Tahukah Anda, faktor apa saja yang mempengaruhi BKD atau pencapaian BKD? Dosen di Indonesia tentu akrab dengan BKD (Beban Kinerja Dosen). Dimana berisi seluruh tugas dan tanggung jawab akademik yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu satu semester.
Meski wajib memenuhi target dalam BKD, banyak juga yang kesulitan mencapai hal tersebut. Rupanya, hal ini terjadi karena memang banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang dosen. Berikut informasinya.
Apa Itu Kinerja Dosen?
Mengutip dari salah satu artikel ilmiah yang terbit di JURNAL MAPPESONA Program Studi Manajemen Pendidikan Islam IAIN Bone, kinerja dosen adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang dosen, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan pendidikan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan norma atau etika.
Kinerja seorang dosen dilihat dari pelaksanaan tugas dan kewajiban akademik. Semakin banyak kewajiban akademik yang berhasil ditunaikan. Maka semakin tinggi kinerja dosen di lingkungan akademik atau pendidikan tinggi.
Mendukung dan memotivasi dosen di Indonesia dalam memaksimalkan kinerja akademiknya. Maka ditetapkan BKD yang berisi target kinerja dosen. Yakni 12 SKS sampai maksimal 16 SKS dalam satu semester.
Setiap SKS di dalam BKD bisa dipenuhi atau dicapai dosen dengan melaksanakan tugas pokok dan tugas penunjang. Mencakup pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan juga tugas penunjang tugas pokok tersebut.
Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi BKD?
Memenuhi target BKD bukan persoalan mudah bagi seorang dosen. Sebab diketahui ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi kinerja dosen. Lalu, faktor apa saja yang mempengaruhi BKD atau kinerja dosen?
Faktor yang mempengaruhi kinerja akademik dosen bisa dari faktor internal dosen itu sendiri. Kemudian, terdapat juga faktor-faktor eksternal. Berikut penjelasan detailnya:
1. Kompetensi Dosen
Faktor pertama yang mempengaruhi kinerja dosen adalah kompetensi dosen itu sendiri. Kompetensi ini menjadi keterampilan dan kemampuan dasar yang wajib dikuasai dosen untuk menjalankan tugas akademik dengan baik.
Kompetensi yang belum optimal bisa menyulitkan dosen menjalankan seluruh tugasnya. Sehingga kinerjanya menjadi tidak optimal dan kesulitan dalam memenuhi BKD. Lalu, kompetensi apa saja yang wajib dikuasai oleh para dosen?
Mengacu pada isi dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dan Dosen, terdapat 4 kompetensi dasar yang wajib dikuasai dosen maupun guru. Yaitu:
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik mencakup kemampuan dosen dalam memahami peserta didik (mahasiswa), merancang dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil pembelajaran, dan mengembangkan potensi mahasiswa.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal dosen dalam menjadi pribadi yang baik, profesional, dan bisa menjadi teladan bagi mahasiswa. Maka dosen wajib memiliki kepribadian positif agar berwibawa dan menjadi teladan yang baik.
c. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan dosen dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Mencakup pemahaman dosen terhadap kurikulum pembelajaran, memahami materi yang akan disampaikan kepada mahasiswa, dan sebagainya.
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan seorang dosen dalam berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan para mahasiswa, rekan sesama dosen, orang tua atau wali mahasiswa, dan masyarakat luas.
2. Kepuasan Kerja Dosen
Membahas mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi BKD, tentu salah satunya adalah kepuasan kerja dosen. Kepuasan kerja dosen sendiri adalah kesesuaian antara harapan dengan kondisi nyata yang dirasakan dosen terhadap pekerjaannya.
Seorang dosen yang merasa dihargai karena kinerjanya, dianggap kehadirannya, mendapat gaji yang layak atau sesuai kontrak kerja maupun SK, dan menerima fasilitas serta dukungan lain dalam menjalankan tugasnya. Maka akan merasa puas selama menekuni profesi dosen.
Dosen yang puas dengan pekerjaan atau profesinya. Tentu memiliki sikap dan motivasi untuk mengoptimalkan kinerja. Sehingga merasa menjadi bagian dari perguruan tinggi yang menaungi. Kemudian ingin berkontribusi dalam menunjang perkembangan perguruan tinggi tersebut.
3. Motivasi Terhadap Kinerja
Poin ketiga yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dosen adalah motivasi kerja itu sendiri. Motivasi menjadi faktor yang berasal dari internal dosen sendiri.
Seorang dosen yang memiliki minat, bakat, bahkan passion untuk mengajar dan melakukan penelitian. Tentunya akan memiliki motivasi tinggi dalam menjalankan seluruh kewajiban akademik. Sehingga kinerjanya optimal.
