Ini Tips Jadi Feminis Laki-laki dalam Lingkup Kerja, Pendidikan, dan Bermasyarakat.
Dalam bersosialisasi, maupun berada di ranah pendidikan dan dunia kerja keterlibatan laki-laki dan perempuan pasti tidak dapat dielakan. Namun, untuk bagaimana cara antara laki-laki dan perempuan bisa bersosialisasi dengan baik perlu adanya aturan. Keduanya harus memahami hak, norma, sopan santun untuk bisa berinteraksi dengan baik. Sehingga terciptanya ketenangan, kenyamanan, keamanan, baik dalam lingkup dunia kerja, pendidikan dan bermasyarakat.
Bagi sebagian orang, feminis dianggap melekat pada perempuan. Kerja feminis identik dengan kerja perempuan dalam memperjuangkan haknya. Padahal, tak hanya perempuan yang bisa menjadi feminis. Iyik, panggilan akrab Dr. Sri Wiyanti Eddyono, SH., LLM (HR) menganggap laki-laki pun memiliki andil besar dalam memperjuangkan hak perempuan.
”Feminis itu intinya kan mereka yang memperjuangkan hak-hak perempuan yang setara. Dia harus juga didukung oleh laki-laki yang mendukung gerakan keadilan yang lebih luas dan mempraktikkannya dalam sehari-hari. Laki-laki juga punya andil,” ungkapnya.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) tersebut menganggap bahwa perjuangan hak-hak perempuan perlu melibatkan banyak pihak, termasuk laki-laki. Bahkan, dalam kehidupan patriarkis seperti konteks Indonesia, peran laki-laki sangatlah diperlukan.
”Bukan hanya perempuan yang masuk dalam dunia patriarki, laki-laki terutama (terlibat-red),” tegasnya.
Iyik mencontohkan rekannya yang mendirikan Aliansi Laki-laki Baru (ALB). Aliansi ini merupakan gerakan feminisme yang bertujuan untuk mengajak laki–laki untuk terlibat dalam upaya penghentian kekerasan terhadap perempuan.
”Ada beberapa feminis perempuan merasa apa mungkin laki-laki jadi feminis? Mungkin. Saya merasa memperjuangkan hak-hak perempuan itu tidak cukup hanya dilakukan oleh perempuan,” ujarnya.
Lalu bagaimana seorang laki-laki dapat menjadi feminis yang turut andil memperjuangkan hak perempuan? Terutama dalam lingkup bermasyarakat, kerja, dan pendidikan. Iyik memiliki beberapa tips sebagai berikut:
Dengan mendukung gerakan keadilan gender, laki-laki dapat lebih peka dengan isu-isu keadilan gender, termasuk perempuan.
Laki-laki perlu lebih rendah hati, sehingga relasi kuasa antara laki-laki terhadap perempuan dalam sistem patriarki dapat diminamilisasi.
Laki-laki perlu speak up, terutama terkait perjuangan hak-hak perempuan yang termarjinalisasi.
Laki-laki dapat mendukung perjuangan hak-hak perempuan dengan cara melibatkan diri dalam berbagai kegiatan feminis yang sudah cukup banyak di Indonesia, salah satunya adalah Aliansi Laki-laki Baru (ALB).
Laki-laki tidak mengalami apa yang dirasakan oleh perempuan. Maka dari itu, laki-laki perlu lebih peka dengan isu perempuan sehingga lebih maksimal dalam melakukan perjuangan hak-hak perempuan.
(duniadosen.com/az)
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…