Pernahkah mendengar istilah hijacked journal? Jika membahas mengenai istilah ini memang sebagian besar orang akan mengartikannya sebagai jurnal predator. Namun, perlu diketahui bahwa keduanya berbeda. Meskipun sama-sama berhubungan dengan jurnal tidak berkualitas dan dipublikasikan tanpa prosedur yang jelas.
Keduanya memiliki perbedaan yang signifikan, dan keduanya juga memiliki kesamaan. Yakni tidak layak untuk dijadikan sebagai rujukan atau referensi saat melakukan penelitian maupun penyusunan karya tulis ilmiah jenis apapun.
Supaya lebih mudah memahami apa itu hijacked journal dan perbedaannya dengan jurnal predator atau predatory journal. Maka bisa menyimak informasi lengkapnya di bawah ini.
Hal pertama yang perlu kamu ketahui mengenai hijacked journal adalah mengenai pengertian atau definisinya. Jadi jurnal jenis ini adalah jurnal-jurnal palsu yang membajak jurnal asli. Sehingga bisa disebut sebagai jurnal bajakan maupun jurnal palsu, yang tentu akan sangat mudah ditemukan.
Sebab di Scopus sendiri beberapa jurnal yang sudah masuk ke dalam indeks kemudian dihapus atau “ditendang”. Beberapa terbukti merupakan jurnal predator, dan beberapa lagi masuk kategori jurnal bajakan tersebut. Sisanya bisa karena penyebab lain sehingga dianggap tidak layak untuk masuk ke dalam Scopus.
Saking banyaknya jurnal bajakan yang ada di internet, ada beberapa situs yang memuat daftar link atau laman yang menuju ke jurnal bajakan tersebut. Artinya, jurnal yang tersedia di internet selain ada resiko merupakan jurnal predator juga ada resiko merupakan jurnal bajakan. Keduanya tentu menjadi referensi yang kurang tepat.
Jurnal bajakan atau hijacked journal biasanya akan menduplikasi website yang memuat jurnal asli. Pelaku biasanya akan menyasar jurnal bereputasi karena akan diminati dan banyak dicari. Detail informasi dalam jurnal bajakan ini praktis akan dibuat sama persis dengan website aslinya.
Sehingga kamu yang mengakses jurnal bajakan bisa tetap menjumpai nama jurnal bereputasi yang tertulis dengan jelas dan lengkap. Selain itu juga ditemukan ISSN yang menjadi identitas wajib dari jurnal ilmiah yang sudah terpublikasi.
Analoginya adalah, sama seperti buku bajakan. Dibuat sama persis mulai dari bagian cover atau sampul sampai isi. Namun antara buku asli dengan buku palsu tentu akan dijumpai perbedaan mencolok. Pada kasus buku bajakan mungkin bisa dilihat dari kualitas kertas yang buruk, kualitas cetakan, dan harga yang terlalu murah dari harga umum.
Lalu, bagaimana caranya untuk bisa mengetahui mana yang termasuk jurnal asli dan mana yang termasuk jurnal bajakan? Menjawabnya, kamu perlu tahu dulu ciri-ciri dari jurnal bajakan itu sendiri.
Baca Juga: Cara Mengetahui Jurnal Predator, Waspada ya!
Membantu memudahkan kamu untuk membedakan mana situs jurnal yang original maupun jurnal bajakan. Maka berikut adalah beberapa ciri dari jurnal bajakan yang wajib untuk diketahui:
Ciri-ciri pertama yang menunjukan suatu situs jurnal adalah jurnal bajakan atau hijacked journal adalah ketika editorial board dalam situs tersebut tidak jelas. Jadi, yang dimaksud dengan editorial bard sendiri adalah tim yang melakukan editing atau pengeditan pada jurnal ilmiah yang dipublikasi.
Dikatakan tim karena editor untuk publikasi jurnal tidak hanya melibatkan satu atau dua orang, namun banyak. Khusus untuk jurnal internasional nantinya akan melibatkan editor dari sejumlah negara, minimal dua negara atau disesuaikan dengan ketentuan yang ada.
Informasi mengenai deditor akan dipaparkan dengan jelas, mulai dari nama sampai asal institusi dan negara editor tersebut. Berhubung jurnal bajakan adalah produk “bajakan” atau tiruan, maka informasi ini akan dicantumkan secara asal. Hanya dibuat mirip namun tidak sampai otentik.