Sebaliknya, dosen yang merasa tidak memiliki semangat dan tertarik untuk mengajar, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat. Maka cenderung memiliki motivasi kerja yang rendah.
4. Komitmen Dosen
Menjawab pertanyaan faktor apa saja yang mempengaruhi BKD atau kinerja dosen, maka salah satu jawabannya adalah komitmen dosen tersebut. Dalam KBBI, komitmen adalah tanggung jawab. Selain itu, komitmen adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu.
Artinya, dosen yang memiliki komitmen atau merasa terikat dengan profesi dosen. Maka akan memiliki tanggung jawab tinggi dalam melaksanakan seluruh tugas sebagai dosen tanpa terkecuali dan tanpa mengeluh.
Sehingga, dosen dengan komitmen kinerja yang tinggi memiliki kinerja yang optimal. Begitu juga sebaliknya. Para dosen yang komitmen pada kinerja atau profesi dosen akan cenderung rendah memiliki kinerja yang tidak optimal.
5. Etos Kerja Dosen
Berikutnya yang menjadi faktor penentu dosen memenuhi BKD atau sebaliknya adalah etos kerja. Dalam KBBI, etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
Etos kerja dosen merupakan sikap dosen dalam menyikapi tanggung jawab akademik atau tugas akademiknya. Secara umum, etos kerja dosen mencakup sikap disiplin, kerja keras, integritas, dan profesionalisme.
Dosen dengan etos kerja yang tinggi akan berusaha bertanggung jawab dan profesional. Sehingga mendayagunakan kemampuannya untuk mengelola waktu, menyelesaikan tugas akademik tepat waktu, dan menjadi teladan bagi mahasiswa.
Ikuti juga kelas online Digital Era Smart Lecturer Optimalisasi Riset dan Publikasi dan kuasai strategi riset dan publikasi digital untuk memperkuat reputasi akademik Anda!
6. Lingkungan Kerja Dosen
Membahas faktor apa saja yang mempengaruhi BKD, maka tidak bisa dilepaskan dari kondisi lingkungan kerja. Artinya, dosen yang memiliki lingkungan kerja kondusif cenderung memiliki kinerja yang optimal. Begitu juga sebaliknya.
Lingkungan kerja sendiri, secara umum mencakup kondisi tempat kerja yang sifatnya fisik dan nonfisik. kondisi fisik di tempat kerja seperti ruang kerja dosen, kondisi ruang kelas saat mengajar, fasilitas di laboratorium, akses ke jurnal dan referensi ilmiah kredibel, dan sebagainya.
Sementara kondisi nonfisik di lingkungan kerja dosen adalah segala sesuatu yang mempengaruhi suasana tempat kerja yang dipengaruhi hal-hal nonfisik. Seperti hubungan dengan rekan sesama dosen, hubungan dengan tenaga kependidikan, hubungan dengan mahasiswa, dan sebagainya.
Sehingga sikap dari orang-orang di sekitar tempat kerja dosen ikut menentukan kinerja. Dosen yang berada di sekitar orang-orang yang malas, suka mengeluh, menyebarkan kabar negatif tentang institusi, dan sebagainya. Cenderung terpengaruh dan menurunkan etos kerjanya. Sehingga kinerjanya tidak optimal. Begitu juga sebaliknya.
7. Kompensasi pada Kinerja Dosen
Dikutip melalui salah satu artikel ilmiah yang terbit di Jurnal Renaissance, menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi BKD dosen adalah kompensasi yang didapat dosen atas kinerjanya.
Artinya, imbalan yang diterima dosen setelah menjalankan seluruh tugasnya menentukan kinerja akademiknya. Imbalan atau kompensasi disini bisa mencakup gaji dosen tersebut, tunjangan kinerjanya, insentif publikasi ilmiah, dukungan pendanaan riset, dan sebagainya.
Dosen yang merasa menerima kompensasi kinerja yang sepadan atau setara dengan sumber daya yang dikeluarkan. Cenderung puas dengan profesinya dan berkomitmen meningkatkan kinerja akademik. Begitu juga jika terjadi sebaliknya.
8. Kepemimpinan
Mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi BKD selanjutnya, adalah aspek atau faktor kepemimpinan. Artinya, karakter dan kebijakan dari pimpinan dosen di perguruan tinggi ikut andil dalam menentukan kinerja dosen tersebut.
Setiap dosen tentu berharap memiliki pimpinan yang baik, adil, dan mampu menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Pemimpin disini mencakup pimpinan PT atau rektor sampai pimpinan fakultas dan prodi seperti dekan dan pemangku jabatan struktural lainnya.
