fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Guru Besar UNY Ini Terkejut, Peroleh Penghargaan dari MSU

Prof. Dra. RA Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D Guru Besar di Departemen Ilmu Perilaku, Kesehatan Lingkungan dan Kedokteran Sosial FK UGM. (Foto: dunidosen.com/ta)

Yogyakarta – Dalam gelaran the 29th Annual International Awards Ceremony yang diadakan di Spartan Stadium ini pada 9 April 2019, terdapat 8 orang penerima penghargaan individual dimana Prof. Suyanto, Ph.D., menjadi salah satunya. Prof Suyanto menerima penghargaan untuk kategori the Joon S. Moon Distinguished International Alumni Award. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ikut berbangga atas penghargaan dari Michigan State University (MSU) untuk Guru Besar UNY tersebut.

“Saya meninggalkan kampus ini (MSU) 33 tahun yang lalu. Banyak perubahan yang telah terjadi di kampus ini,” kata Prof. Suyanto yang menyelesaikan studi S3 di MSU pada tahun 1986.

Dilansir dari laman uny.ac.id, penghargaan ini diberikankan guru besar UNY Prof Suyanto secara khusus oleh International Studies and Programs (ISP) MSU untuk mengenalkan individu yang memecahkan masalah terbesar dunia dan menjadikan dunia tempat yang lebih baik. Tak hanya itu tetapi juga mendorong internasionalisasi pengalaman siswa, serta memajukan pengetahuan, dan mengubah kehidupan diseluruh dunia.

Prof Suyanto merupakan guru besar UNY dan teknokrat berkebangsaan Indonesia, yang berasal dari Magetan. Namanya dikenal melalui sejumlah tulisan yang dipublikasikan di berbagai media massa. Pria yang lahir 2 Maret 1953 ini juga sering diundang sebagai narasumber di berbagai seminar. Dan salah satu buku yang berhasil diterbitkannya berjudul “Kebijakan Pemberdayaan Sosial Komunitas Adat Terpencil”.

Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Prof. Dra. R.A. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., saat pidato pengukuhan guru besar, di Balai Senat UGM, (15/2/2018). (Foto: doc. ugm.ac.id)

“Saya berharap perjalan panjang ini akan memperkuat kerja sama antara MSU dan UNY yang merupakan afiliasi (akademik) saya selama lebih dari 40 tahun. Penghargaan ini tidak hanya mengejutkan saya, tetapi juga menginspirasi mahasiswa saya, dan rekan sejawat di UNY serta komunitas pendidikan di Indonesia secara umum. Penghargaan ini tidak hanya untuk saya. Melainkan juga untuk UNY, MSU dan siapapun yang terus berjuang untuk kemanusiaan dan kebebasan dalam pendidikan,” tambah pria 66 tahun tersebut.

Sementara itu Steven Hanson, Associate provost dan dekan International Studies and Program MSU, menyatakan bahwa MSU sangat bangga, terutama jika dikaitkan dengan capaian, pendidikan dan kerja sama internasional. Steven Hanson juga menekankan pentingnya menciptakan warga global yang akan melanjutkan warisan MSU dalam hal kerja sama global.

“Bagian terpenting dari inovasi adalah memastikan generasi selanjutnya siap menjadi penerus. Dan bersama dengan semangat inovasi tersebut adalah memastikan nilai-nilai universal, etika kerja Spartan, semangat kewirausahaan, dan filosofi kemitraan internasional kita menjadi bagian dari generasi selanjutnya,”tutur Steven Hanson.

Redaksi