Informasi

Mengenal Gaya Penulisan Naratif Reflektif yang Cocok untuk Luaran Pengabdian kepada Masyarakat

Prof. Triana di webinar Penerbit Deepublish x Dunia Dosen menyebutkan salah satu gaya penulisan yang paling direkomendasikan dalam menjelaskan hasil pengabdian kepada masyarakat adalah gaya naratif reflektif. Sesuai dengan namanya, gaya penulisan ini adalah kombinasi dari dua gaya penulisan sekaligus. 

Publikasi ilmiah dari hasil pengabdian kepada masyarakat dirasa sangat tepat memakai gaya penulisan ini. Pasalnya, kegiatan ini diikuti langsung dan ada penilaian pribadi dari tim yang melaksanakan kegiatan tersebut. Lalu, apa itu gaya penulisan naratif reflektif? Berikut informasinya. 

Apa Itu Gaya Naratif Reflektif?

Dikutip melalui My Edu Solve, gaya penulisan adalah teknik yang digunakan untuk menyampaikan maksud tulisan sehingga pembaca dapat memahaminya dengan baik. Gaya penulisan ini kemudian terbagi menjadi 6 jenis, yaitu gaya penulisan naratif, deskriptif, ekspositorik, persuasif, reflektif, dan juga ilmiah.

Adapun gaya penulisan yang paling umum digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah gaya penulisan ilmiah yang disebut juga dengan istilah gaya penulisan akademik. 

Namun, pada karya tulis ilmiah tertentu sering menggunakan gaya naratif reflektif. Gaya penulisan naratif adalah teknik menulis yang digunakan untuk menceritakan kisah atau pengalaman sehingga isinya menceritakan pengalaman tersebut. 

Sedangkan gaya penulisan reflektif adalah teknik menulis yang digunakan untuk berbagi pengalaman, perasaan, dan pemikiran pribadi dalam tulisannya. Sehingga tidak hanya menceritakan pengalaman yang dialami. Namun juga perasaan dan pikiran yang terbentuk selama menjalani pengalaman tersebut. 

Jadi, gaya naratif reflektif adalah teknik menulis yang menggabungkan gaya naratif yang menceritakan pengalaman dengan gaya reflektif yang juga menceritakan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh penulis. 

Alasan Publikasi Hasil Pengabdian Menggunakan Gaya Naratif Reflektif

Secara umum, luaran dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dijalankan oleh dosen adalah berbentuk publikasi. Khususnya publikasi ilmiah.

Bentuknya sangat beragam, mulai dari membagikan kegiatan pengabdian berbentuk video di YouTube, membuat buku saku, sampai publikasi ilmiah di jurnal dan menerbitkan buku. Publikasi hasil pengabdian dalam bentuk tulisan dianjurkan memakai gaya naratif reflektif. 

Alasannya adalah isi dari publikasi ilmiah tersebut tidak hanya menjelaskan pengalaman dosen dan tim dalam menjalankan pengabdian, tetapi juga menjelaskan secara rinci apa yang dirasakan dan dipikirkan selama menjalankannya. 

Misalnya, dosen dan tim pengabdian juga menjelaskan hambatan atau tantangan dari pelaksanaan program pengabdian. Kemudian memaparkan pula makna, respon masyarakat yang menjadi sasaran program pengabdian tersebut, dan bagaimana hasil serta saran implementasinya secara lebih luas (pada masyarakat daerah lain). 

Jika menggunakan gaya penulisan ilmiah atau akademik, maka akan menjadi sangat kaku. Pembaca akan kesulitan memahami apa yang dirasakan dan arti penting program pengabdian yang dilaksanakan peneliti sehingga memakai gaya penulisan ini kurang tepat. 

Supaya lebih mudah membedakan, gaya penulisan naratif dengan gaya penulisan naratif reflektif. Kemudian memahami kenapa gaya penulisan ini dinilai paling tepat untuk publikasi ilmiah hasil pengabdian kepada masyarakat. Maka berikut contoh perbandingannya: 

  • Gaya Naratif:

“Kegiatan pelatihan diikuti 45 peserta. Sebanyak 82% menunjukkan peningkatan pemahaman. Hal ini membuktikan bahwa metode pelatihan efektif.”

