Bagi para dosen yang sedang berjuang mendapat hibah penelitian, maka wajib mengikuti ketentuan format proposal. Baik format struktur proposal secara keseluruhan maupun format penulisan sumber, dimana biasanya memakai format Vancouver.
Beberapa dosen mungkin masih belum terlalu familiar dengan format bertajuk Vancouver tersebut. Padahal dalam program hibah sendiri, format ini menjadi standar baku dalam menyusun sumber atau daftar pustaka. Berikut penjelasan lengkapnya.
Proposal usulan penelitian yang disusun dosen dalam rangka mengikuti program hibah penelitian termasuk dalam karya tulis ilmiah (KTI). Sebagai KTI maka akan terikat oleh sejumlah aturan. Mulai dari struktur, gaya bahasa, dan sebagainya.
Secara umum, pihak penyelenggara program hibah menetapkan format proposal. Termasuk format dalam menyusun daftar pustaka dan sitasi saat membuat kutipan. Saat ini, program hibah di Indonesia menggunakan format Vancouver.
Jadi, sebelum menyusun proposal usulan pahami format proposal dan format bertajuk Vancouver tersebut. Pasalnya jika tidak sesuai dengan format yang ditetapkan maka ada resiko proposal dinyatakan tidak lolos tahap seleksi administratif.
Padahal bisa jadi topik penelitiannya bagus, dimana secara substansi sudah sesuai ketentuan yang ditetapkan pihak penyelenggara hibah. Hanya saja masih keliru secara teknik yang tentu sangat disayangkan.
Jadi, apa itu format Vancouver? Format disini bisa disebut dengan istilah style bisa juga memakai istilah sistem. Sistem Vancouver sendiri adalah salah satu sistem penulisan daftar pustaka yang menggunakan penomoran dalam teks.
Secara umum sistem penulisan daftar pustaka ini digunakan untuk karya tulis ilmiah di bidang medis dan farmasi. Namun seiring berjalannya waktu, penggunaannya mulai meluas di luar dua bidang tersebut.
Saat ini sistem Vancouver diketahui menjadi format penulisan daftar pustaka untuk program hibah penelitian yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui sejumlah lembaga milik negara. Jadi, jika hendak menyusun proposal penelitian pastikan sudah memakai format ini.
Dalam format Vancouver tentu akan berbeda dengan format lain seperti APA Style maupun yang lainnya. Lalu, bagaimana membuat kutipan dengan sistem vancouver ini? Prinsipnya adalah menggunakan nomor dengan dibuat superscript.
Sehingga di akhir kutipan akan ada keterangan angka yang ditulis dengan model superscript, sehingga sekilas seperti pangkat dalam bilangan akar. Agar lebih mudah memahami cara membuat kutipan dengan sistem Vancouver, berikut perbedaannya dengan Harvard Style:
metode pengobatan penyakit ini saat ini lebih kepada penggunaan antibiotika (Robert & Black, 2007).
metode pengobatan penyakit ini sebaiknya menggunakan kombinasi bedah dan medikamentosa 1-3
Ketentuan dalam penulisan angka superscript dalam format Vancouver untuk membuat kutipan adalah sebagai berikut:
Jika sudah paham bagaimana membuat kutipan dengan sistem Vancouver sesuai penjelasan di atas. Maka kini tinggal memahami bagaimana membuat daftar pustaka dengan sistem tersebut.
Sebelum mengetahui tata cara penulisan daftar pustaka dengan sistem Vancouver, maka pahami dulu beberapa unsur yang wajib ada dalam daftar pustaka. Berikut tiga poin wajib penulisan daftar pustaka format vancouver, yaitu:
Unsur pertama adalah penulis atau editor. Biasanya mencantumkan nama penulis utama. Jika referensi yang digunakan adalah hasil terjemahan atau hasil editing sebuah buku. Maka yang dicantumkan adalah nama editor.
Unsur kedua adalah tanggal atau waktu publikasi. Referensi dalam bentuk buku mengacu pada tanggal penerbitan. Jika referensi dalam bentuk siaran langsung di televisi, maka mencantumkan tanggal siaran tersebut terjadi.
Unsur terakhir adalah judul referensi. Semua referensi dijamin memiliki judul. Namun, bagaimana dengan hasil wawancara? Dalam format Vancouver, referensi dari hasil wawancara tidak perlu dicantumkan judulnya.
Selain unsur utama tersebut, bergantung pada jenis referensi yang digunakan maka akan ada kebutuhan unsur lainnya. Misalnya saat mereferensikan jurnal maka perlu mencantumkan volume jurnal tersebut. Jika dari internet maka mencantumkan Link URL.