Pimpinan perguruan tinggi akan sangat mempengaruhi kebijakan di perguruan tinggi tersebut. Sehingga berdampak langsung pada kepuasan, kenyamanan, dan kemudahan dosen dalam menjalankan tugasnya.
Selain itu, karakter pimpinan yang memandang siapa untuk didukung. Tentu menyulitkan dosen dengan modal bakat dan passion mengajar maupun meneliti. Tanpa dukungan koneksi dan riwayat keluarga yang memadai, maka mereka cenderung punya etos kerja rendah. Dampaknya, kinerja tidak optimal.
9. Budaya Organisasi
Mencari tahu faktor apa saja yang mempengaruhi BKD tentu akan mengetahui adanya faktor budaya organisasi atau budaya institusi. Budaya organisasi disini adalah nilai, norma, dan kebiasaan yang berlaku di perguruan tinggi.
Budaya organisasi yang positif seperti mendukung penuh setiap dosen dalam menjalankan tri dharma (tugas pokok) dan tugas penunjang. Maka tentu akan mendukung pencapaian kinerja yang optimal dari para dosen.
Sebaliknya, jika perguruan tinggi memiliki budaya yang tidak mendukung dosen dalam kinerjanya. Maka dosen akan merasa kurang diperhatikan, harus bekerja sendirian, dan motivasi kerja menjadi tidak maksimal. Hal ini yang membuat kinerja akademik kurang memuaskan.
10. Komitmen Organisasi
Jika mencari tahu faktor apa saja yang mempengaruhi BKD, maka salah satunya adalah komitmen organisasi. Artinya, komitmen perguruan tinggi dalam menunjang pengembangan mutu SDM di bawah naungannya akan sangat mempengaruhi kinerja dosen.
Secara umum, hubungan profesional antara perguruan tinggi dengan para dosen adalah simbiosis mutualisme. Perguruan tinggi yang menerapkan kebijakan untuk mendukung dosen melaksanakan kewajibannya dan meningkatkan keterampilan maupun kompetensinya. Bisa mendapatkan kinerja akademik optimal.
Kinerja akademik dosen yang optimal akan menghasilkan publikasi ilmiah dan kegiatan akademik berdampak nyata. Sehingga ikut membangun reputasi perguruan tinggi, meningkatkan nilai akreditasi, sampai posisi di pemeringkatan nasional dan global.
Sebaliknya, jika komitmen perguruan tinggi rendah dan mengabaikan dosen. Kemudian dosen harus bekerja mandiri. Maka dosen cenderung punya kinerja tidak optimal. Biasanya, dosen dalam kondisi ini akan berusaha pindah homebase. Mencari perguruan tinggi yang mendukung karir dan kinerja akademiknya.
Pentingnya Dosen Memaksimalkan Kinerja Akademik
Setelah memahami faktor apa saja yang mempengaruhi BKD. Maka tentu, para dosen akan berusaha untuk memaksimalkan faktor-faktor yang bisa dikontrol (khususnya faktor internal). Sehingga kinerja akademik optimal dan karir akademiknya terus berkembang.
Namun, seberapa penting bagi dosen untuk mengoptimalkan kinerja akademiknya? Kinerja akademik dosen memiliki banyak sekali arti penting di lingkungan pendidikan tinggi. Diantaranya adalah:
1. Menentukan Proses Belajar Mengajar
Salah satu tugas pokok atau tugas wajib seorang dosen di Indonesia adalah mengajar mahasiswa. Dalam tugas ini, dosen akan melakukan transfer ilmu yang dimiliki kepada para mahasiswa.
Seperti yang diketahui, perguruan tinggi menyediakan layanan pendidikan tinggi kepada masyarakat. Maka salah satu kunci layanan ini bisa diberikan adalah menjamin keberadaan dosen yang menguasai 4 kompetensi yang sudah dijelaskan.
Oleh sebab itu, perguruan tinggi sudah sepatutnya menciptakan lingkungan kerja kondusif. Sehingga dosen bisa melaksanakan tugasnya dalam menjalankan proses belajar mengajar. Jika dosen memiliki kinerja yang buruk, maka layanan pendidikan tidak dapat diberikan perguruan tinggi.
2. Dosen Teladan bagi Banyak Pihak
Arti penting kedua untuk memahami faktor apa saja yang mempengaruhi BKD dan berusaha memenuhi BKD tersebut adalah karena dosen adalah teladan. Yakni teladan baik bagi mahasiswa, rekan sesama dosen, dan masyarakat luas.
