Inovasi pembelajaran diketahui terus berkembang dan didukung oleh kemajuan teknologi. Inovasi ini menjadikan metode pembelajaran lebih beragam dan lebih menarik. Sekaligus menjadikan metode pembelajaran lebih efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Inovasi dalam pembelajaran bisa dikembangkan oleh pendidik, baik itu dosen maupun guru sejalan dengan kegiatan mengajar. Selain itu, bisa juga dikembangkan melalui kegiatan penelitian.
Bentuk inovasi dalam pembelajaran pun sangat beragam, beberapa diantaranya cocok diterapkan ketika mengajar Gen Z (generasi kelahiran tahun 1997–2012). Bagi para pendidik, mengenal dan menerapkan inovasi tersebut tentu menjadi penting.
Dikutip melalui website UIN Raden Intan Lampung, inovasi pembelajaran tersusun dari dua istilah atau dua kosakata. Yakni “inovasi” yang memiliki definisi sebagai suatu gagasan (ide), praktik, atau objek yang dapat dipahami sebagai sesuatu yang baru, atau mengadopsi dari sesuatu yang sebenarnya sudah ada dengan memodifikasinya.
Kata kedua adalah “pembelajaran” yang memiliki definisi belajar atau pembelajaran. Sehingga inovasi pembelajaran adalah pembaharuan pembelajaran yang dikemas atas dorongan gagasan barunya yang merupakan produk dari learning how to learn (mempelajari cara belajar) untuk melakukan langkah-langkah belajar, sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar.
Secara sederhana, inovasi dalam pembelajaran adalah ide, gagasan baru tentang berbagai faktor yang dapat mendorong terjadinya pembelajaran yang lebih baik dan tepat guna. Sehingga ada penemuan dan penerapan cara baru dalam proses pembelajaran.
Inovasi dalam pembelajaran lebih identik dalam pengembangan media belajar dan metode pembelajaran. Sehingga dikembangkan secara kontinyu oleh pendidik untuk bisa menyajikan bahan ajar dan metode pembelajaran yang lebih baik.
Semakin inovatif suatu bahan ajar dan metode pembelajaran, maka diharapkan semakin berkualita proses dan hasil pembelajaran tersebut. Pembelajaran yang berkualitas tentunya akan melahirkan generasi muda yang berkualitas juga.
Pengembangan dari inovasi pembelajaran tentu bukan tanpa tujuan. Dikutip melalui portal dring Antero Aceh, dijelaskan ada beberapa manfaat dari inovasi dalam pembelajaran. Yaitu:
Dalam metode pembelajaran konvensional atau di masa lalu, keterlibatan peserta didik sangat minim. Bahkan bisa disebut tidak ada. Sebab, pembelajaran berpusat pada pendidik.
Misalnya dosen yang akan menjelaskan materi perkuliahan dari awal sampai jam perkuliahan selesai. Sehingga mahasiswa hanya pasif di kelas, sebab hanya bisa mendengarkan apa yang disampaikan dosen.
Dilakukannya inovasi dalam pembelajaran mengubah hal tersebut. Dimana keterlibatan siswa dan mahasiswa meningkat. Sebab pembelajaran tidak lagi berpusat pada pendidik melainkan pada mereka. Misalnya lewat diskusi kelompok, pembelajaran berbasis proyek, dan sejenisnya.
Seberapa penting peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran? Ketika mereka terlibat maka akan menerapkan langsung ilmu teori dalam proses pembelajaran. Sehingga menguasai keterampilan praktis yang tentu lebih bermanfaat dalam keseharian mereka atau ketika terjun di dunia kerja maupun dunia usaha.
Manfaat kedua dari inovasi pembelajaran adalah meningkatkan keragaman gaya belajar. Sebab inovasi ini sekali lagi akan menghasilkan lebih banyak bahan ajar dan metode pembelajaran. Sehingga mempengaruhi gaya belajar peserta didik.
Jika dulunya peserta didik mentok belajar lewat buku. Kini dengan inovasi di bidang embelajaran, mereka bisa belajar dari buku elektronik, video edukasi, konten di website, podcast, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Sejalan dengan meningkatnya keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Maka akan membangun kompetisi yang sehat dalam proses tersebut. Kompetisi dalam pembelajaran sangat penting agar ada motivasi untuk belajar dan berprestasi.