Supaya lebih mudah memahami tata aturan dalam menyusun daftar pustaka menggunakan format Vancouver. Berikut detail penjelasan tata cara penulisan untuk beberapa jenis referensi dan contohnya:
Buku sering dijadikan referensi ilmiah karena dinilai kredibel, sebab proses penerbitan diketahui panjang dan memastikan isinya berkualitas dan bisa diandalkan.
Dalam sistem Vancouver, penulisan daftar pustaka dari sumber buku menggunakan aturan berikut:
Penulis/editor. (tanda titik) Judul (huruf besar hanya huruf pertama dari kata pertama dan kata benda apapun), (Tanda koma) Edisi (hanya sertakan nomor edisi jika bukan edisi pertama). (tanda titik) Tempat terbit: (titik dua) penerbit; Tahun penerbitan, Seri dan nomor volume (jika relevan).
Berikut contoh penulisan dengan aturan tersebut:
(1) Errami M, Garner H. A tale of two citations. Nature. 2008;451(7177): 397–399.
(2) Watkins PJ. ABC of Diabetes. 5th ed. London: Blackwell Publishing; 2003.
Bicara mengenai sistem Vancouver dari buku, maka akan dijumpai beberapa kondisi. Misalnya dari jumlah penulis, kemudian apakah hasil editing atau murni ditulis seorang penulis, dan sebagainya. Beda kondisi maka beda cara penulisannya. Berikut penjelasannya:
Buku yang ditulis oleh 1-6 penulis maka seluruh penulis namanya dicantumkan. Berikut contohnya:
Buku yang ditulis oleh 7 penulis atau lebih, maka 6 penulis pertama dicantumkan semua namanya. Penulis lainnya diganti dengan keterangan “et al”. Berikut contohnya:
Buku yang dijadikan referensi bisa jadi merupakan hasil editing. Maka dalam format Vancouver nama yang dicantumkan adalah nama editor dengan tambahan keterangan “ED” (ditulis huruf kapital). Berikut contohnya:
Buku yang dijadikan referensi bisa jadi hanya bab tertentu saja. Maka penulisan di daftar pustaka juga akan berbeda. Dimana perlu mencantumkan penulis bab tersebut, judul bab, dan diikuti judul buku. Berikut contohnya:
Jika referensi buku yang digunakan adalah buku elektronik, maka selain mencantumkan unsur pokok juga wajib menambahkan link URL dimana buku elektronik tersebut didapatkan. Berikut contohnya:
Sumber atau jenis referensi kedua yang juga sangat sering digunakan sebagai referensi ilmiah adalah jurnal, baik nasional maupun internasional. Dalam format Vancouver tata cara penulisan daftar pustaka dari jurnal adalah sebagai berikut:
Penulis, Judul artikel, Nama jurnal (huruf besar semua huruf awal dan menggunakan singkatan jurnal), Tanggal publikasi sebagai tahun bulan hari, [dikutip tahun bulan hari]; Volume (terbitan): Nomor halaman (tidak didahului oleh hal.).
Referensi dari jurnal kemudian terbagi menjadi dua, yakni jurnal cetak dan jurnal elektronik. Dimana dalam sistem Vancouver penulisannya ada perbedaan, berikut detail penjelasan dan contohnya:
Jurnal cetak mengikuti format yang sudah dijelaskan sebelumnya, berikut contoh penulisan daftar pustakanya:
Sedangkan pada jurnal elektronik terdapat tambahan Link URL dimana jurnal tersebut didapatkan. Berikut contoh penulisannya:
Ada kalanya referensi dalam penelitian menggunakan tesis. Dalam format Vancouver susunan atau tata cara penulisan daftar pustakanya adalah sebagai berikut:
Nama penulis. Judul tesis. Nama perguruan tinggi; tahun penyusunan.
Berikut contoh penulisan daftar pustakanya:
Referensi yang digunakan juga bisa dari internet. Dasar prinsip penulisannya adalah mencantumkan unsur berikut:
Nama penulis atau editor. Judul artikel. [internet]. Tahun publikasi. Tanggal dilakukan akses. Available disusul link URL artikel online.
Referensi dari internet dua kemungkinan, yakni dari artikel yang dimuat di sebuah website. Kemungkinan kedua adalah artikel berita. Berikut detail tata cara penulisan daftar pustakanya:
Itulah penjelasan detail mengenai format Vancouver yang menjadi salah satu syarat teknik dalam pengajuan proposal hibah penelitian. Memahaminya dengan baik akan membantu memenuhi salah satu aspek penilaian di tahap seleksi administratif. Sehingga peluang lolos dalam program hibah semakin besar.
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…