fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Evi Dewi Kusumawati: Tri Dharma yang Paling Menantang adalah Pengabdian kepada Masyarakat

Evi Dewi Kusumawati, SE. Ak, CA,M.Ak.

Evi Dewi Kusumawati, SE. Ak, CA,M.Ak. Memasuki tahun 2020, kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) diterapkan di dunia pendidikan tinggi tanah air. Lewat kebijakan ini, mahasiswa maupun dosen tidak hanya berkutat di lingkungan kampus. Salah satunya, juga berkutat di dunia praktisi seperti terjun langsung ke industri. 

Bahkan, lewat kebijakan ini pula akan ada banyak pelaku industri yang masuk ke kampus untuk mengajar mahasiswa. Bicara mengenai praktisi mengajar di kampus, jauh sebelum kebijakan ini dirilis dan diterapkan Kemendikbud. 

Terdapat banyak dosen yang awalnya masuk ke dunia praktisi kemudian memilih fokus ke dunia akademik. Salah satunya adalah Evi Dewi Kusumawati, SE. Ak, CA,M.Ak., yang merupakan dosen di STIE ST Pignatelli Surakarta sejak 2019 sampai sekarang. 

Mencintai Akuntansi Sejak Masih Belia  

Wanita yang saat ini sibuk mengajar di STIE ST Pignatelli Surakarta sekaligus menjadi pendamping UMKM di Solo Technopark mengaku terjun di bidang akuntansi karena memang suka sejak dulu. 

Bu Evi mengaku, pihak keluarga sempat tidak memberi dukungan atas jurusan pendidikan yang dipilihnya. Hal ini lumrah, karena bu Evi sendiri lahir dan tumbuh dari keluarga yang berkutat di bidang kesehatan. Salah satunya adalah sang ayah yang berprofesi sebagai dokter. 

Sebagai orangtua, yang memang menekuni dunia kesehatan tentu ingin anaknya juga mengikuti jejaknya. Tidak bermaksud untuk meneruskan estafet profesi dalam keluarga. Namun lebih kepada kemudahan untuk memberi bimbingan selama proses belajar. 

Bu Evi Dewi Kusumawati yang di masa SMA sempat masuk ke jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini kemudian memutuskan untuk pindah jurusan. Keputusan ini diambil karena menurut beliau saat belajar tentang Fisika, Biologi, dan ilmu alam lainnya. Rasa tertarik itu tidak pernah ada, tidak pernah dirasakan. 

Namun, saat membahas mengenai akuntansi rasa cinta itu ada. Maka saat ada tawaran dari guru untuk pindah jurusan, beliau pun memutuskan untuk masuk ke jurusan akuntansi. 

Baca Juga:

Dr. Ira Maisarah: Dosen di Era Milenial Harus Optimalkan Kegiatan Menulis

Ulasan Lengkap 5 Dosen Generasi Pertama di Prodi Statistika UII 

Dr. Ir. Sri Nuryani: Dosen Harus Komit dan Punya Integritas dalam Melaksanakan Tri Dharma

Prof. Andi Iqbal: Dosen Itu Harus Siap Berkontribusi dan Bertanggungjawab untuk Kemajuan Bangsa

Awalnya, beliau tidak ingin memberitahu orangtua karena tahu akan menerima banyak nasehat yang bisa membuat  telinga panas. 

Hanya saja, pihak sekolah ingin seluruh siswa yang pindah jurusan menyertakan surat izin atau surat pernyataan merestui anaknya pindah jurusan. Pada momen ini, Bu Evi sempat gusar. 

Namun, karena tahu tidak akan bisa bertahan di bidang ilmu alam sekaligus untuk memuluskan jalan pindah jurusan. Mau tidak mau beliau kemudian meminta izin. Kedua orangtua sempat menolak dan marah. 

Meskipun begitu, setelah berdiskusi panjang sekaligus melakukan banyak upaya dan bu Evi masih setia dengan pendiriannya masuk jurusan Akuntansi. Kedua orangtuanya pun luluh, dan berpesan untuk tekun belajar. 

Sebab tidak ada anggota keluarga yang masuk ke jurusan ilmu sosial. Sehingga dipastikan tidak ada anggota keluarga yang bisa membantu jika bu Evi menghadapi kesulitan dalam belajar, mengerjakan tugas, dan lain sebagainya. 

Evi Dewi Kusumawati: Belajar Akuntansi Tidak Selalu Mudah 

Perjalanan mendalami ilmu akuntansi pun dimulai sejak duduk di bangku SMA, dan harus diakui belajar akuntansi ternyata tidak selalu mudah. Terutama saat memasuki masa perkuliahan. Dimana dosen yang sudah mengantongi enam sertifikat profesi akuntan ini mengaku mulai kelimpungan saat masuk ke semester tiga. 

Dalam akuntansi memang akan ada banyak hal perlu dipahami, tidak bisa sekedar dihafalkan. Penyusunan laporan keuangan harus disesuaikan dengan standar yang ada, dan jika membahas masalah uang dan laporannya. 

Namun, inilah jurusan yang menjadi pilihan dan bahkan menjadi prioritas yang diambil oleh Bu Evi. Meskipun dibuat pusing bukan main, namun beliau mencoba untuk konsekuen dengan pilihan yang diambil. 

