IELTS adalah salah satu jenis tes untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris seseorang. Dalam IELTS setiap peserta tes akan menjalani beberapa sesi dengan bentuk soal yang berbeda-beda.
Sehingga diketahui kecakapan dalam hal membaca, menulis, dan bicara dalam bahasa Inggris. IELTS juga sering dijadikan syarat dalam program beasiswa dan penerimaan mahasiswa maupun pelajar baru dari luar negeri. Namun, apa sebenarnya IELTS itu?
IELTS memiliki kepanjangan International English Language Testing System. Secara umum, IELTS adalah sistem tes Bahasa Inggris internasional yang terpopuler di dunia untuk keperluan studi, bekerja dan imigrasi.
Secara sederhana, IELTS dapat didefinisikan sebagai bentuk tes untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris seseorang. Manfaat dari ikut tes ini adalah bisa mengetahui seberapa baik penguasaan bahasa Inggris yang dimiliki.
Selain itu, peserta tes nantinya akan menerima sertifikat nilai yang menunjukan hasil tes. Sertifikat ini bisa digunakan untuk memenuhi persyaratan administrasi dalam program beasiswa, penerimaan peserta didik baru, dan rekrutmen SDM di perusahaan luar negeri.
Dalam IELTS tidak ada istilah lulus dan tidak lulus, sebab tes ini akan memberi nilai dalam bentuk tingkat pemahaman peserta tes. Terdapat 9 band system untuk dasar penilaian dan skor rata-rata idealnya adalah 6 atau 6,5.
Jadi, IELTS dan TOEFL apakah sama? Meskipun keduanya sama-sama mengukur kemampuan bahasa Inggris seseorang. Akan tetapi ada perbedaan signifikan, TOEFL condong ke American English sedangkan IELTS condong ke British English.
Jadi, peserta tes bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, seorang dosen muda ingin ikut beasiswa S3. Jika beasiswa ke Inggris dan negara di bawah persemakmurannya maka lebih baik ikut IELTS.
Namun, jika beasiswa ke universitas di Amerika seperti Harvard University maka lebih cocok ikut TOEFL. Begitu juga untuk keperluan lainnya. Sebab meskipun sama-sama bahasa Inggris ada banyak kosakata yang memang berbeda.
Baca Juga:
Bicara mengenai IELTS adalah tes untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris maka akan membahas mengenai format tes. Sebagaimana dengan TOEFL, IELTS juga memiliki beberapa sesi tes. Yakni:
Listening merupakan sesi untuk mengukur kemampuan mendengarkan percakapan bahasa Inggris. Umumnya akan ada 4 rekaman yang akan didengarkan peserta tanpa diputar ulang. Baru kemudian mengerjakan soal berkaitan dengan rekaman.
Dalam listening di IELTS ada beberapa bentuk soal yang mungkin akan dihadapi para peserta tes, eperti:
Sementara untuk jumlah soal di sesi Listening umumnya ada 40 butir pertanyaan dan dikerjakan dengan durasi maksimal 30 menit.
Sesi kedua di dalam IELTS adalah sesi membaca atau Reading. Yakni sesi tes yang ditujukan untuk mengukur kemampuan membaca tulisan atau teks dalam bahasa Inggris.
Dalam sesi ini para peserta akan menerima soal yang umumnya sebanyak 40 soal dan diberi waktu mengerjakan 60 menit. Setiap soal berisi paragraf panjang dan disusul dengan pertanyaan. Bentuk soal sama seperti sesi Listening.
Sesi ketiga dalam IELTS adalah sesi menulis atau Writing yakni sesi untuk mengukur kemampuan menulis dalam bahasa Inggris. Bentuk soal di sesi ini adalah perintah untuk membuat esai, biasanya dua buah esai dengan topik berbeda.
Setiap esai disebut Task, karena ada dua maka ada Task 1 dan Task 2 yang dikerjakan maksimal selama 60 menit. Task 1 umumnya diminta menulis esai minimal 150 kata dan di Task 2 minimal 250 kata.