Dosen yang tidak profesional dan tidak bertanggung jawab akan memiliki kinerja yang buruk. Sehingga tidak bisa menjadi teladan bagi semua pihak yang disebutkan sebelumnya.
Oleh sebab itu, dosen sangat penting untuk memiliki kinerja akademik yang baik dan optimal. Sehingga bisa menjalankan fungsi perguruan tinggi. Sekaligus menjadi teladan yang layak ditiru oleh orang-orang di sekitarnya. Dosen pun mampu memotivasi dosen lain agar kinerjanya sama-sama optimal.
3. Membantu Memenuhi BKD
Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi BKD bisa membantu dosen memenuhi BKD itu sendiri. Sesuai penjelasan di awal, BKD pada dasarnya adalah target kinerja yang harus dipenuhi dosen. Minimal dalam satu semester memenuhi 12 SKS.
Jika dosen memiliki kinerja yang buruk maka target BKD tersebut tidak bisa dipenuhi. Dampaknya dosen bisa menerima sejumlah sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Mulai dari diberikan teguran secara lisan maupun tertulis, penundaan hak (gaji dan tunjangan), sampai resiko diberhentikan sebagai dosen.
Baca juga artikel berikut yang berkaitan dengan penulisan jurnal:
- Memahami Pentingnya Publikasi Jurnal untuk Pencapaian BKD
- Jangan Mangkir! Ini Sanksi Tidak Mengisi BKD untuk Dosen
- 4 Bentuk Kesalahan Pengisian BKD Dosen yang Harus Dihindari
- Tak Perlu Bingung, Ini Cara Pengisian BKD di SISTER Cloud
- Pengertian BKD Dosen dan Unsur-Unsur di Dalam Laporannya
Ikuti juga Kelas Ekslusif: Roadmap Riset Efektif bersama profesor untuk permudah Anda di setiap pengajuan jabatan fungsional!
4. Mendukung Pengembangan Karir Akademik
Arti penting memiliki kinerja akademik yang optimal bagi dosen adalah menunjang pengembangan karir akademik. Yakni lewat jabatan fungsional yang terus naik sampai ke jenjang tertinggi Guru Besar.
Dosen yang menjalankan tugas akademik akan diberi apresiasi berupa tambahan poin angka kredit. Jadi, dosen dengan kinerja yang baik memiliki potensi menjadi Guru Besar sebelum pensiun. Begitu juga sebaliknya.
5. Membangun Reputasi Dosen
Arti penting berikutnya, kinerja dosen adalah reputasi dosen itu sendiri. Dosen dengan kinerja yang optimal memiliki bukti jelas dan bisa diakses masyarakat. Mulai dari karirnya di perguruan tinggi yang baik, riwayat publikasi ilmiah, kehadiran dosen di berbagai seminar sampai workshop, dll.
Semakin optimal kinerja dosen, maka semakin positif reputasinya. Bagi dosen, memiliki reputasi akademik yang baik akan membuka banyak kesempatan akademik. Mulai dari akses hibah penelitian, kolaborasi dalam riset dan publikasi ilmiah, dll.
6. Sarana Meningkatkan Kualitas Hidup Dosen
Semua dosen di Indonesia tentu ingin hidup mapan dan sejahtera. Salah satu kuncinya adalah mengoptimalkan kinerja akademik. Sehingga jenjang jabatan fungsional bisa terus berkembang dan bahkan pesat.
Semakin tinggi jenjang jabatan fungsional yang dipangku dosen. Maka semakin mudah mengakses berbagai tunjangan sampai kenaikan gaji. Misalnya, jika bisa menjadi Guru Besar maka ada kesempatan menerima tunjangan kehormatan. Sehingga semakin menua, semakin sejahtera pula hidup dosen tersebut.
Memahami faktor apa saja yang mempengaruhi BKD sangat penting bagi dosen. Pemahaman ini membantu dosen menyusun strategi agar kinerjanya optimal. Sebab kinerja inilah yang akan menentukan karir akademik dosen dan kesejahteraan hidupnya.
Referensi:
- Arisal, A. (2023). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Dosen. JURNAL MAPPESONA, 6(2), 100-109. [BUKA]
- Rifkhan, R. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Dosen Universitas Pamulang. Jurnal Renaissance, 3(02), 358-373. [BUKA]
- Herawati, J., & Rinofah, R. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dosen. Akmenika: Jurnal Akuntansi dan Manajemen, 16(2). [BUKA]
- Hidayati, S. (2022). Pentingnya Peningkatan Kinerja Dosen untuk Pendidikan Indonesia Lebih Baik. [BUKA]



