Informasi

Ingin Dapatkan Dana Hibah Riset? Ikuti Jejak Dosen Unpad yang Membanggakan Ini

Pada awal Mei lalu, dosen Universitas Padjajaran (Unpad) meraih prestasi membanggakan. Mereka berhasil peroleh hibah riset kolaborasi, yang berskala internasonal. Pihak yang memberikan hibah adalah The Engineering and Physical Sciences Research Council (EPSRC) – Global Challenges Research Fund (GCRF). Hibah ini mengolaborasikan peneliti dari bermacam negara untuk melakukan penelitian dan inovasi.

GCFR merupakan lembaga pendanaan yang bekerja sama dengan universitas, lembaga penelitian, pemerintah, dan sebagainya dalam menciptakan penelitian lingkungan dan inovasi. Tujuan dari GCFR adalah memaksimalkan kontribusi dari setiap komponen baik individu maupun kolektif. Lembaga ini memiliki anggaran mencapai lebih dari £7 billion (7 Miliar Poundsterling) untuk mendukung kegiatan penelitian entah di kawasan United Kingdom (UK) maupun di kawasan internasional.

Program hibah kolaborasi ini tidak hanya mengakomodasi riset. Akan tetapi hibah kolaborasi ini juga mengadakan workshop di Edinburgh maupun di Jatinangor. Sejumlah peneliti dari beragam negara dan perguruan tinggi nantinya akan turut dalam hibah internasional NERC dengan toik pengurangan sampah plastik di Asia Tenggara. Bagaimana, menarik bukan riset kolaborasi ini?

Ditjen Dikti juga Adakan Program Hibah Riset

Dunia akademis terutama di Indonesia, terdapat program hibah atau insentif penelitian. Program hibah riset ini diadakan oleh Ditjen Dikti. Selain hibah berskala nasional, dosen juga bisa mendapatkan hibah berskala internasional seperti pengalaman dua dosen Unpad ini. Apabila Anda seorang dosen dan gemar melakukan penelitian, tak ada salahnya segera berburu hibah internasional untuk menopang kegiatan penelitian yang Anda lakukan.

Dosen Unpad yang dimaksud adalah Noir Primadona Purba, M.Si., dan Ibnu Faizal, M.T. Keduanya merupakan dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Program riset mereka yang didanai dengan hibah tersebut pun tak jauh jauh dari isu kelautan. Dengan mengusung judul Assessment of the Impacts of Ocean Plastic Wastes in Developing Countries: A Case Study for Indonesia, Noir dan Ibnu meneliti tentang penjalaran sampah laut. Isu telah diteliti sejak tahun 2016 oleh mereka.

Selama kurang lebih empat tahun, mereka meneliti sampah laut dengan model osenografi. Pemilihan isu ini pun tidak bisa dilepaskan dari realitas sampah laut menjadi isu global. Sampah laut merupakan permasalahan lingkungan global. Apalagi data yang ditemukan pada tahun 2015 menunjukkan Indonesia sebagai negara kedua penyumbang sampah laut terbesar setelah Tiongkok. Inilah salah satu urgensi penelitian yang diangkat oleh Noir dan Ibnu.

GCFR merupakan lembaga pendanaan yang bekerja sama dengan universitas, lembaga penelitian, pemerintah, dan sebagainya dalam menciptakan penelitian lingkungan dan inovasi. (Sumber Foto: dok. mrc.ukri.org)

Proses Penelitian

Dengan dana hibah sebesar 50.000 Poundsterling, Noir dan Ibnu akan menajalankan riset kolaborasi bersama dengan akademisi dari Universitas Edinburgh Inggris. Akademisi tersebut bekerja di Loboratorium Energy System, bernama Prof.  Vengatesan Venugopal dan Dr. Encarni Medina Lopez.

Penelitian ini dilakukan di perairan Nusa Tenggara Timur, tepatnya di laut Sawu. Alasan penelitian diadakan di wilayah ini karena adanya potensi sampah dari Indonesia dikirim ke negara lain melalui Samudera Hindia. Mengingat laut Sawu adalah perairan terluar Indonesia.

Melalui riset ini, Noir dan Ibnu hendak membedah permasalahan sampah laut. Bukan hanya sebagai permasalahan lingkungan namun juga bisa menjadi permasalahan keamanan dan kualitas pangan, kesehatan, pariwisata, hingga perubahan iklim. Nantinya hasil penelitian dirancang untuk bahan mencapai Sustainable Development Goals.

“Sampah Laut seperti yang kita ketahui sangat mempengaruhi seluruh ekosistem laut, dari permukaan sampai dasar laut, dimana yang paling terlihat imbasnya adalah di pantai-pantai/pulau-pulau kecil. Selain itu, sampah laut juga menjadi ancaman bagi biota laut serta akan mempengaruhi kesehatan manusia itu sendiri,”papar Noir, dikutip dari unpad.ac.id.

Nah, manfaat penelitian ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan sampah di level nasional, regional, dan global.

Apakah Anda tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan dana hibah? Sebagai permulaan, Anda bisa mulai menyusun daftar hibah apa saja yang bisa dicoba dan persyaratan apa yang dibutuhkan. Anda bisa mengirim proposal apabila program hibah penelitian dari Ditjen Dikti telah dibuka. Kalau Anda ingin mendapatkan dana hibah dari lembaga internasional, juga tidak apa. Dana hibah bisa menjadi penunjang kelancaraan penelitian Anda.

Redaksi

Recent Posts

Biaya Kuliah S3 di Dalam dan Luar Negeri

Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…

5 days ago

5 Tips S3 ke Luar Negeri dengan Membawa Keluarga

Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…

5 days ago

Syarat dan Prosedur Kenaikan Jabatan Asisten Ahli ke Lektor

Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…

5 days ago

Perubahan Status Aktif Dosen Perlu Segera Dilakukan

Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…

5 days ago

7 Jenis Kejahatan Phishing Data yang Bisa Menimpa Dosen

Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…

5 days ago

Cara Menambahkan Buku ke Google Scholar Secara Manual

Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…

5 days ago