakan tersebut. Bahkan menurut pengakuan Dr. Jampel, Undiksha sudah terlebih dahulu mengeluarkan aturan menulis jurnal bagi seluruh dosen dibandingkan Kemenristekdikti dengan Permen 20-nya.

Sebagai pemimpin di kampus pendidikan terbesar di Pulau Bali, Dr. Jampel merasa gelisah lantaran produktivitas publikasi dosen Undiksha tidak begitu banyak. Kampus yang ditetapkan pada tanggal 11 Mei 2006 berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang Perubahan IKIP Singaraja menjadi Undiksha ini tercatat hanya baru menghasilkan publikasi tidak lebih dari 100 publikasi. Padahal potensi penelitian di alam tempat Undiksha berdiri sangatlah melimpah.

Demi mengubah citra Undiksha di mata publik, Dr. Jampel kemudian akhirnya membuat kampanye masif kepada pendidik dan tenaga pendidik untuk mendongkrak produktivitas publikasi karya. Bahkan di era kepemimpinannya, Undiksha telah membentuk tim pendamping khusus untuk mengontrol proses penelitian dan penulisan jurnal.

”Pengetahuan kita belum sampai ke sana. Kita masih perlu mengadopsi pengetahuan dan pembaharuan strategi dari luar yang salah satunya melalui Dr. Bagus. Kami ingin cepat mewujudkan visi itu. Paling tidak di tahun 2025, semuanya bisa tercapai,” ujarnya.

Alasan Dr. Jampel mendatangkan Dr. Bagus ke Undiksha bukan hanya berharap posisinya saat ini di Nottingham bisa membuka keran kerja sama, antara Undiskha dengan kampus tempat MRI dilahirkan. Selain itu, Dr. Jampel berharap sosok Dr. Bagus bisa menjadi inspirasi baru bagi seluruh civitas akademika Undiksha untuk menjadi ‘sosok ilmuwan muda berprestasi’.

Dr. Jampel berharap ke depannya Dr. Bagus tidak hanya datang ke Undiksha sebagai narasumber acara, tetapi jauh lebih dari itu. Bisa menjadi dosen tamu, reviewer, atau World Class Professor yang berguna mewujudkan misi menginternasionalisasikan Undiksha.

Redaksi

Redaksi

Recent Posts

3 Karakter Dosen untuk Pengembangan Indikator Kinerja Dosen

Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…

1 day ago

Pendaftaran Doha Institute Scholarship Jenjang S3 Tahun 2025 Dibuka!

Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…

1 day ago

Royal Thai Government Scholarship 2025 untuk Jenjang S2 dan S3

Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…

1 day ago

Program IASP 2025 untuk Dosen Kuliah S3 Gratis di Austria Resmi Dibuka!

Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…

6 days ago

Indikator Kinerja Dosen Sesuai Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…

6 days ago

Standar Minimum Pelaksanaan Hibah Penelitian dalam Indikator Kinerja Dosen

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…

6 days ago