Perlahan, Bu Evi Dewi Kusumawati mencoba mencari metode yang sesuai untuk bisa menguasai materi dengan baik. Seiring berjalannya waktu, semester demi semester berhasil dilalui beliau. Usaha pun berbuah manis, di tahun 1998 akhirnya bisa dinyatakan lulus. 

Bu Evi kemudian menjadi lulusan S1 di Fakultas Ekonomi jurusan Ilmu Akuntansi di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Setelah lulus, Bu Evi tidak langsung menjadi dosen melainkan meniti karir di corporate (perusahaan). 

Baca Juga:

Bapak Sattar: Menjadi Dosen Harus Mengikuti Perkembangan dan Perubahan

Perjalanan Karir Dr. Muhammad Natsir dalam Menekuni Profesi Dosen 

Prof Retno: Memahami Pentingnya Mencapai Gelar Profesor bagi Dosen

Titik Taufikurrohmah, Dosen Kimia Unesa yang Kembangkan Nanogold 

Perjalanan Karir sebagai Akuntan 

Evi Dewi Kusumawati

Bu Evi yang lahir di Yogyakarta pada 1974 ini setelah menyelesaikan pendidikan tinggi jurusan Akuntansi kemudian meniti karir di tahun 1999. Tepat setelah lulus kuliah. Perjalanan karir beliau cukup panjang, sejak tahun 1999 dan kemudian baru di tahun 2019 memutuskan untuk masuk ke dunia akademik. 

Perjalanan karir sebagai akuntan dimulai di Jakarta, mengikuti kakak sang ibu yang tinggal di Ibukota. Sebagai anak perempuan yang punya jarak 15 tahun dengan sang kakak. Bu Evi dikenal keluarga sebagai anak yang manja. 

Orangtua kemudian berharap, dengan memberi jalan kepada beliau berkarir jauh dari keluarga bisa menumbuhkan kemandirian. Proses hijrah pun dilakukan di Jakarta, selain itu Bu Evi juga sempat bekerja di Karawang dan kemudian pindah ke Solo (Surakarta) mengikuti sang anak. Keputusan ini kemudian membuka jalan bagi bu Evi untuk menekuni profesi dosen. 

Efisiensi dalam Mengajar 

Perjalanan panjang Bu Evi terjun langsung di lapangan mempraktekan ilmu akuntansi. Membantu beliau untuk mengajar dengan sistem yang lebih efisien. Sehingga salah satu metode beliau dalam mengajar adalah mengajarkan materi yang banyak digunakan di lapangan. 

Sehingga ada beberapa materi di dalam buku yang tidak diajarkan ke mahasiswa. Sebab menurut beliau, akan sia-sia mengenal semua teori akuntansi yang terlalu panjang jika hanya segelintir diantaranya yang dipraktekan, digunakan, dan dimanfaatkan. 

Bu Evi juga mengedepankan logika dalam memahami ilmu akuntansi. Sebab mayoritas, materi akuntansi secara teori memusingkan namun jika dipraktekan justru terasa sangat mudah dan sangat sederhana. 

Disiplin Menjalankan Tri Dharma 

Sebagai dosen, Bu Evi juga akrab dengan Tri Dharma. Menurut beliau, tugas pokok di dalam Tri Dharma yang tersulit adalah penelitian namun yang paling menantang adalah pengabdian kepada masyarakat. 

Sebagai salah satu mentor di Solo Technopark yang mendampingi pelaku UMKM dalam merapikan laporan keuangannya agar sesuai standar. Membuat beliau paham bahwa masih banyak pelaku usaha, khususnya UMKM yang belum bisa menyusun laporan keuangan dengan baik yakni yang sesuai standar tadi. 

Tantangan dalam pengabdian kepada masyarakat bagi beliau adalah memastikan pelaku UMKM bisa menyusun laporan keuangan dengan baik. Sehingga mereka punya bekal untuk bisa mendapatkan dukungan untuk berkembang. Misalnya bisa mendapatkan bantuan dana dari pihak tertentu, agar usaha yang dijalankan bisa dikembangkan lagi. 

Selain itu, Bu Evi juga masih mencoba mempelajari bagaimana melakukan penelitian dengan baik. Mulai dari menyusun proposal penelitian yang sesuai dengan ketentuan di dunia akademik. 

Beliau mengaku masih butuh banyak belajar, supaya bisa melaksanakan seluruh Tri Dharma dan kemudian bisa mengikuti sertifikasi dosen. Sertifikasi sendiri diakui beliau masih menjadi fokus utama. Kedisiplinan tentu diperlukan untuk bisa melaksanakan seluruh tanggung jawab sebagai dosen. 

Apalagi beliau lebih lama terjun di lapangan sehingga masih terbilang baru di dunia akademik yang mana belum memiliki SOP yang kuat seperti di perusahaan. Sehingga sering menjumpai kebijakan yang mudah berubah-ubah yang kemudian menjadi tantangan sendiri bagi dosen di tanah air. 

Artikel Terkait:

Dekan FEB Universitas Pancasakti (UPS) Mencermati Pengaruh Fenomena Influencer Saham Pada Investor Millenial 

Pandemi, Kedua Dosen UIGM ini Gagas iFarmplg Bantu Penjual di Pasar Tradisional 

I Wayan Sudirana, Dosen ISI Denpasar yang Mendedikasikan Hidupnya untuk Musik

D3 Keperawatan UNEJ Gandeng Penerbit Deepublish Gelar Workshop Penulisan Buku Ajar 

Di tag :