Dosen memang diketahui memiliki kebutuhan dan kewajiban untuk kuliah sampai S3, akan tetapi haruskah dosen kuliah Doktoral di luar negeri? Pertanyaan ini tentu saja akan diajukan oleh para dosen yang hendak melanjutkan studi S3 atau Doktoral.
Kuliah Doktoral pada dasarnya tidak harus dilakukan di luar negeri, karena ada banyak perguruan tinggi di Indonesia sudah membuka jenjang tersebut. Hanya saja, kalangan dosen tentu berbeda apalagi banyak dosen yang menjadi alumni universitas luar negeri.
Jika diperhatikan semua dosen adalah lulusan S3, khususnya yang sudah senior. Hal ini kemudian menjelaskan bahwa dosen memiliki kewajiban kuliah sampai jenjang S3. Apakah memang wajib? Lalu, haruskah dosen kuliah Doktoral di luar negeri?
Jadi, pada dasarnya syarat menjadi dosen adalah minimal lulus S2 atau Magister. Hanya saja ketika sudah menekuni profesi dosen maka akan muncul kebutuhan untuk kuliah sampai jenjang S3. Alasannya adalah:
Alasan pertama kenapa dosen perlu melanjutkan studi ke jenjang Doktoral adalah untuk bisa menjadi pakar di bidang yang ditekuni. Jenjang Doktoral adalah jenjang pendidikan formal tertinggi.
Ilmu yang dipelajari ketika menempuh jenjang pendidikan ini tentunya lebih mendalam. Sehingga lulusannya kemudian menjadi ahli di bidangnya sesuai program studi yang diambil sejak jenjang S1.
Dosen tentu perlu menjadi pakar karena akan mentransfer ilmunya kepada generasi penerus bangsa (mahasiswa). Oleh sebab itu muncul kebutuhan untuk studi lanjut sampai ke jenjang S3.
Alasan kedua kenapa dosen perlu kuliah sampai jenjang S3 adalah untuk mengembangkan karir akademik, yakni melalui jabatan fungsional dosen. Jabatan fungsional dosen ada empat tingkatan dimulai dari Asisten Ahli.
Jabatan fungsional Asisten Ahli sampai Lektor bisa dipangku dosen dengan ijazah S2 di tangan. Akan tetapi jika ingin naik lagi menjadi Lektor Kepala dan Guru Besar maka sudah harus lulus S3. Maka sebagai upaya mendukung pengembagan karir, dosen perlu studi lanjut ke jenjang Doktoral.
Alasan terakhir kenapa dosen perlu kuliah S3 adalah sebagai bentuk pelaksanaan isi Tri Dharma perguruan tinggi. Dalam Tri Dharma disebutkan tugas pokok dosen salah satunya adalah pendidikan. Mencakup pendidikan dan pengajaran.
Tugas pendidikan adalah tugas bagi dosen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki lewat pendidikan formal dan non formal. Artinya, dosen memiliki tugas pokok untuk kuliah sampai jenjang Doktoral sesuai Tri Dharma.
Setelah mengetahui seberapa penting kuliah S3 bagi dosen, maka perlu mempersiapkan diri untuk bisa menempuh jenjang tersebut. Dosen bisa kuliah di dalam maupun di luar negeri di jenjang S3.
Jadi, jawaban dari pertanyaan haruskah dosen kuliah Doktoral di luar negeri? Adalah tidak harus, sebab banyak pula dosen lulusan S3 dari universitas di dalam negeri. Apalagi kualitas pendidikan di Indonesia juga semakin membaik.
Terlihat dari daftar perguruan tinggi di tanah air yang berhasil masuk ke dalam pemeringkatan universitas tingkat dunia. Artinya kualitas pendidikan tinggi di tanah air sudah bisa bersaing dengan negara lain di dunia.
Hanya saja, memang harus diakui bahwa dengan melanjutkan studi S3 di luar negeri ada banyak kelebihan bisa dirasakan oleh dosen yang bersangkutan. Meskipun tidak wajib, tapi kuliah di luar negeri khususnya di perguruan tinggi terkemuka di negara maju bisa diutamakan.
Baca Juga:
Ini Kunci Meraih Beasiswa Magister dan Doktor
Mau Cepat Lulus Program Doktor? Jangan Salah Pilih Promotor
Seberapa Penting Mendapatkan Gelar Doktor?