Jika menjumpai informasi editorial board yang tidak biasa atau tidak seperti informasi pada jurnal ilmiah lain, maka patut curiga. Hal ini penting untuk memastikan jurnal yang dijadikan referensi memang layak untuk disitasi.
Jurnal ilmiah akan berisi artikel ilmiah yang berasal dari satu bidang keilmuan, dan biasanya satu artikel dengan artikel lain saling berhubungan. Hal ini menjadi ciri khas dari jurnal ilmiah, dan pada jurnal bajakan biasanya pelaku akan kesulitan mengumpulkan semua artikel sehingga kadang asal comot.
Hal ini sering membuat isi artikel dalam jurnal tidak lagi fokus pada satu bidang keilmuan. Sehingga ciri kedua dari jurnal bajakan adalah memiliki scope atau fokus yang tidak jelas. Hal ini baru akan diketahui setelah membaca artikel-artikel di dalam jurnal bajakan tersebut.
Baca Juga: Ciri-Ciri Jurnal Predator yang Wajib Dipahami
Ciri ketiga dari jurnal bajakan adalah mengenai informasi di dalam artikel-artikelnya yang cenderung tidak jelas. Misalnya dari pembahasan hasil penelitian atau mungkin dari pemaparan data yang sepertinya tidak sinkron atau tidak lagi sesuai dengan judul dan pembahasan di bab-bab depan.
Jika informasinya menjadi rancu seperti ini, maka besar kemungkinan kamu sedang membaca jurnal bajakan. Jadi, silahkan beralih ke situs jurnal lain yang lebih bereputasi dan dijamin merupakan jurnal original.
Jurnal memang diterbitkan secara berkala dan kontinyu, namun tidak bisa asal setiap saat melainkan sudah ada waktu khususnya. Jadi, setiap kali membuka situs jurnal ilmiah maka dijamin ada informasi bulan apa saja jurnal akan ada update artikel terbaru.
Pada jurnal bajakan atau hijacked journal waktu terbit jurnal tidak beraturan dan cenderung cepat. Sebab pelaku akan mengejar pengunjung situs yang mengutamakan jurnal dengan isi terlengkap. Jadi, silahkan perhatikan waktu terbitnya dan jika terlalu cepat dari biasanya maka patut curiga.
Jurnal bajakan juga cenderung memiliki APC atau article processing charge yang tidak jelas. Artinya biaya untuk publikasi cenderung tidak jelas, rancu, dan tidak tegas. Sehingga jika menemukan jurnal dengan APC seperti ini sebaiknya mulai mencari jurnal alternatif yang lebih kredibel.
Baca Juga: Update Jurnal Predator 2021, Wajib Hati-Hati Ya!
Melalui penjelasan mengenai pengertian dan ciri khas dari jurnal bahkan di atas tentu sudah bisa diketahui bahwa jurnal bajakan dengan predator adalah berbeda. Supaya lebih mudah memahami perbedaan keduanya, berikut rangkuman perbedaan tersebut:
Perbedaan pertama adalah dari ada tidaknya jurnal tersebut, jadi di dalam jurnal predator pada dasarnya jurnalnya memang ada. Penulis jurnal memang menulis jurnal dan mempublikasikan jurnalnya melalui penerbit jurnal predator tanpa disadari.
Sehingga secara fisik memang jurnalnya ada, sementara untuk jurnal bajakan adalah tiruan yang jurnalnya tidak ada. Sebab hanya menduplikasi tanpa memiliki dokumen atau naskah jurnal tersebut.
Perbedaan kedua adalah jurnal predator melewati proses penerbitan, namun untuk tahap peer review memang dinilai tidak sesuai dengan ketentuan. Namun jurnal tersebut benar diterbitkan dan ada halaman situsnya secara khusus.
Sementara jurnal bajakan tidak melewati proses penerbitan apalagi melewati tahap peer review. Sehingga jurnal bajakan ini termasuk ke dalam jenis unpublished journal.
Penjelasan mengenai perbedaan antara hijacked journal dengan jurnal predator ini tentu membantu untuk bisa membedakan keduanya. Sehingga tidak lagi salah mengartikan antara satu dengan yang lainnya. Informasi mengenai daftar jurnal bajakan bisa dilihat di laman https://predatoryjournals.com/hijacked/
Baca Juga: 7 Situs Jurnal Internasional yang Paling Banyak Direkomendasikan
Penulis: duniadosen.com/Pujiati
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…
View Comments
info yang sangat membantu