Tips

Ini Tiga Cara Meningkatkan Peringkat Perguruan Tinggi di Dunia Internasional

Semarang – Upaya untuk meningkatkan peringkat perguruan tinggi di dunia internasional dapat dilakukan melalui tiga cara. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir dalam pelatikan Rektor Universitas Diponegoro di Semarang, Senin (29/4) lalu.

Upaya ini dilakukan untuk mendukung rencana Mohamad Nasir yang menginginkan peringkat perguruan tinggi di Indonesia masuk ranking 500 dunia. Saat ini hanya tiga perguruan tinggi Indonesia yang masuk ranking 500 dunia yakni Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Univeritas Gajah Mada.

“Ada tiga cara yang kita tempuh (meningkatkan peringkat di dunia internasional). Satu staff mobility yaitu dosen asing yang harus bisa masuk ke perguruan tinggi untuk berkolaborasi, atau dosen dalam negeri yang keluar negeri. Output-nya adalah riset dan inovasi,” ujar Nasir dilansir dari news.okezone.com.

Mohamad Nasir menanggapi pertanyaan wartawan usai pelantikan Rektor Universitas Diponegoro. Ia menjelaskan tentang cara meningkatkan perguruan tinggi berperingkat internasional (dok. news.okezone.com/Taufik)

Untuk itu Nasir mendorong perguruan tinggi untuk lebih banyak merekrut dosen asing. Menurutnya, keberadaan dosen asing dinilai dapat memacu perkembangan riset dan inovasi sekaligus meningkatkan peringkat perguruan tinggi di dunia internasional. Jika staff mobility ini ditingkatkan maka seharusnya riset pun mengalami peningkatan.

Cara selanjutnya adalah meningkatkan pendanaan. Anggaran merupakan faktor penting lain dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Berdasarkan penuturan Nasir, pihak Kemenristekdikti telah mengajukan anggaran pendanaan kepada pemerintah termasuk pendanaan pendidikan tinggi berkelas dunia.

Dikutip dari nasional.sindonews.com, bahkan Ristkedikti telah menganggarkan 10 triliun untuk perguruan tinggi. Cara ketiga adalah student mobility. Upaya untuk meingkatkan perguruan tinggi berperingkat dunia internasional adalah dengan meningkatkan jumlah mahasiswa yang menempuh studi di Indonesia.

Namun cara ini pun masih menjadi polemik sejak tahun 2018 lalu terutama terkait dosen asing. Tirto.id pernah melansir tentang wacana gaji dosen asing mencapai Rp65 juta per bulan. Wakil Ketua Komisi X, Abdul Fikri meminta Nasir untuk mengkaji ulang wacana tersebut sebab akan memunculkan ketimpangan gaji antara dosen lokal dengan dosen asing. Apalagi dosen honorer di Indonesia masih digaji sebatas UMR.

“Ini soal kesetaraan dan martabat bangsa, bahwasanya fakta negara kita juga tidak kekurangan para tenaga ahli /dosen, akademisi, dan peneliti yang berkualitas, bahkan terbukti berprestasi di luar negeri,” tegas Fikri.

 

Redaksi

Redaksi

Recent Posts

Biaya Kuliah S3 di Dalam dan Luar Negeri

Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…

2 days ago

5 Tips S3 ke Luar Negeri dengan Membawa Keluarga

Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…

2 days ago

Syarat dan Prosedur Kenaikan Jabatan Asisten Ahli ke Lektor

Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…

2 days ago

Perubahan Status Aktif Dosen Perlu Segera Dilakukan

Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…

2 days ago

7 Jenis Kejahatan Phishing Data yang Bisa Menimpa Dosen

Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…

2 days ago

Cara Menambahkan Buku ke Google Scholar Secara Manual

Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…

2 days ago