Apakah Anda pernah mendengar tentang Global Young Academy (GYA)? Ya, GYA adalah akademi internasional bergengsi di dunia. GYA menjadi rumah akademi ilmu pengetahuan ilmuwan muda di dunia. Tujuan pendirian GYA adalah menjadi tempat kolaborasi dan dialog internasional. GYA dikenal lembaga yang menghimpun para ilmuwan dengan ahli di bidang tertentu.
Kabar membanggakan, dosen Indonesia masuk sebagai anggota GYA. Siapakah dia? Sri Fatmawati, S.Si., M.Sc. Ph.D atau kerap disapa Fatma adalah dosen tersebut. Ia merupakan dosen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini berhasil masuk ke akademi internasional ternama tersebut. Kabar ini sebelumnya telah dirilis oleh kompas.com.
Prestasi Fatma ini tentunya patut diapresiasi. Ia menjadi satu satunya anggota GYA dari Indonesia, lho. Terdapat 40 anggota baru dari 30 negara terpilih. Apalagi menjadi anggota GYA ini terbilang tidak mudah. Agar menjadi anggota, perlu menghadapi serangkaian proses yang tidak pendek dan seleksinya pun ketat.
Fatma menjelaskan calon anggota GYA akan ditelusuri latar belakang dan rekam jejaknya dalam menekuni bidang keilmuan dan pengetahuan. Selain pengalaman riset, calon anggota juga diseleksi berdasakan kontribusinya terhadap masyarakat, aktif atau tidaknya sebagai anggota dalam bidang ilmu pengetahuan, kejelasan visi dan misi, dan bagaimana calon anggota mendistribusikan ilmunya kepada publik selama ini.
Sebenarnya umur tidak menjadi perhatian khusus GYA. Akan tetapi anggota GYA wajib bergelar doktor dalam waktu tiga sampai 10 tahun.
Salah satu poin yang dimiliki Fatma sehingga berhasil menjadi anggota GYA adalah produktivitasnya dalam menulis dan meneliti sebagai ilmuwan muda. Terhitung ada 30 paper dan 20 penelitian yang dilahirkannya. Produktivitasnya inilah yang dinilai oleh GYA sehingga ia layak menjadi anggota.
Apalagi ia juga aktif dalam organisasi. Ia dikenal sebagai sebagai Presiden Organization for Women in Science for the Developing World (OWSD) Indonesia. Kesempatan menjadi anggota ini akan dimanfaatkan oleh Fatma untuk menjalin relasi sebaik mungkin dengan ilmuwan dari beragam negara.
Ia berpesan kepada calon ilmuwan muda agar melangkah dan menguatkan tekada sejak dini. Para ilmuwan muda perlu mengambil kesempatan yang ada di depan mata dan berproses dengan sebaik mungkin. Saat muda begini, menurutnya waktu yang tepat untuk mengembangkan pasion serta minat.
Sebelum menjadi anggota GYA, jejak prestasi secara internasional telah dikantongi Fatma. Tahun 2013 silam ia mendapatkan penghargaan internasional. Penghargaan ini hasil kerja sama antara perusahaan kosmetik asal Perancis L ‘Oreal dan UNESCO.
Penelitian Fatma tentang spesies laut spons digunakan untuk senyawa obat potensial. Senyawa tersebut dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit seperti kanker, Alzheimer, infeksi, dan malaria. Penelitian tersebut menjadi titik awal ia memperoleh beasiswa dari L ‘Oreal – UNESCO For Women in Science.
Bersama dengan 14 peneliti lain, Fatma menerima penghargaan tersebut. Dengan beasiswa yang diperoleh itu, Fatma menyelesaikan risetnya tentang posn di Institut of Natural Products Chemistry National Center for scientific Reseacrh (CNRS) di Gif-sur-Yvette Perancis beberapa tahun lalu.
Pencapaian internasional yang diraih oleh Fatma ini tak lepas dari motivasinya sendiri. Motivasi terbesar Fatma untuk meraih prestasi berskala internasional adalah sang ayah. Ayahnya, Muhammad Munif merupakan guru SD. Sedari Fatma kecil, sang ayah mendidiknya agar menjadi orang yang berilmu. Hal ini sempat ia utarakan kepada awak news.detik.com.
“Bapak itu selalu menasihati ‘kamu harus jadi orang berilmu. Orang akan ditinggikan derajatnya kalau berilmu. Meskipun kamu perempuan, kamu harus lebih tinggi pendidikannya dari Bapak,” ujar Fatma.
Kemudian pada bulan Juni 2020 nanti, Fatma akan dilantik sebagai anggota resmi. Selain itu ia akan mengadakan annual meeting atau keterbukaan ilmu pengetahuan antar negara pada tanggal 9 -12 Juni di India.
Nah, apakah Anda mempunyai keinginan menjadi anggota GYA juga seperti Fatma? Sebelum benar benar mencapai keinginan tersebut, Anda perlu mempersiapkan diri. Pastikan bahwa karya tulis, penelitian, dan pengabdian terhadap masyarakat yang Anda lakukan selama ini sudah cukup, ya. Mari terus belajar dan berkarya.
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…