Banyak dosen yang sudah menyelesaikan pendidikan S3 kemudian memaparkan bahwa kuliah S3 di luar negeri punya banyak kelebihan. Dimana kelebihan ini belum ditemui ketika memilih kuliah di dalam negeri.
Dilihat dari beberapa sisi, menempuh pendidikan tinggi di negara lain yang lebih maju memang memiliki banyak kelebihan. Diantaranya adalah:
Kelebihan pertama adalah dari segi kualitas pendidikan, dimana memang sejumlah negara maju memiliki kualitas lebih baik. Hal ini bisa dilihat dari hasil pemeringkatan universitas tingkat dunia yang dilakukan sejumlah lembaga.
Setiap dosen tentu ingin mendapatkan ilmu dari tempat berkualitas agar bisa membagikan ilmu yang berkualitas juga. Atas alasan inilah banyak dosen di Indonesia yang kemudian mencari kesempatan kuliah S3 di luar negeri.
Jika dilihat dari sisi fasilitas, maka harus diakui jika perguruan tinggi di luar negeri khususnya di negara maju memang lebih unggul. Baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Dosen yang kuliah S3 di luar negeri banyak yang mengaku menerima fasilitas riset yang lebih baik dan lebih lengkap. Sehingga memudahkan mereka untuk melakukan penelitian dan publikasi yang menjadi salah satu syarat kelulusan.
Jika mempertanyakan haruskah dosen kuliah Doktoral di luar negeri maka pada dasarnya tidak harus. Sebab tidak sedikit juga dosen di tanah air yang merupakan alumni S3 dari universitas dalam negeri dan memiliki karir cemerlang.
Hanya saja, jika memperhatikan dari sisi kurikulum yang diterapkan maka perguruan luar negeri lebih unggul. Sebab sistem pendidikan di tempat mereka cenderung berorientasi pada praktek dan riset, sementara di Indonesia masih banyak ke teori.
Dengan memutuskan kuliah S3 di luar negeri maka dosen bisa memiliki pengalaman internasional. Pengalaman ini tentu saja hanya bisa dirasakan jika kuliah di negara luar.
Pengalaman ini juga yang nantinya bisa berdampak positif pada cara berpikir dan kinerja. Sebab memiliki pengalaman tentang keduanya yang diterapkan dengan baik di negara tempatnya menempuh pendidikan Doktoral.
Dosen perlu diakui memang membutuhkan keterampilan berbahasa asing, terutama bahasa Inggris. Kenapa? Salah satunya untuk mendukung dosen melakukan publikasi jurnal ilmiah yang menggunakan bahasa PBB, seperti bahasa Inggris.
Keuntungan lainnya kuliah S3 di luar negeri adalah bisa mendapatkan program beasiswa yang lebih banyak. Kenapa? Sebab penyedia program beasiswa lebih banyak dibanding kuliah S3 di dalam negeri.
Jika penyedia di dalam negeri umumnya adalah pemerintah, perguruan tinggi, dan pihak swasta. Sementara program beasiswa ke luar negeri bisa disediakan oleh negara lain yang menjalin hubungan bilateral dengan Indonesia. Sehingga pilihan lebih banyak dan kesempatan lolos di salah satunya lebih besar.
Kuliah S3 di luar negeri juga diberi kelebihan berupa kesempatan untuk membangun jaringan internasional. Hal ini tentu menguntungkan dosen agar di masa mendatang bisa menjalin kerjasama untuk kegiatan riset.
Baik dengan perguruan tinggi, dosen dan peneliti, maupun dengan mitra industri dari luar negeri. Belum lagi dengan berbagai kesempatan akademik lainnya, sehingga ada lebih banyak keuntungan didapatkan dosen.
Dengan segala kelebihan tersebut, tidak heran banyak dosen di Indonesia memilih kuliah S3 di luar negeri. Sehingga memunculkan pertanyaan haruskah dosen kuliah Doktoral di luar negeri? Saking banyaknya dosen yang merupakan alumni dari negara luar.
Artikel Terkait:
Seberapa Penting Mendapatkan Gelar Doktor?
Mau Cepat Lulus Program Doktor? Jangan Salah Pilih Promotor
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…