Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar mewujudkan implementasi salah satu dari tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat (PKM) melalui workshop Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada hari Rabu (5/7/2023).
Workshop ini diadakan di salah satu sekolah yang tergabung dalam Forum Kerjasama FKIP Unmas Denpasar yaitu SMP Dwijendra Bualu yang bertempat di Nusa Dua. Workshop ini terwujud dari hasil observasi yang dilakukan oleh tim PKM sebelumnya, dimana tim menemukan bahwa pemahaman dan partisipasi guru-guru dalam PTK masih perlu ditingkatkan. Selain itu, tim PKM juga menemukan bahwa PTK masih cukup asing bagi guru-guru SMP Dwijendra Bualu. Dari seluruh guru yang terlibat, hanya ada satu atau dua orang guru yang sudah pernah melakukan PTK dan familiar dengan metode PTK. Hal ini menjadi refleksi yang penting serta dasar dalam penyusunan dan perencanaan kegiatan ini.
Kegiatan ini diikuti oleh 2 orang dosen, 3 orang mahasiswa, beserta 12 orang guru SMP Dwijendra Bualu sebagai peserta. Kegiatan PKM ini didanai secara penuh oleh Unmas Denpasar melalui Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Unggulan Unmas Denpasar Tahun 2023. Hibah PKM Unggulan Unmas Denpasar ini menyediakan dana yang cukup besar untuk dosen-dosen Unmas Denpasar melakukan PKM sebagai salah satu kewajiban dosen.
Sebagai narasumber, Bapak I Putu Ade Andre Payadnya, S.Pd., M.Pd. menjelaskan dua materi pokok Pada materi pertama, Pak Andre menyampaikan bahwa PTK sangat penting bagi guru. Tidak hanya sebagai prasyarat peningkatan karir seorang guru, PTK juga menjadi tolok ukur partisipasi guru dalam perkembangan pendidikan.
Penelitian tindakan kelas atau yang biasa disingkat dengan PTK sebenarnya berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classroom Action Research (CAR). Artinya dari PTK adalah penelitian dengan melakukan tindakan oleh guru di dalam kelasnya sendiri. Kegiatan tersebut dilakukan melalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru. Dalam hal ini, PTK mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi siswa
“Guru yang baik adalah guru yang selalu belajar dan bertumbuh, serta berkontribusi pada kemajuan pendidikan melalui PTK” paparnya.
Lebih lanjut narasumber menerangkan bahwa guru yang professional haruslah memiliki kemampuan merencanakan proses belajar mengajar, melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar, menilai kemajuan proses belajar mengajar, dan menafsirkan serta memanfaatkan hasil penilaian kemajuan proses belajar mengajar.
Menurut narasumber, guru profesional selalu melakukan refleksi terhadap praktek pembelajaran yang telah dilakukannya. Guru haruslah memiliki kompetensi pengembangan profesi dengan melakukan penelitian sederhana dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, melakukan PTK bagi guru sangatlah signifikan.
Pada materi kedua, narasumber menjelaskan secara detail mengenai metodologi PTK. Dalam materi kedua ini, narasumber menekankan keefektifan dalam pelaksanaan PTK dimana masalah, metode, maupun pemaparan yang dibuat dalam PTK haruslah spesifik dan solutif serta menghindari penjelasan-penjelasan yang tidak relevan.
Pada bagian awal materi kedua, narasumber menjelaskan pengertian masalah dan strategi untuk dapat menemukan permasalahan di kelas sebagai bahan dalam menyusun PTK. Masalah yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kesenjangan antara ‘harapan’ dan ‘kenyataan’ yang dalam hal ini merujuk pada kemampuan siswa. Pada bagian berikutnya narasumber menjelaskan bagaimana cara menyusun latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat dari PTK yang baik. Dalam menyusun latar belakang, hal yang penting disampaikan adalah permasalahan, hasil observasi, solusi yang ditawarkan, penelitian pendukung, serta pernyataan penutup. Pada bagian rumusan masalah, tujuan, serta manfaat, narasumber menekankan pentingnya pengunaan pertanyaan yang sesuai serta manfaat yang bersifat menyeluruh.
