Jakarta – Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza yang baru dilantik oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir ditargetkan untuk mengarahkan penelitian dan inovasi yang berorientasi pada kebutuhan industri dan masyarakat.
Demikian ungkap Menristekdikti Mohamad Nasir saat Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Pejabat Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan BPPT pada Rabu (30/1), di Auditorium BPPT, Gedung II BPPT, DKI Jakarta.
”Jadi melakukan riset, penerapan teknologi dan inovasi itu seharusnya bukan hanya berdasarkan keinginan (target) para perekayasa atau peneliti dari segi kemajuan ilmiah saja, tetapi harus melihat pasar dari produk-produk teknologi dan inovasi yang akan dihasilkan dan atau diterapkan. Kegiatan penelitian, penerapan, rekayasa teknologi harus berdasarkan demand driven, harus ada yang meminta. Market driven dan demand driven harus jadi dasar untuk melaksanakan program-program BPPT dimasa yang akan datang dan juga hal ini berlaku untuk LPNK lainnya di dalam koordinasi Kemenrsitekdikti, supaya hasil riset, teknologi dan inovasi punya manfaat tinggi,” papar Menristekdikti dilansir ristekdikti.go.id.
BPPT adalah salah satu Lembaga Negara Non-Kementerian (LPNK) yang bertanggung jawab langsung ke Presiden RI, tetapi dalam koordinasi Kemenristekdikti.
Untuk ini Menteri Nasir berharap Ketua BPPT yang baru dilantik, Hammam Riza, dapat mengarahkan peneliti dan perekayasa BPPT, agar menghasilkan produk-produk teknologi, penelitian dan inovasi yang bisa dimanfaatkan oleh industri dan masyarakat. Dengan tetap berdasarkan prinsip pemerintahan yang baik (good governance ).
”Mari kita kawal program BPPT, LPNK dan Kemenristekdikti bersama-sama. Masyarakat Indonesia yang semakin inovatif dan sadar Iptek dan Inovasi ditugaskan untuk mengawasi program-program yang berjalan,” ungkap Menristekdikti.
Ketua BPPT yang baru, Hammam Riza menyampaikan lembaganya siap bersinergi dengan berbagai kalangan selama dapat membantu Indonesia meningkatkan daya saing.
”Tantangan BPPT ke depan adalah bagaimana ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi dapat diterapkan seoptimal mungkin, dalam meningkatkan daya saing nasional. BPPT akan terus berupaya keras keras dengan bersinergi,” ujar Hammam.
Hammam Riza adalah lulusan Program Studi Sarjana Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung (ITB). Gelar Magister dalam Ilmu Komputer ditempuhnya pada University of Kentucky, Amerika Serikat pada 1991. Gelar Doktoral dalam bidang Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligent) diraihnya pada 1999 dengan cumlaude dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Hammam lahir di Medan pada 8 Agustus 1962 dan mulai berkarir di BPPT sejak 1987. Sebagai Eselon 1, Hammam pernah menjabat sebagai Deputi Teknologi Informasi, Energi, dan Material (TIEM) serta Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) di BPPT.
Acara pelantikan ini dihadiri oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, serta Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na’im, para Eselon dan karyawan dari BPPT dan Kemenristekdikti. Diyakini pengangkatan Kepala BPPT akan dapat meningkatkan performa dan kontribusi BPPT bagi pembangunan bangsa Indonesia.
Redaksi
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…