Tips

Ingin Lolos Beasiswa S3 Luar Negeri? Simak Ini

Untuk mendapatkan beasiswa S3 luar negeri memang tidaklah mudah. Siapapun bisa memperolehnya asalkan tahu cara memperbesar kemungkinan untuk lolos. Seperti Daniel Richard Kambey yang terus mencoba memperoleh beasiswa S3 luar negeri, enam kali berturut-turut sampai akhirnya ia pun mendapatkannya.

Setelah enam kali akhirnya Daniel Richard Kambey berhasil mendapatkan beasiswa S3 Monbukagakusho dari pemerintah Jepang. Ia membagikan perjuangannya tersebut, Maret 2018 silam. Ia mengaku melamar beasiswa Monbugakusho sejak lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Upaya Daniel saat itu gagal dan ia melanjutkan pendidikan magister di Inggris dengan beasiswa.

Terhitung sejak 1 April 2018, ia menjalani pendidikan S3 di Jepang dengan beasiswa Monbugakusho. Ia mengambil Fakultas Pendidikan Medis di Universitas Tokyo.

“Saya menemukan Jepang adalah salah satu negara dengan kualitas pendidikan yang bagus. Sebuah laporan OECD pada 2015 menyebut Jepang mengungguli banyak negara dalam bidang kemampuan ilmu pengetahuan bagi anak-anak. Laporan itu juga menjelaskan Jepang sebagai negara dengan pencapaian luar biasa di bidang kesetaraan pendidikan,” kata Daniel, di kantor Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, dilansir dunia.tempo.co.

Alasan lain yang mendasarinya memilih Jepang adalah kualitas pendidikan bagus dan menurutnya Jepang dapat memberikan kesempatan untuknya melakukan riset di bidang pendidikan medis. Alasan ini juga didukung oleh fakta, pengembangan pendidikan medis Jepang sedang tumbuh. Selain itu jumlah pendidikan ahli kedokteran di Jepang sedang bertambah.

Kisah inspiratif lain datang dari Raeni, peraih beasiswa S3 LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan). Usai menyelesaikan pendidikan magister di University of Birmingharm, ia memutuskan untuk terus mengejar jejang pendidikan yang lebih tinggi. Sebenarnya, Raeni sendiri menjadi dosen di Universitas Semarang. Tetapi ia memilih untuk melanjutkan impiannya meriah gelar doktor terlebih dahulu sejak Oktober 2018.

Raeni berhasil menembus beasiswa S3 dan kuliah di University of Brimingharm Inggris (Foto: dokumentasi pribadi/ehef.id)

“Jangan mentargetkan waktu belajar. Sebaliknya belajar di mana pun dan kapan pun. Kepintaran atau kecerdasan seseorang tidak sepenuhnya berhubungan dengan apa yang kamu makan. Karena faktanya niat dan kemauan keras, bisa membuat orang yang makanan sehari-harinya hanya tahu tempe lebih sukses dibandingkan orang yang makan telur atau daging,” ungkap Raeni, dikutip dari ehef.id.

Ia menambahkan untuk mempertimbangkan reputasi universitas yang diminati mulai dari bagaimana pendidiknya, hingga peringkat universitas. Ia juga menekankan kepercayaan diri dan menunjukkan kulaitas yang unggul. Terakhir, meningkatkan kemampuan berkomunikasi aktif dalam bahasa Inggris.

 

Redaksi

Redaksi

Recent Posts

Biaya Kuliah S3 di Dalam dan Luar Negeri

Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…

1 day ago

5 Tips S3 ke Luar Negeri dengan Membawa Keluarga

Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…

1 day ago

Syarat dan Prosedur Kenaikan Jabatan Asisten Ahli ke Lektor

Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…

2 days ago

Perubahan Status Aktif Dosen Perlu Segera Dilakukan

Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…

2 days ago

7 Jenis Kejahatan Phishing Data yang Bisa Menimpa Dosen

Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…

2 days ago

Cara Menambahkan Buku ke Google Scholar Secara Manual

Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…

2 days ago