Bandung – Fedri Ruluwedrata Rinawan, dr., M.Sc. PH., PhD., adalah dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung perancang aplikasi iPosyandu. Dengan aplikasi tersebut, diharapkan dapat mengoptimasi sistem informasi pelaporan para kader Posyandu kepada Puskesmas, Dinas Kesehatan hingga taraf Kementerian.
Fedri mengatakan, aplikasi iPosyandu ini dirancang untuk memudahkan kader dalam menyusun laporan terkait aktivitas yang dilakukan di Posyandu. Sebab, diketahui Fedri penyusunan laporan kegiatan Posyandu masih dilakukan secara manual.
“Biasanya kader menulis data di buku bantu, lalu nanti dipindahkan ke buku yang lain (saat menyusun laporan), jadinya dua kali kerja,” ujar Fedri seperti dilansir dari laman unpad.ac.id.
Fedri melanjutkan, melalui aplikasi iPosyandu, kader hanya memasukkan data di aplikasi. Nantinya, aplikasi langsung mengolah data tersebut dan memasukkannya ke dalam forum pelaporan. Form pelaporannya sendiri disesuaikan dengan format pemerintah, sehingga laporan bisa lebih cepat disusun dan kader tinggal mengunduhnya kapan saja.
Diketahui, inisiasi untuk mengembangkan aplikasi iPosyandu ini berawal saat Fedri menjadi Dosen Pendamping Lapangan (DPL) dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) Program Pengabdian kepada Masyarakat oleh Dosen (PPMD) Unpad di desa Pasawahan Kidul dan Pasawahan Anyar, Kecamatan Pasawahan, Purwakarta pada 2016 lalu.
Dari kegiatan KKNM tersebut, Fedri menemuka adanya kebutuhan dari pada kader maupun petugas Puskesmas perihal aplikasi dalam pelaporan di Posyandu. “Karena kader itu sifatnya relawan, tidak digaji seperti PNS. Maka kita bantu persingkat waktunya ketika bekerja,” ungkap Fedri yang peroleh gelar doktornya di Chiba University, Jepang.
Padahal di sisi lain, sebagian besar kader di Pasawahan memiliki perangkat ponsel pintar. Melihat kondisi tersebut, Fedri meyakini bahwa kader sudah siap untuk bekerja dengan menggunakan bantuan teknologi.
Lakukan Kolaborasi untuk Pengembangan Aplikasi iPosyandu
Di tahun 2017 dan 2018, melalui dana hibah internal Unpad Fedri bersama Ari Indra Susanti, SST., M.Keb., (FK Unpad) dan Indah Amelia, dr. M.K.M (FK Unpad) merintis aplikasi awal dengan area Puskesmas Pasawahan sebagai proyek perdananya. Dalam perkembangannya, Fedri menerima beragam masukan agar aplikasinya bisa lebih mudah digunakan.
Kemudian pada 2019, Fedri dan tim yang terdiri dari Dr. Siti Nur Fatimah, dr., Sp.GK., M.S., (FK Unpad) Dani Ferdian, dr., M.K.M., (FK Unpad) Ari Indra Susanti, S.ST., M.Keb., (FK Unpad), Didah, S.ST., M.Keb., (FK Unpad), serta Dr. Ayi Purbasari, S.T., M.T., (Universitas Pasundan), dan Dr. Arief Zulianto, S.T., M.T., (Universitas Langlang Buana) berkolaborasi untuk mengembangkan aplikasi iPosyandu yang lebih komprehensif dibanding aplikasi awal yang dirintis.
Tidak hanya untuk memudahkan optimasi pelaporan, iPosyandu juga berfungsi memantau aktivitas tumbuh kembang anak. Karena itu, Fedri membuat dua aplikasi iPosyandu yang berkoneksi. Satu aplikasi khusus untuk kader, sedangkan satu lagi merupakan aplikasi iPosyandu yang khusus untuk orang tua.
Lewat aplikasi ini, orang tua bisa memantau bagaimana kondisi buah hatinya melalui data yang dimasukkan kader saat aktivitas Posyandu. Diharapkan, orang tua bisa lebih memperhatikan kondisi tumbuh kembang anaknya. Selain itu, kecepatan laporan yang diterima Puskemas diharapkan dapat membantu petugas untuk melakukan tindakan antisipatif jika ditemukan data kondisi gizi buruk.
Jadi Rekomendasi Pemerintah
Fedri mengatakan aplikasi iPosyandu untuk kader saat ini tersedia dan bisa diunduh di layanan Play Store di Android dan bisa digunakan oleh para kader Posyandu di seluruh wilayah Indonesia. Untuk bisa menggunakan aplikasi iPosyandu, setiap Posyandu harus melakukan pendaftaran dan verifikasi terlebih dahulu.
“Tentu saja pengembangan aplikasi iPosyandu tidak hanya sampai di sini saja. Ada jalan panjang lainnya yang ingin diwujudkan dari riset tersebut,” jelasnya.
Karena itu, selain memperoleh Hibah Internal Unpad, aplikasi iPosyandu juga berhasil mendapatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT. Astra Internasional Tbk. Dana ini salah satunya digunakan untuk pengembangan aplikasi iPosyandu Orang Tua.
Fedri memaparkan, langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah pembuatan laman (website) hingga menginisiasi machine learning. Pembuatan laman ini diperuntukkan untuk pemerintah, sehingga pemerintah, baik Kementerian, Dinas Kesehatan, maupun Puskesmas, bisa langsung mengakses data yang dimasukkan kader di Posyandu dengan mudah dan cepat.
“Masalah sebelumnya adalah seringnya keterlambatan laporan. Mudah-mudahan dengan adanya website ini kementerian hingga Puskesmas tidak usah capek menunggu laporan,” kata Fedri.
Sementara machine learning merupakan bagian dari ilmu kecerdasan buatan (artificial intelligence). Melalui algoritme machine learning, data yang diinput kader Posyandu diolah sedemikian rupa sehingga mampu memprediksi atau memberikan rekomendasi pencegahan ke depannya.
Fedri mencontohkan, jika di suatu wilayah terdapat angka stunting tinggi, maka mesin akan memberikan rekomendasi pencegahan untuk menurunkan stunting tersebut. “Algoritma machine learning ini berdasarkan human inspired. Makin kaya data, makin dia prediksi ke depannya,” imbuh Fedri.