Profesi

UNS Mengukuhkan Tiga Guru Besar Baru Awal November Ini


Setiap dosen memang sebaiknya memiliki mimpi tinggi untuk memangku jabatan atau pangkat tinggi. Tidak puas hanya menjadi lektor melainkan ditingkatkan menjadi kepala lektor, pun begitu perlu berusaha lagi untuk menjadi guru besar contohnya di UNS. Berbicara mengenai guru besar, memang tingkatan tertinggi dalam jenjang jabatan dosen ini bukan hal mudah untuk dicapai. Bahkan ada yang berseloroh jika lebih mudah masuk ke surga dibanding menjadi profesor. Benarkah demikian? Meskipun susah, namun bukan berarti tidak mungkin untuk diraih. 

Sebab melihat prestasi yang sudah ditorehkan oleh para dosen yang mampu mengemban jabatan guru besar. Tentunya membuktikan bahwa setiap dosen memiliki kesempatan dan potensi untuk meraihnya juga. 

Sebagai sumber inspirasi dan motivasi, mungkin bisa mengecek kabar terbaru dari UNS yang awal bulan ini resmi mengukuhkan tidak hanya 1 melainkan 3 guru besar baru sekaligus. Siapa saja? Berikut informasinya. 

Baca juga : Penerimaan Proposal Untuk Bantuan Program Fasilitasi Akreditasi Internasional Program Studi 2021

Pengukuhan 3 Guru Besar Baru di UNS

Prof Jamal Wiwoho selaku Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo pada Selasa (3/11/2020) mengukuhkan tiga nama sebagai guru besar baru. Pengukuhan ini dilakukan oleh beliau secara luring (luar jaringan) dan juga secara daring (dalam jaringan). Lokasi pengukuhan ini sendiri di Auditorium GPH Haryo Mataram UNS. 

Upacara pengukuhan tiga guru besar baru ini memang menjadi upacara pertama sejak UNS berstatus sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN BH). Adapun ketiga guru besar yang dikukuhkan tersebut adalah: 

  1. Prof Dr Budhi Haryanto yang menjadi guru besar di bidang Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
  2. Prof Bambang Suhardi menjadi guru besar di bidang Ilmu Teknik Industri.
  3. Prof Margaretha Maria Alacoque (MMA) Retno Rosariastuti yang menjadi guru besar di bidang Ilmu Bioremediasi Tanah Fakultas Pertanian (FP).

Melalui sambutannya, Prof Jamal Wiwoho membahas mengenai perjalanan hijrah UNS sampai saat dikenal seperti sekarang. Dijelaskan bahwa sejak tahun 2009 UNS hijrah dari pola pengelolaan perguruan tinggi Satuan Kerja (Satker) menuju ke PTN Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU). 

11 tahun kemudian UNS, lebih tepatnya pada 6 Oktober 2020 lalu. UNS memilih memasuki era baru dalam pengelolaan otonomi perguruan tinggi yang bernama PTN Badan Hukum. Peristiwa yang berjalan belasan tahun di UNS menjadi bukti bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini selain perubahan. 

Perubahan ini pula diterapkan oleh ketiga profesor yang kini menjabat sebagai guru besar baru di UNS. Akal, pikiran, dan hati nurani para guru besar baru inilah yang menggerakan energi dan potensi yang dimiliki untuk berubah. 

Meskipun sebagai bagian dari sivitas akademika UNS dari segi umur terus semakin menua, namun disampaikan beliau jiwa dan pikiran tetap harus “awet muda”. Kemampuan untuk berubah dan beradaptasi menjadi kunci untuk menghadapi segala dinamika pasang surut kehidupan. 

Ditambahkan pula bahwa sebagai bagian dari akademisi sebaiknya tidak merasa alergi terhadap segala bentuk perubahan. Harapannya dengan kehadiran tiga guru besar baru di UNS ini bisa menunjukan peta jalan dan fleksibilitas model pengembangan UNS sebagai PTN-BH. 

Diharapkan pula dengan kehadiran tiga guru besar baru ini bisa menambah produktivitas dalam melahirkan ide-ide kreatif dan pemikiran konstruktif. Melalui upacara pengukuhan ini juga masing-masing guru besar menyampaikan pidato masing-masing. 

Prof Budhi Haryanto yang tercatat sebagai guru besar ke-15 FT dan ke-225 di UNS menyampaikan pidato bertajuk “Model Keperilakuan Konsumen dengan Variabel Pemoderasi Jenis Produk (Studi pada Makanan Tradisional)”. 

Prof Bambang Suhardi sebagai guru besar ke -15 di FT dan ke-226 di UNS berpidato dengan tajuk “Penerapan Ergonomi untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Kecil Furniture”. Sedangkan Prof Retno Rosariastuti sebagai guru besar ke-30 di FP dan ke-227 di UNS berpidato dengan tajuk “Pengembangan Teknologi Bioremediasi dalam Remediasi Tanah Tercemar untuk Mendukung Pertanian Berkelanjutan”. 

Penulis : duniadosen.com/Pujiati
Editor : Wahyudha Wibisono

Sumber : https://news.okezone.com

Admin Dunia Dosen

Admin Website Dunia Dosen Indonesia.

Recent Posts

Cara Menyusun Artikel Jurnal dengan Prinsip Piramida Terbalik

Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…

4 days ago

Time Table dan Manfaatnya dalam Melancarkan Penelitian

Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…

4 days ago

Syarat dan Prosedur Pengajuan Pindah Homebase Dosen

Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…

4 days ago

Scope Jurnal & Cek Dulu Agar Naskah Sesuai Jurnal Tujuan

Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…

4 days ago

6 Cara Mengecek DOI Jurnal, Pahami untuk Isian Publikasi

Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…

4 days ago

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

5 days ago