Sesi terakhir di dalam IETS disebut sesi berbicara atau Speaking, sesuai namanya sesi ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris. Dalam sesi ini diketahui berdurasi antara 11-4 menit dan terbagi menjadi 3 sesi lagi.
Setiap sesi, peserta tes akan menerima pertanyaan dari berbagai topik dan diminta memberi jawaban secara lisan. Sesi pertama, tes berlangsung 3-5 menit, sementara di tes kedua antara 1-2 menit, dan tes sesi ketiga 3-5 menit.
Durasi seluruh sesi tes adalah di bawah tiga jam yang terbagi menjadi 4 sesi tersebut. Apakah tes di semua sesi dijalankan di satu waktu? Jawabannya adalah tidak. Sebab rata-rata lembaga penyelenggara IELTS akan menggelar setiap sesi dengan jeda waktu.
Beberapa lembaga penyelenggara memberi jeda hanya beberapa jam untuk dua sesi, dan dua sesi lainnya diselenggarakan di hari berikutnya. Beberapa lembaga bahkan memiliki waktu sampai seminggu, sehingga ada jeda sampai 2 atau 3 hari sebelum pindah ke sesi selanjutnya.
Setiap orang memiliki alasan berbeda dalam mengikuti IELTS, ada yang berencana kuliah di luar negeri ada juga yang berencana tinggal atau bekerja. Maka IELTS kemudian dibedakan menjadi dua jenis, berikut penjelasannya:
Jenis yang pertama adalah IELTS General Training yang ditujukan untuk kebutuhan bekerja dan tinggal di negara yang menggunakan bahasa Inggris British. Misalnya di Inggris Raya dan Australia.
Jenis yang kedua dari IELTS adalah IELTS Academic, sesuai namanya jenis tes ini ditujukan untuk keperluan akademik. Misalnya untuk pelajar dan mahasiswa yang ingin menempuh pendidikan di negara dengan bahasa ibu bahasa Inggris British.
Meskipun ada dua jenis IELTS, akan tetapi sesi tes pada dasarnya sama. Hanya saja topik dan panjang pendek paragraf maupun soal yang dibacakan dalam rekaman biasanya berbeda. Selama kemampuan bahasa Inggris sudah bagus, dijamin hasil IELTS juga maksimal.
Lalu, adakah nilai tes minimal untuk IELTS? Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa di IELTS tidak ada istilah lulus dan tidak lulus. Semua peserta berapapun skor akhir akan sama-sama menerima sertifikat.
Hanya saja nominal di dalam skor tentu berbeda, dan dalam program beasiswa biasanya diminta skor minimal 6 atau 6,5. Namun, ada juga beasiswa yang menerima IELTS di bawah angka 6. Misalnya di Beasiswa Australia Award dengan syarat IELTS minimal 5,0.
Terkait nilai IELTS, ada 9 band system yang menentukan tingkat kemahiran bahasa Inggris peserta tes. Berikut detailnya:
Skor Band | Tingkat Keahlian |
---|---|
Band 1 | Bukan pengguna (bahasa Inggris) |
Band 2 | Pengguna terputus-putus |
Band 3 | Pengguna sangat terbatas |
Band 4 | Pengguna terbatas |
Band 5 | Pengguna sederhana |
Band 6 | Pengguna yang kompeten |
Band 7 | Pengguna yang baik |
Band 8 | Pengguna yang sangat baik |
Band 9 | Pengguna ahli |
Berapa biaya IELTS? IELTS adalah salah satu tes kemampuan bahasa Inggris dengan manfaat yang beragam. Pada aspek biaya tes memang ditentukan secara internasional, sehingga akan dijumpai biaya yang sama. Yakni di kisaran 255 USD atau sekitar Rp 3 jutaan.
Bagi Anda yang tinggal di Yogyakarta, tentu bisa menemukan beberapa lembaga penyelenggara tes IELTS. Silakan memilih yang kredibel. Contohnya seperti di CILACS UII yang bekerjasama dengan British Council (BC).
Baca Juga:
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…