Kompetisi yang sehat dilakukan dengan proses diskusi, memecahkan masalah bersama-sama, membangun suatu inovasi bersama, dan sebagainya. Sehingga kontribusi masing-masing akan diakui dan mendorong mereka belajar lebih giat.
Inovasi pembelajaran juga bermanfaat untuk mengasah kemampuan dalam berpikir kritis dan kreatif. Metode pembelajaran yang sudah memakai basis teknologi, kolaborasi, dan lain sebagainya akan mengasah keterampilan praktis.
Keterampilan praktis ini terasah karena peserta didik dituntut untuk berpikir kritis dalam memahami dan menganalisis suatu teori sampai masalah dan solusi. Kemudian akan berpikir lebih kreatif dalam menarik kesimpulan dan menari solusi.
Semakin terbiasa berpikir kritis dan berpikir kreatif selama pembelajaran. Maka kedua keterampilan ini akan semakin terasah baik. Memiliki dua keterampilan ini sangat penting karena akan diterapkan di berbagai bidang, apapun aktivitas dan tujuannya.
Inovasi pembelajaran memberi manfaat dalam meningkatkan peluang pembelajaran kolaboratif. Mayoritas metode pembelajaran hasil inovasi adalah berbasis kelompok. Baik itu kelompok diskusi, kelompok untuk membuat suatu proyek, dan sebagainya.
Metode pembelajaran seperti ini akan mendorong setiap peserta didik saling berinteraksi. Sehingga saling bekerjasama dan saling mendengarkan sampai saling menyampaikan pendapat atau pandangannya.
Model pembelajaran seperti ini akan membantu peserta didik lebih percaya diri agar bisa terlibat dalam diskusi. Sehingga mereka bisa mendapatkan kualitas dan hasil pembelajaran yang maksimal.
Manfaat menarik berikutnya dari inovasi pembelajaran adalah bisa meningkatkan akses ke layanan pendidikan. Seperti yang diketahui, biaya pendidikan di Indonesia dikenal mahal. Terutama di pendidikan tinggi karena bukan pendidikan wajib.
Akses ke pendidikan menjadi terbatas hanya untuk kalangan yang mampu secara finansial. Harapanya dengan inovasi terus menerus di pembelajaran, akses ke pendidikan terbuka untuk semua kalangan.
Sebab inovasi ini mendorong efisiensi biaya dan membuat biaya pendidikan lebih ekonomis. Misalnya mengubah perkuliahan tatap muka menjadi perkuliahan daring seperti di Universitas Terbuka (UT). Sehingga semakin banyak yang bisa mengenyam pendidikan tinggi sekalipun kuliah di rumah saja.
Manfaat selanjutnya dari inovasi pembelajaran adalah menjadi sarana dalam memperbaharui kurikulum. Kurikulum pendidikan di Indonesia sering dianggap sudah ketinggalan zaman.
Misalnya pada lulusan perguruan tinggi yang belum memiliki keterampilan sesuai kebutuhan pasar kerja. Hal ini tentu menjadi indikasi jika kurikulum yang diterapkan perlu segera diperbaharui agar relevan dengan kondisi dan kebutuhan masa kini.
Inovasi dalam pembelajaran membuka peluang untuk kurikulum bisa dikembangkan. Sehingga menjadi kurikulum yang lebih modern dan mencetak generasi penerus bangsa yang paham kondisi di lapangan.
Inovasi dalam pembelajaran juga efektif dalam meningkatkan keterampilan digital. Hal ini terjadi karena dalam pembelajaran modern biasanya melibatkan teknologi. Apapun metode pembelajaran yang diterapkan.
Jika pembelajaran berbasis game, maka akan melibatkan teknologi aplikasi pembuat game daring. Jika pembelajaran berbasis presentasi kelompok, maka peserta didik akan memakai teknologi AI dalam membuat slide presentasi dan mencari bahan.
Penerapan teknologi menjadi hal yang umum dijumpai pada pembelajaran modern di kurikulum masa kini. Sehingga membuat pendidik dan peserta didik sama-sama terlatih melek teknologi dan memanfaatkan dengan optimal untuk pendidikan.
