I Gusti Bagus Rai Utama. Profesi dosen adalah profesi yang memberikan keseruan sekaligus tantangan. Seorang dosen memiliki kewajiban dan kebutuhan untuk terus beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu harus sigap dengan segala kebijakan baru yang diterapkan pada profesi dosen oleh pemerintah melalui Kemendikbud.
Dosen yang terbiasa mengembangkan diri, baik dari segi ilmu maupun pengalaman tentu akan lebih mudah beradaptasi. Apalagi saat ini para dosen tengah disibukkan dengan penerapan kebijakan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Yakni terkait penerapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Kebijakan Kampus Merdeka ini kemudian menciptakan tantangan baru bagi para dosen untuk keluar dari kebiasaan lama dalam mengajar. Jika dulunya dosen harus menjelaskan materi dari awal jam kuliah sampai akhir. Maka saat ini sudah dibuat sistem baru dimana mahasiswa memiliki peran lebih besar pada pelaksanaan pembelajaran.
Tak hanya itu, dosen juga harus bisa menikmati proses mengajar di luar lingkungan kampus. Baik itu mengajar di kampus lain maupun terjun langsung di industri melalui kegiatan magang industri. Lewat kebijakan ini, dosen kemudian tidak hanya dituntut untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun juga mampu memenuhi kebutuhan industri masa kini.
Menurut Dr. I Gusti Bagus Rai Utama S.E., M. Ma, M.A. seorang dosen yang bisa dikatakan sebagai dosen sejati adalah yang mampu melihat kondisi masyarakat dan juga dunia industri. Dosen harus mampu beradaptasi untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dan dunia industri tersebut.
Baca Juga: Dr. E. Siti Puryandani: Menjadi Dosen Harus Siap Menjadi “Pembelajar”
Harus Beradaptasi dengan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Profesi dosen di mata Dr. I Gusti Bagus Rai Utama adalah profesi yang diberi kemerdekaan untuk menuangkan ide, kreativitas, dan inovasi lewat berbagai karya. Salah satunya adalah lewat buku maupun karya tulis lainnya. Kebebasan ini didasarkan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencantumkan tiga tugas pokok seorang dosen.
Tugas pokok ini mencakup kegiatan mengajar, meneliti, dan kemudian mengabdi kepada masyarakat. Tugas pokok ini akan berhubungan erat dengan berbagai tugas tambahan yang wajib dijalankan para dosen untuk menjadi dosen sejati. Selain itu, penerapannya juga menuntut dosen untuk memiliki kemampuan beradaptasi yang baik.
Dosen harus selalu mengupdate ilmu pengetahuan dan juga teknologi. Jika tidak, maka harus menyiapkan mental untuk disebut sebagai “Dosen Jadul”. Menjadi dosen jadul tentu membawa banyak kesulitan untuk bisa fokus menekuni profesi satu ini. Apalagi profesi dosen diakui oleh Dr. I Gusti Bagus Rai Utama bukanlah profesi yang bisa diandalkan untuk bisa hidup sejahtera.
Gaji yang tidak terlalu besar membuat siapa saja yang menekuni profesi ini harus sigap mengembangkan diri. Lewat kemampuannya mengembangkan diri dan mampu mengelola keuangan dengan baik, maka segala tugas dosen bisa dijalankan dan kehidupan ekonomi pun akan membaik dengan sendirinya.
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama juga mengatakan bahwa setiap tahunnya seorang dosen akan bertemu mahasiswa baru. Mahasiswa ini masih muda dan penuh energi sekaligus semangat menuntut ilmu. Mahasiswa baru ini kemudian menciptakan tantangan bagi dosen untuk bisa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebab, mahasiswa di era sekarang lebih kritis apalagi pengetahuan apapun bisa diakses di internet. Jika dosen tidak bisa mengikuti maka tidak menutup kemungkinan mahasiswa akan menjadi lebih pintar dari dosen itu sendiri. Jadi, dosen harus mau dan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar bisa mendampingi para mahasiswa dengan baik.
Dengan adanya kebijakan Kampus Merdeka, maka dosen mendapat kesempatan emas untuk bisa lebih berkembang lagi. Sebab di dalam kebijakan baru inilah dosen bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman baru dalam mengajar. Sebab tidak lagi hanya aktif mengajar di satu kampus, bisa ke kampus lain.