  • Gaya Naratif Reflektif:

“Kegiatan diikuti 45 peserta dengan peningkatan pemahaman sebesar 82%. Namun, saat praktik tim pengabdian kepada masyarakat melihat sebagian guru senior masih kebingungan. Hal ini membuat tim pengabdian menyadari bahwa efektivitas pelatihan tidak hanya bergantung pada materi, tetapi juga kesiapan psikologis peserta.”

Melalui contoh di atas, Anda bisa bagaimana perbedaan gaya penulisan naratif dengan gaya penulisan naratif efektif. Jadi, bisa dipahami juga kenapa gaya ini lebih cocok untuk publikasi atau luaran dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat. 

Contoh Kalimat dengan Gaya Naratif Reflektif

Penggunaan gaya naratif reflektif untuk luaran kegiatan pengabdian berlaku untuk semua publikasi ilmiah. Baik itu dalam bentuk jurnal maupun penerbitan buku ilmiah. Kemudian, gaya penulisan ini diterapkan hampir di semua bagian naskah. 

Berikut adalah beberapa contoh kalimat dan paragraf yang dipaparkan dengan teknik penulisan naratif sekaligus reflektif dikutip dari salah satu artikel ilmiah yang terbit di jurnal Masyarakat: Jurnal Pengabdian berjudul “Pelatihan    Peningkatan    Nilai    Jual    Pelepah    Pisang    Menjadi Olahan Keripik”: 

1. Bagian Pendahuluan

Kondisi  geografis  yang  strategis  dan  tanah  yang  subur  menjadikan  Desa  Sindang  Jaya memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah, terutama dalam sektor pertanian. Mayoritas  penduduk  di  desa  ini  bermata  pencaharian  sebagai  petani  yang  menggantungkan kehidupan  ekonomi  mereka  dari  hasil  pertanian.  Salah  satu  komoditas  pertanian  yang  paling banyak  dibudidayakan  dan  memiliki  nilai  ekonomi  tinggi  adalah  tanaman  pisang.  Tanaman pisang  tumbuh  subur  di  lahan  desa  ini,  dan  hasil  panennya  telah  menjadi  salah satu  sumber penghasilan utama masyarakat. 

Namun,  dalam  prakteknya,  pemanfaatan  tanaman  pisang  oleh  masyarakat  masih  sangat terbatas  pada  buahnya  saja.  Sementara  itu,  bagian  lain  dari  tanaman  pisang  seperti  pelepah, batang, dan daun masih belum dimanfaatkan secara optimal. Khususnya pelepah pisang,selama ini  hanya  dianggap  sebagai  limbah  pertanian  dan  dibuang  begitu  saja,  tanpa  adanya  upaya pengolahan lebih lanjut. Hal ini tentu menjadi suatu ironi mengingat pelepah pisang sebenarnya memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi dan potensi ekonomi yang belum tergali secara maksimal. 

Pisang   merupakan   salah   satu   komoditas   buah   tropis   yang   tidak   hanya   mudah dibudidayakan  tetapi  juga  memiliki  berbagai  bagian  yang  dapat  dimanfaatkan,  termasuk pelepahnya. Berdasarkan hasil kajian [3], pelepah pisang mengandung berbagai zat gizi seperti air (68,9  g),  karbohidrat  (18,5  g),  protein  (0,32  g),  lemak  (2,11  g),  kalsium  (715  mg),  fosfor (117 mg), vitamin B (1,6 mg), dan vitamin C (0,12 mg). Dengan kandungan tersebut, pelepah pisang   berpotensi   untuk   diolah   menjadi   makanan   ringan   bernilai   gizi   seperti keripik. Sayangnya,  belum  banyak  masyarakat  yang  mengetahui  informasi  ini  ataupun  memiliki keterampilan dalam pengolahan produk turunan dari limbah pertanian tersebut. 

Melihat potensi tersebut, tim pelaksana kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) berinisiatif untuk memperkenalkan inovasi berupa pemanfaatan limbah pelepah pisang menjadi produk  olahan  keripik  yang  bernilai  ekonomis.  Inovasi  ini  diharapkan  mampu  memberikan solusi terhadap permasalahan limbah pertanian sekaligus mendukung pengembangan ekonomi kreatif  berbasis  potensi  lokal.  Melalui  kegiatan  ini,  masyarakat  tidak  hanya  memperoleh pengetahuan baru tentang pengolahan limbah menjadi produk bernilai jual, tetapi juga dibekali dengan keterampilan praktis yang dapat menunjang kemandirian usaha. 