Sebagaimana penjelasan di poin sebelumnya secara sekilas, inovasi pembelajaran mendukung akses ke layanan pendidikan. Sebab memberi efisiensi dari segi biaya penyelenggaraan pendidikan.
Efisiensi biaya bisa terjadi karena ada lebih banyak alternatif hemat dalam proses pembelajaran. Misalnya, mengganti penggunaan buku cetak dengan buku elektronik yang harganya lebih ekonomis.
Manfaat selanjutnya dari inovasi dalam pembelajaran adalah bisa meningkatkan kualitas pendidikan. Sebab dengan inovasi di bahan ajar dan metode pembelajaran. Maka ada peningkatan kualitas proses pembelajaran.
Semakin berkualitas proses pembelajaran, maka semakin berkualitas pula hasilnya. Apalagi dengan pembelajaran inovatif maka ada lebih banyak akses ke media pembelajaran. Sekaligus mengasah lebih banyak keterampilan bagi peserta didik.
Memahami secara lebih mendalam mengenai apa itu inovasi pembelajaran dan bagaimana mengembangkannya. Maka berikut beberapa contoh inovasi tersebut seperti dikutip melalui website SEVIMA:
Contoh yang pertama adalah dari tingginya keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pada masa lalu pembelajaran berfokus pada pendidik. Sehingga peserta didik cenderung pasif.
Kondisi ini membuat peserta didik kesulitan untuk tetap tertarik di kelas dan mudah terdistraksi. Lain halnya ketika mereka terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Mereka memiliki alasan kuat tetap di kelas dan ikut pembelajaran.
Kehadiran mereka akan diperhatikan oleh pendidik, kontribusi mereka juga akan dibutuhkan dalam kelompok maupun diskusi di kelas. Sehingga mereka terlibat sejak awal sampai akhir jam pembelajaran dan mengasah lebih banyak keterampilan praktis.
Contoh inovasi pembelajaran yang kedua adalah pembelajaran berbasis game atau permainan. Dimana didominasi oleh permainan daring baik dalam berbentuk kuis daring maupun game interaktif lainnya.
Model pembelajaran seperti ini sangat cocok diterapkan untuk semua generasi, termasuk Gen Z. Model pembelajaran ini sering disebut dengan istilah Game Based Learning atau GBL.
Pendidik perlu menyampaikan materi dalam bentuk permainan. Sehingga bisa memanfaatkan sejumlah platform yang mendukung hal ini. Dianjurkan untuk memberi reward atau merilis peringkat hasil permainan. Sehingga ada motivasi bagi peserta didik memberi yang terbaik selama bermain.
Inovasi pembelajaran juga bisa diterapkan dalam bentuk pembelajaran multimodal. Multimodal sendiri adalah menggunakan atau memiliki berbagai metode atau moda untuk melakukan sesuatu.
Pembelajaran jenis ini menggunakan berbagai media pembelajaran atau bahan ajar. Misalnya, jika dulu pembelajaran hanya berbasis buku teks. Maka kini bisa dikombinasikan antara buku teks dengan video edukasi, kuis daring, dan sebagainya.
Kombinasi beberapa media pembelajaran akan meningkatkan daya tarik materi di mata peserta didik. Sekaligus membuat mereka lebih fokus dan memahami materi dengan lebih baik. Apalagi jika memakai media pembelajaran yang mereka sukai.
Contoh selanjutnya dari penerapan inovasi pembelajaran adalah pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh. Dulunya, wacana pembelajaran daring hanya berupa wacana yang belum sempat terealisasi.
Baru kemudian setelah ada pandemi Covid-19, dalam tempo singkat justru pembelajaran daring diterapkan secara serentak di Indonesia. Pembelajaran daring adalah salah satu contoh invasi dalam pembelajaran.
Sebab dulunya proses belajar mengajar diketahui hanya bisa terjadi jika pendidik dan peserta didik mendatangi sekolah atau kampus. Namun dengan internet dan perangkat elektronik, pembelajaran berlangsung di luar institusi pendidikan. Yakni di rumah masing-masing.