Selain itu juga bisa mengikuti magang di bidang industri, yang membuat dosen bisa terjun langsung di dunia industri. Antara teori dan praktek tentu akan didapatkan hasil yang berbeda.
Dosen yang terjun langsung di industri akan lebih mampu melihat kebutuhan industri masa kini. Sehingga kedepannya setiap dosen bisa menjawab kebutuhan masyarakat dan juga industri. Adanya kebijakan ini tentu patut disyukuri sebab para dosen diberi jalan lebih lebar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Baca Juga: Dr. Iva Ariani: Dosen Melaksanakan Tri Dharma untuk Menjawab Persoalan-Persoalan di Masyarakat
Bangga Berkarir sebagai Dosen
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama merupakan salah satu dosen di Universitas Dhyana Putra di Denpasar, Bali. Mengajar sebagai dosen sejak 1 Oktober 2001 sampai sekarang tentu memberikan banyak pengalaman menarik. Baik itu pengalaman suka maupun duka.
Beliau menuturkan, pilihan menekuni profesi menjadi dosen datang dari keinginan diri sendiri. Sebab di mata beliau, profesi dosen memiliki jenjang karir yang jelas dan terstruktur. Selain itu, dengan memilih profesi ini maka beliau bisa terus mengembangkan kreativitas dan juga inovasi berpikir dan berkarya untuk sesama.
Dosen yang mengambil keilmuan di bidang pariwisata ini mengaku bangga berkarir sebagai dosen. Sebab lewat profesi inilah, beliau mengaku bisa merdeka dalam menuangkan ide, kreativitas, dan juga inovasi.
Dosen membuat beliau bisa menuangkan kreativitas dan inovasi dalam berpikir, menulis, dan berkarya khususnya dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen yang pernah menerima program dana hibah penelitian sampai 11 kali ini mengaku sudah berhasil merampungkan 15 judul buku, mempublikasikan 25 jurnal nasional dan internasional bereputasi, dan masih akan terus bertambah.
Mempublikasikan karya yang berisi ide, kreativitas, dan inovasi bagi seorang dosen adalah hal penting. Tak melulu hanya untuk mengejar angka kredit dosen (kum) saja. Melainkan juga menjadi bukti dari karakter dan kompetensi dosen itu sendiri sehingga bisa menjadi dosen sejati.
Tanpa publikasi, maka segala buah pikiran para dosen tidak akan bermanfaat bagi sesama. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah dikembangkan para dosen hanya akan bermanfaat untuk dirinya sendiri. Padahal, dalam hidup sudah tentu perlu menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama.
Hal ini sejalan dengan motto dan filosofi hidup Dr. I Gusti Bagus Rai Utama yakni “Hidup untuk melayani Tuhan dan sesama sesuai Talenta”. Apapun bakat atau talenta yang dimiliki perlu diusahakan untuk terus memberi manfaat bagi sesama.
Menulis buku menjadi salah satu talenta yang berhasil dimiliki dan dikembangkan Dr. I Gusti Bagus Rai Utama sejak meniti karir sebagai dosen. Sebab, menulis sendiri termasuk ke dalam daftar tugas bagi para dosen sehingga sifatnya wajib. Meskipun susah, harus diakui keterampilan menulis ini terus berkembang.
Siapa sangka, sepanjang karir beliau menjadi dosen sudah sukses menulis 15 judul buku. Belum lagi dengan artikel-artikel ilmiah yang terpublikasi di dalam jurnal nasional dan jurnal internasional bereputasi. Ke depannya, jumlah ini tentu akan terus bertambah.
Apalagi dengan menulis, maka para dosen termasuk juga Dr. I Gusti Bagus Rai Utama bisa lebih mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab menulis harus didahului dengan proses membaca, melakukan penelitian, pengamatan, dan sebagainya.
Tanpa sadar saat ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang maka akan tertuang dalam karya tulis tersebut. Karya berisi buah pikiran beliau ini kemudian diusahakan untuk dipublikasikan agar bisa diwariskan ke generasi penerus bangsa.
Baca Juga: Prof. Andayani: Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai Kekuatan bagi Dosen
Penulis: duniadosen.com/Pujiati