Dalam kegiatan menulis memang ada banyak hal sederhana namun wajib dipahami, salah satunya adalah paham penempatan huruf kapital atau huruf besar. Menulis dijamin akan sangat familiar dengan penulisan huruf besar tersebut.
Hanya saja, penempatannya tentu tidak biasa asal-asalan seperti disesuaikan dengan kondisi mood saat menulis atau karena memang suka ditempatkan di situ. Alasan ini tentu keliru, karena penempatan huruf besar ada aturan khususnya.
Lalu, bagaimana mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menggunakan huruf kapital dan kapan waktu yang tepat untuk menggunakan huruf kecil? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Daftar Isi
ToggleMengapa Penempatan Huruf Kapital Tidak Boleh Salah?
Kegiatan menulis tidak hanya berisi kegiatan menuangkan apa yang ada dalam pikiran ke dalam sebuah tulisan, baik di kertas maupun di aplikasi digital. Misalnya di Microsoft Word maupun aplikasi menulis lainnya.
Melainkan juga melibatkan beberapa hal, salah satunya hal-hal teknis dalam kegiatan menulis tersebut. Berhubungan dengan penggunaan huruf kapital, spasi, tanda baca, dan lain sebagainya.
Tujuannya tentu saja agar hasil tulisan bisa lebih mudah dipahami, mudah untuk dibaca, dan lain sebagainya. Kesalahan dalam tanda baca akan mempengaruhi intonasi seseorang saat membacanya.
Sehingga kurang mampu memahami emosi dari penulis saat menuliskan suatu kalimat. Hal ini dapat memunculkan persepsi yang berbeda, hal-hal yang ditulis dengan tujuan bercanda bisa jadi terkesan serius yang tentu memunculkan masalah kompleks.
Hal serupa juga berlaku untuk penempatan huruf kapital, jika keliru maka orang akan bingung suatu kata ditujukan sebagai awal kalimat atau bukan? Suatu kata merupakan nama tempat atau sekedar kata-kata biasa? Juga bisa karena alasan lainnya. Oleh sebab itu penulisan huruf besar dan kecil perlu disesuaikan dengan aturan.
Baca juga :
Tips Menulis Buku Hasil Penelitian
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Dosen Dalam Menulis Buku Monograf
Cara Menulis Jurnal Internasional Dengan Baik
Fungsi dan Penggunaan Huruf Kapital
Jika ingin aktif dan produktif menjadi penulis, masalah tanda baca, menyusun kalimat, dan juga penempatan huruf kapital harus paham dan hafal diluar kepala. Membantu memahami bagaimana penulisan huruf besar dalam sebuah tulisan.
Maka, berikut adalah deretan waktu yang dikatakan tepat untuk menggunakan huruf besar atau kapital tersebut:
1. Awal Kalimat
Gunakan huruf kapital di awal kalimat. Hal ini tentu diketahui oleh semua orang dan sudah dipelajari sejak masuk bangku Sekolah Dasar (SD).
Setiap awal kalimat baik itu di paragraf pertama maupun kalimat kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya dalam paragraf akan memakai huruf besar. Jadi, setelah tanda titik maka untuk memulai kalimat baru akan digunakan huruf besar tadi.
Contohnya adalah:
- Dia menulis sebuah catatan. Berharap bisa menulis sebuah buku.
- Apa maksudnya? Kuharap dia tidak mencoba melakukan hal buruk.
- Kita semua harus bekerja keras. Sebab kesuksesan tidak bisa hanya turun dari langit tanpa diusahakan.
2. Petikan Langsung
Selain digunakan untuk memulai suatu kalimat dan paragraf, huruf kapital juga dipakai untuk memulai sebuah petikan. Petikan ini biasanya muncul untuk memulai perkataan seseorang, baik yang menjadis umber maupun objek tulisan tersebut.
Khususnya untuk kalimat yang susunannya memang dibuat sama persis dengan yang diucapkan oleh yang mengatakannya. Mudah ditemui dalam novel, artikel di surat kabar, dan sebagainya.
Contohnya adalah:
Rini kemarin bertanya kepada Dika mengenai buku favoritnya, “Dika, kamu tahu judul buku favorit aku yang sering tak baca di depan rumah?”.
Adik bertanya, “Kapan kita akan pulang?”
“Besok malam,” katanya, “Semua orang akan pergi naik kereta.”
3. Menulis Nama Seseorang
Huruf kapital digunakan saat menulis nama seseorang, hal ini juga berlaku untuk julukan. Jadi pada saat menuliskan nama orang, maka wajib memakai huruf besar di awal.
Begitu pula jika ada julukan di depan nama tersebut, maka di julukan dan nama masing-masing menggunakan satu huruf besar.
Contoh :
- Jenderal Soedirman, Dokter Aji, dan lain sebagainya.
- Wage Rudolf Supratman adalah pencipta lagu kebangsaan di tanah air.
- Salah satu pejuang emansipasi wanita di tanah air adalah Dewi Sartika.
- Tokoh Hades dalam sebuah film digambarkan sebagai seorang Dewa Pedang.
4. Penulisan Gelar
Penulisan gelar juga dimulai dengan huruf kapital dan ini berlaku untuk semua jenis gelar. Gelar ini bisa berupa gelar pendidikan, gelar profesi, gelar keagamaan, gelar akademik, dan lain sebagainya.