2. Bagian Metode Pelaksanaan

Observasi  merupakan  suatu  kegiatan  untuk  mengamati  dan  mencatat  secara sistematis  terhadap  fenomena  yang  diteliti  sehingga  memperoleh  informasi  atau  data yang akurat. Observasi pada kegiatan ini dilakukan survei pada semua desa yang ada di kecamatan Sindang Kelingi Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Hal tersebut dilakukan agar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilaksanakan sesuai dengan data dan kebutuhan masyarakat. Kegiatan selanjutnya adalah perencanaan yang dilakukan dengan  musyawarah  antara  tim  Pengabdian  Kepada  Masyarakat  dengan  perangkat  desa untuk  mendiskusikan  rencana  kegiatan  Pengabdian  yang  akan  dilaksanakan  di  Desa Sindang Jaya.

Tahapan  persiapan  dilakukan  untuk  menyusun  rancangan  kegiatan  yang  akan dilakukan  mulai  dari  jadwal  kegiatan  yaitu  03  Maret  2025,mempersiapkan  materi pelatihan oleh ketua pelaksana, mempersiapkan instruktur dan pendamping oleh seluruh anggota  tim  pelaksana,  menentukan  pembagian  tugas  anggota  tim  dalam  pelaksanaan pelatihan,  dan  menyiapkan  alat  dan  bahan  yang  akan  digunakan  pada  saat pelatihan pembuatan keripik pelepah pisang. 

Tahapan  persiapan  sudah  selesai  dan  terperinci  maka  tahapan  selanjutnya  adalah Pelatihan   dan   Pendampingan   dalam   pembuatan   keripik   pelepah   pisang.   Kegiatan pelatihan  dan  pendampingan  dilaksanakan  pada  hari  Senin  tanggal  3  maret  2025 bertempat  di  balai  desa Sindang  Jaya.  Adapun  kegiatan  diawali  dengan  pelatihan  yaitu penyampaian teori oleh pemateri. Selanjutnya dilanjutkan dengan pendampingan dalam membuat  keripik  pelepah  pisang.  Peserta  dan  team  pengabdian  bersama-sama  dalam membuat keripik pelepah pisang. 

3. Bagian Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan pada tanggal 3 sd 5 Maret 2025, Desa Sindang  Jaya  Kecamatan  Sindang  Kelingi  Kabupaten  Rejang  Lebong  merupakan  desa  yang memiliki  tanah  yang  subur  dan  memiliki  kekayaan  alam  yang  melimpah.  Sebagian  besar masyarakatnya  merupakan  petani,  sehingga  mengakibatkan  banyak  limbah  pertanian  yang belum dimanfaatkan di sekitar tempat tinggalnya seperti limbah tanaman pisang. 

Pemanfaatan limbah  pelepah  pisang  menjadi  olahan  keripik  dapat  menjadi  salah  satu  ide  usaha  guna membantu  meningkatkan  perekonomian masyarakat [5]dan [6].  Selain  itu,  pemanfaatan limbah   pelepah   pisang   merupakan   salah   satu   cara   untuk mengurangi limbah   disekitar masyarakat  dengan  menjadikan  produk  yang  memiliki  nilai  jual.  Kegiatan  pengabdian  ini diawali  dengan  pelatihan dan  materi  yang  disampaikan  oleh  Venti  Novita  Sari. 

Proses  pembuatan  Keripik  pelepah  pisang  cukup  sederhana  dan  dengan  modal  yang relatif  rendah.  Bahan  dasar  pengolahan  bahan  makanan  sederhana  ini  mudah  diperoleh di sekitar  lingkungan  desa  karena  kondisi  desa  Sindang  Jaya  yang  melimpah  akan  tanaman pisang. Selain  itu  generasi  muda  juga  bisa  mengetahui  bagaimana  proses  pengolahan  bahan makanan keripik pelepah pisang.