Pada bagian tinjauan Pustaka, yang ditekankan adalah membuat tinjauan pustaka yang terfokus dan tidak melebar ke hal-hal yang tidak relevan. Pada bagian metodologi penelitian narasumber menekankan agar menyusun metodologi yang ringkas dan detail dengan menyampaikan secara lengkap informasi yang diperlukan. Pada bagian hasil dan pembahasan, hal yang paling ditekankan adalah bagaimana memilih informasi yang akan disajikan. Di bagian hasil, yang perlu disampaikan adalah hasil berupa data kuantitatif maupun kualitatif tentang hasil penelitian. Sedangkan, bagian pembahasan harus dapat menjawab pertanyaan ‘why’ yang merupakan alasan mengapa memperoleh hasil tersebut. Pada bagian akhir, narasumber menekankan pentingnya membuat kesimpulan yang menjawab rumusan masalah penelitian, saran yang bermanfaat, serta daftar pustaka yang sesuai dengan aturan penulisan.
Peserta diberikan pre-test dan post-test mengenai pemahaman mereka terhadap PTK. Hasil test tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan yang cukup signifikan dalam pemahaman peserta. Respon yang positif juga ditunjukkan oleh peserta yang merasa materi yang dipaparkan narasumber informatif dan menyeluruh.
“Saya sangat senang mengikuti workshop ini karena saya memperoleh informasi yang cukup lengkap mengenai PTK” papar salah satu guru. Peserta tidak hanya merasakan manfaat langsung dari pelatihan ini, tetapi juga mengapresiasi nilai-nilai yang dibawa oleh materi tersebut.
Saat narasumber memperkenalkan materi tentang PTK, para peserta dengan antusias mencatat setiap informasi yang disampaikan. Mereka merasa bahwa materi ini memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana menerapkan PTK dalam konteks kelas mereka masing-masing. Peserta merasa materi ini sangat relevan dan dapat langsung bisa terapkan dalam pembelajaran sehari-hari.
Peserta pelatihan menghargai pendekatan praktis dan kontekstual dari materi tersebut. Mereka menyadari bahwa PTK adalah alat yang kuat untuk memahami masalah dalam pembelajaran dan mengembangkan solusi yang efektif. Peserta merasa diberdayakan dengan keterampilan baru untuk mengidentifikasi masalah dan menguji tindakan perbaikan yang relevan.
Selama sesi pelatihan, peserta berbagi pengalaman mereka dan bertukar ide tentang potensi aplikasi penelitian tindakan kelas dalam konteks masing-masing. Peserta juga terinspirasi untuk melakukan PTK setelah melihat banyaknya manfaat yang dapat diperoleh.
Pada akhir pelatihan, peserta merasa diberdayakan dan siap untuk menerapkan PTK dalam praktik mengajar mereka. Mereka merasa memiliki alat yang diperlukan untuk menghadapi tantangan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan penelitian.
“Saya berterima kasih atas kesempatan ini. Materi yang disampaikan sangat bermanfaat bagi saya dan saya merasa lebih percaya diri untuk menghadapi setiap tantangan yang datang,” ujar salah satu peserta dengan rasa syukur.
Respon positif dari peserta pelatihan ini menunjukkan betapa pentingnya PTK dalam pengembangan profesionalisme guru. Mereka merasakan manfaat langsung dari materi yang disampaikan, dan semangat mereka untuk meningkatkan pembelajaran memberikan harapan baru bagi masa depan pendidikan yang lebih baik.
Di akhir sesi, Pak Andre sebagai narasumber membagikan salah satu buku yang ditulis yang berjudul “Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pak Andre berharap buku tersebut dapat menjadi pegangan serta panduan guru-guru SMP Dwijendra Bualu dalam melakukan PTK kedepannya.
Lebih lanjut, tim PKM mengharapkan guru-guru peserta pelatihan untuk aktif melakukan PTK. Tim PKM berprinsip akan memberikan bimbingan dan pendampingan untuk meningkatkan antusiasme dan partisipasi guru-guru dalam PTK sebagai salah satu bentuk pengembangan keilmuan.
Penulis:
I Putu Ade Andre Payadnya, S.Pd., M.Pd.
Dr. I Made Dharma Atmaja, S.Pd., M.Pd.
I Putu Dimas Sedana Arta
Azura Ningrum Septi Utami
Ida Bagus Krisna Indira Putra