Contoh inovasi pembelajaran selanjutnya adalah pembelajaran kolaboratif. Sebagaimana penjelasan sebelumnya, pada masa lalu pembelajaran fokus pada pendidik yang menyampaikan materi.
Namun, berjalannya waktu metode tersebut dianggap tidak lagi relevan dengan kondisi masa sekarang. Sehingga diubah untuk meningkatkan partisipasi peserta didik. Hal ini mendorong terjadinya pembelajaran kolaboratif.
Dimana ada proses pembentukan kelompok diskusi untuk menjelaskan suatu fenomena sampai memecahkan masalah. Diskusi antar peserta didik akan berjalan dan pembelajaran tidak lagi berpusat pada pendidik.
Inovasi pembelajaran diharapkan terus dilakukan, terutama oleh pendidik di Indonesia. Harapannya semakin banyak inovasi hadir dan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Namun, bagaimana pendidik bisa melakukan inovasi dalam pembelajaran? Dikutip melalui Edukasi Info, berikut langkah-langkah melakukan inovasi tersebut:
Tahap yang pertama adalah mengidentifikasi masalah maupun menganalisis kebutuhan dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang saat ini diterapkan bisa jadi menimbulkan masalah atau kurang sesuai kebutuhan.
Dalam melakukan inovasi di pembelajaran, tahap awal adalah memahami masalah yang ditimbulkan tersebut. Maupun ketidaksesuaiannya dengan kebutuhan peserta didik masa kini.
Misalnya, dalam pembelajaran konvensional sering dihadapi peserta didik kesulitan membeli buku sendiri. Mengatasi masalah ini, inovasi dalam pembelajaran dilakukan dengan menggunakan buku elektronik yang lebih mudah dan bisa dipinjamkan melalui perangkat elektronik.
Tahap kedua dalam melakukan inovasi pembelajaran adalah menyusun rancangan inovasi itu sendiri. Misalnya, ada masalah dimana akses ke buku ajar cetak tidak merata. Kemudian menyusun beberapa rancangan inovasi pembelajaran.
Mulai dari rancangan pembelajaran dengan buku elektronik, video edukasi, kuis daring, dan sebagainya yang tidak lagi memanfaatkan buku cetak. Rancangan ini disusun sesuai dengan masalah dan kebutuhan peserta didik.
Tahap ketiga adalah mengembangkan rencana inovasi dalam pembelajaran yang dibuat di tahap sebelumnya. Pada tahap ini, rancangan akan dibuat lebih detail agar penerapannya lebih mudah dan bisa dilakukan secepatnya.
Misalnya mengkaji rancangan dengan silabus dan kurikulum yang berjalan, kemudian menentukan tujuan pembelajaran, menetapkan kegiatan di pembelajaran, proses evaluasi, dan sebagainya. Sehingga rancangan inovasi sudah utuh dan bisa segera diterapkan.
Tahap berikutnya adalah melakukan uji coba pada rancangan inovasi yang sudah lengkap. Uji coba sendiri adalah proses penerapan langsung di lapangan. Misalnya ingin menggantikan buku cetak dengan buku elektronik, maka bisa membagikan buku elektronik sebelum pembelajaran dimulai.
Hal ini akan membantu peserta didik memahami ada perubahan media pembelajaran, dari konvensional ke versi digital. Mereka akan lebih siap dan lebih mudah beradaptasi. Sekaligus menilai apakah penggantian ini tepat atau justru sebaliknya.
Tahap kelima adalah proses evaluasi. Jika memang ada keluhan dari peserta didik maka perlu dievaluasi. Evaluasi membantu memahami kekurangan dari inovasi pembelajaran yang sudah disusun dan mencari solusi untuk memperbaikinya.
Tujuannya agar inovasi tersebut bisa bebas masalah dan keluhan jika diterapkan kembali. Sebab kekurangan yang ditemukan di pertemuan sebelumnya sudah didapatkan solusinya.
Inovasi pembelajaran bisa meningkatkan kualitas pendidikan suatu negara. Sehingga akan mendapat pengakuan internasional. Maka segala upaya dalam melakukan inovasi tersebut, sepatutnya didukung dan terus dilakukan.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…