Sehingga semua jenis gelar wajib ditulis dengan huruf besar tersebut, tujuannya untuk memberi tanda bahwa kata tersebut adalah gelar. Sekaligus sebagai penghormatan terhadap sosok yang gelar dan namanya disebut.
Contohnya sendiri adalah:
- Adit Suharman, S.H (Sarjana Hukum)
- K.H (Kiai Haji) Ahmad Dahlan
- Raden Roro Ningsih
- Pahlawan wanita cukup banyak, dan salah satunya adalah Raden Ajeng Kartini (gelar keturunan)
- Siapa yang menulisnya? Ternyata adalah Haji Agus Salim (gelar keagamaan)
- Pak Irwan sekarang merupakan seorang Magister Humaniora (gelar akademik).
- Selamat datang kepada Kyai Imron (sapaan gelar keagamaan).
5. Nama Tempat
Huruf kapital digunakan untuk menulis nama tempat dan geografi. Misalnya: Sungai Ciliwung, Jalan Diponegoro, Pulau Bali, dan lain sebagainya.
Hanya saja untuk nama tempat dan geografi ini tidak berlaku lagi memakai huruf besar jika fungsinya sebagai pelengkap.
Misalnya, kata “jeruk bali”, dimana kata “Bali” tidak merujuk pada “Pulau Bali” melainkan hanya sebagai pelengkap saja.
6. Penulisan Jabatan atau Pangkat
Penulisan terhadap jabatan, pangkat, dan nama instansi juga ditulis dengan huruf kapital di masing-masing kata. Jadi, jika jabatan ini terdiri dari tiga kata maka di setiap kata akan memakai huruf besar.
Contoh:
- Gubernur DKI Jakarta
- Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan Indonesia
- S.H (Sarjana Hukum)
- M.M (Magister Manajemen)
- K.H (Kyai Haji)
7. Nama Lembaga, Badan, Negara, dan Organisasi
Huruf kapital juga digunakan untuk menulis nama lembaga, badan, negara, dan juga termasuk penulisan nama organisasi. Jika di dalam nama badan tersebut ada kata penghubung seperti ke, di, dari, dan semacamnya.
Maka penulisan kata penghubung akan memakai huruf kecil, sebab fungsinya sebagai penghubung atau pelengkap. Sedangkan kata diluar kata penghubung nantinya memakai huruf besar.
Contoh:
- Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
- Beliau adalah anggota dari Ikatan Ahli Kesehatan Indonesia
- Negara Republik Indonesia
8. Judul Sebuah Tulisan
Huruf besar atau huruf kapital juga dipakai ketika menyebut judul suatu tulisan di dalam sebuah karangan atau karya tulis. Sehingga ketika menyebutkan judul buku, surat kabar, majalah, karangan, dan sebagainya akan memakai huruf besar. Kata penghubung di dalam judul ditulis menggunakan huruf kecil.
Contoh:
- Surat Kecil untuk Tuhan
- Perahu Kertas Jadi
- Tulisan tersebut ternyata sudah dimuat di dalam majalah Horison.
- Dia sendiri merupakan agen dari surat kabar Suara Merdeka.
- Naskah tersebut berjudul Hari Kebangkitan Pancasila.
9. Nama Bangsa, Suku, dan Bahasa
Penulisan untuk bangsa, suku, dan juga jenis bahasa di dunia juga menggunakan huruf kapital. Sehingga saat menulis bahasa penting untuk memakai huruf besar di semua awal kata.
Misalnya:
- Bahasa Indonesia
- Bahasa Inggris
- Suku Dayak
- Bangsa Melayu
10. Nama untuk Tahun, Bulan, dan Hari
Huruf besar juga dipakai untuk menulis nama tahun, bulan, dan juga hari. Sehingga penulisan tanpa angka terhadap ketiganya nanti akan dimulai dari huruf besar.
Contoh:
- Bulan Muharram, Hijriyah, Hari Natal, Idul Fitri, dan lain sebagainya.
- Bulan Mei besok dirinya akan berulang tahun.
- Momen hari lebaran besok perlu diisi dengan kegiatan yang bermanfaat.
- Sekarang adalah 1445 tahun Hijriyah.
11. Nama untuk Agama, Kitab Suci, dan Tuhan
Huruf kapital juga digunakan pada saat menyebut agama, kitab suci, dan juga Tuhan dalam sebuah tulisan.
Misalnya:
- Tuhan Yang Maha Esa, Islam, Katolik, Budha, Al-Qur’an, Injil, dan lain sebagainya.
- Terima kasih atas rahmat-Mu Ya Allah.
- Setiap kali membaca Alkitab, perempuan tersebut menangis haru.
- Dia merupakan penganut Islam yang terbilang taat.
Penggunaan huruf kapital memang tidak bisa asal-asalan, karena aktualnya ada sejumlah aturan yang menyertainya. Jadi, jika hendak menulis karya ilmiah maupun karya tulis non-ilmiah dalam bentuk buku. Sebaiknya paham aturan penggunaanya sesuai penjelasan di atas.
Penulis : duniadosen.com/Pujiati
Editor : Wahyudha Wibisono