Kegiatan pengabdian yang sudah dilaksanakan berhasil memberdayakan ibu-ibu rumah tangga untuk membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga melalui pemanfaatan sumber   daya   lokal   yang   sebelumnya   masyarakat   menganggap   limbah.   Pelatihan   yang dilaksanakan  dengan  memanfaatkan  bahan  baku  tersebut,  masyarakat  desa  Sindang  Jaya mampu  menciptakan  produk  bernilai  jual  dan  juga  dapat  mengurangi  limbah  pertanian  dari aktivitas perkebunan pisang di Desa Sindang Jaya. Pengolahan pelepah pisang menjadi olahan keripik  tidak  hanya  meningkatkan  keterampilan  masyarakat  saja,  namun  juga  membuka peluang usaha baru dalam menciptakan produk yang memiliki daya tarik pasar yang luas dan nilai  jual  yang  tinggi  dengan  keripik  yang  unik  dan  inovatif. 

Secara  keseluruhan,  kegiatan  ini  berhasil  meningkatkan kapasitas  dan  keterampilan masyarakat Sindang Jaya dalam meningkatkan ekonomi keluarga dan memanfaatkan bahan lokal yang   tidak   dimanfaatkan   bahkan   yang   dianggap   sebagai   limbah. Harapannya   kedepan masyarakat  mampu menjalankan  usaha  secara  berkelanjutan  sebagai  usaha  UMKM  dan meningkatkan inovasi produk yang dapat berpengaruh terhadap ekonomi dan juga lingkungan

4. Bagian Kesimpulan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan peningkatan nilai jual pelepah pisang menjadi olahan keripik pisang yang bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat Desa Sindang  Jaya dengan  harapan  mampu  meningkatkan  kapasitas  dan  keterampilan  dalam menjalankan  usaha  berbasis  potensi  lokal. Berdasarkan  hasil  pengabdian  kepada  masyarakat yang  sudah  dilaksanakan  dapat  disimpulkan  bahwa  kegiatan  pelatihan  peningkatan  nilai  jual pelepah pisang menjadi olahan keripik pisang menjadi ilmu baru bagi masyarakat sindang jaya dan  menjadi  peluang  usaha  baru  bagi  masyarakat  untuk  meningkatkan  ekonomi  keluarga dengan memanfaatkan bahan yang melimpah dan sering tidak digunakan oleh masyarakat.

Baca informasi tentang pengabdian masyarakat berikut agar tridharma makin maksimal:

Pujiati

Saya menyukai kegiatan membaca, menulis, mendengarkan musik, dan menonton film. Saat ini, selain disibukkan dengan agenda seorang ibu rumah tangga, saya aktif menjadi Content Writer untuk situs di Deepublish Group. Sesekali saya juga membuat artikel untuk media Hops ID.

Recent Posts

Memahami Regulasi AI untuk Penelitian Ilmiah yang Dilaksanakan Dosen dan Mahasiswa

Mencari informasi terkait regulasi AI untuk penelitian ilmiah tentu penting. Sebab dalam kegiatan penelitian tentu…

3 hours ago

9 Arti Penting Update dan Mengikuti Tren Publikasi Akademik

Sudahkah mulai mengecek atau mencari tahu tren publikasi akademik atau publikasi ilmiah? Termasuk juga prediksi…

19 hours ago

Kesalahan dalam Menulis Proposal Hibah Kemdiktisaintek yang Harus Dihindari

Salah satu strategi meraih hibah penelitian Kemdiktisaintek adalah menghindari kesalahan dalam menulis proposal usulan. Tahap…

1 day ago

Cara Menulis Kerangka Proposal yang Berpeluang Lolos Hibah dalam 5 Langkah

Mencari informasi dan mempelajari tata cara menulis kerangka proposal yang berpeluang lolos hibah, tentu menjadi…

2 days ago

Mengenal Pengertian, Struktur, dan Contoh Proposal Hibah Penelitian

Meraih hibah penelitian bisa dimulai dengan mencari dan mempelajari contoh proposal hibah penelitian. Yakni proposal…

2 days ago

Pembukaan Hibah Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2026

Sejalan dengan pengumuman hasil klasterisasi perguruan tinggi pada Oktober 2025 lalu, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains,…

2 days ago