Jurnal

Editorial Board Jurnal dan Kriterianya Sesuai PO PAK 2024


Dalam kegiatan mengurus publikasi ilmiah di jurnal, baik jurnal nasional maupun jurnal internasional tentu perlu memperhatikan editorial board jurnal tersebut. Apalagi jika publikasi tersebut ditujukan untuk pengajuan kenaikan jabatan fungsional. 

Maka jurnal yang dilaporkan ke Tim PAK harus memenuhi kriteria yang ditetapkan Ditjen Dikti, sebagaimana yang tercantum di PO PAK 2024. Oleh sebab itu, memahami apa itu editorial board dan bagaimana memastikannya sudah sesuai kriteria atau belum adalah hal penting. 

Jadi, hal ini menjadi aspek lain yang perlu diperhatikan dengan seksama oleh dosen. Apalagi, editorial board yang diteliti dengan seksama, juga ikut membantu dosen menghindari jurnal predator. Berikut penjelasan detailnya. 

Mengenal Editorial Board pada Jurnal

Dikutip melalui website resmi Elsevier, dijelaskan bahwa editorial board jurnal adalah sebuah tim yang terdiri dari para ahli di bidang jurnal. Selain disebut dengan istilah editorial board, juga sering disebut sebagai advisory board. 

Secara umum, editorial board adalah sebuah daftar yang menunjukan tim editor yang mengelola sebuah jurnal, baik itu jurnal cetak maupun elektronik. Sebab, sebuah jurnal harus dikelola secara profesional oleh tim yang memang paham dunia jurnal ilmiah. 

Editorial board ini biasanya akan menampilkan semua tim yang mengelola jurnal tersebut. Dimulai dari Ketua Editor (Editor in Chief), Editor Bagian (Associate (Handling), Editor Teknis (Assistant Editor), dan lain sebagainya. 

Pada jurnal online, biasanya editorial board akan ditempatkan di satu halaman khusus. Sehingga pengunjung jurnal tersebut bisa mengetahui siapa ketua editornya, siapa saja reviewer yang dimiliki, siapa tim editornya, dan sebagainya. 

Lewat informasi editorial board jurnal, pengunjung yang merupakan para peneliti bisa mengecek kredibilitas jurnal tersebut. Jadi, selain mengetahui siapa di balik layar sebuah jurnal ilmiah. Peneliti juga bisa memastikan jurnal tersebut kredibel atau sebaliknya. 

Yakni dengan mengecek nama-nama di dalam editorial board, menghubungi kontak nama-nama tersebut, dan menanyakan apakah memang menjadi bagian dari pengelola jurnal yang ditemukan di database maupun internet. 

Hal ini dilakukan untuk memastikan suatu jurnal tidak asal mencomot nama dosen dan peneliti lain tanpa izin. Biasanya praktek seperti ini dilakukan jurnal predator untuk mengelabui korbannya. 

Peneliti lain, mungkin juga memiliki tujuan tambahan pada saat mengecek halaman editorial board. Namun, melakukan pengecekan seperti ini memang penting untuk mencegah terjerat jurnal predator. Sekaligus memastikan jurnal tersebut memenuhi kriteria yang ditetapkan Ditjen Dikti. 

Ketentuan Editorial Board Jurnal untuk Publikasi Sesuai PO PAK 2024

Membahas mengenai editorial board jurnal, memang akan berkaitan dengan PO PAk 2024. Termasuk juga PO PAK yang dirilis di tahun-tahun sebelumnya. Seperti yang diketahui, kementerian melalui Ditjen Dikti menetapkan sejumlah kriteria dalam publikasi ilmiah yang dilakukan dosen. 

Baik kriteria teknis, seperti minimal jumlah halaman saat menyusun buku ilmiah (monograf, referensi, buku ajar, dll). Sampai kriteria yang berkaitan dengan kualitas dan kredibilitas tempat publikasi. Misalnya jika penerbit, maka wajib menerbitkan buku ber-ISBN. 

Selain kriteria pada penerbitan buku, kriteria ini juga diterapkan untuk publikasi di prosiding maupun jurnal ilmiah. Artinya, publikasi ke jurnal tidak cukup hanya memastikan artikel ilmiah yang disusun sudah dipublikasi sebuah jurnal. Tapi, wajib memastikan jurnal tersebut memenuhi kriteria. 

Mengacu pada PO PAK 2024, untuk publikasi di jurnal internasional bereputasi. Salah satu kriterianya adalah jurnal tersebut memiliki editorial board paling sedikit berasal dari 4 negara yang berbeda. Editorial board yang dimaksud disini adalah dari tim reviewer jurnal. 

Jurnal ilmiah yang kredibel, pada saat menyediakan layanan publikasi jurnal internasional biasanya akan merekrut banyak reviewer. Biasanya memprioritaskan dari berbagai negara untuk memenuhi standar sebagai pengelola jurnal internasional. 

Meskipun sudah menjadi standar umum, karena memang masih ada praktek jurnal predator. Maka peneliti tidak bisa asal percaya bahwa semua jurnal internasional pasti merekrut reviewer dari beberapa negara berbeda di dunia. Sekaligus, memiliki reviewer “nyata”, karena banyak jurnal predator yang asal mencomot nama-nama Profesor. 

Selain kriteria berdasarkan editorial board jurnal. Publikasi ilmiah ke jurnal internasional juga wajib memenuhi kriteria lainnya. Seperti: 

  1. Karya ilmiah yang diterbitkan ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika akademik;
  2. Memiliki International Standard Serial Number (ISSN);
  3. Ditulis dengan menggunakan bahasa resmi PBB (Arab, Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol dan Tiongkok);
  4. Memiliki terbitan versi daring;
  5. Artikel ilmiah yang diterbitkan dalam 1 (satu) nomor terbitan paling sedikit penulisnya berasal dari 2 (dua) negara;
  6. Alamat jurnal dapat ditelusuri daring;
  7. Editor boards dari jurnal dapat ditelusuri daring dan tidak ada perbedaan antara editor yang tercantum di edisi cetak dal edisi daring;
  8. Proses reviu dilakukan dengan baik dan benar;
  9. Jumlah artikel setiap penerbitan adalah wajar dan format tampilan setiap terbitan tidak berubah ubah; dan
  10. Tidak pernah ditemukan sebagai jurnal yang tidak bereputasi atau jurnal meragukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi tidak terdapat pada daftar jurnal/ penerbit kategori yang diragukan.

Sementara untuk publikasi ke jurnal internasional bereputasi, maka ada tambahan 2 kriteria lagi yang harus dipenuhi suatu jurnal. Yaitu: 

  1. Diterbitkan oleh asosiasi profesi ternama di dunia atau PT atau Penerbit (Publisher) kredibel; dan
  2. Terindeks dalam basis data internasional bereputasi yang diakui oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (contoh Web of Science dan/atau Scopzs) dengan SJR jurnal di atas 0,1 atau memiliki JIF WoS paling sedikit 0,05. Jurnal berstatus coverage discontinued darr cancelled di Scopus/ Scimagojr dapat dipertimbangkan untuk pemenuhan syarat khusus jika dapat menunjukkan bukti korespondensi proses reviu dan memiliki kualitas tulisan yang baik.

Kriteria ini ditetapkan untuk memastikan jurnal yang dipilih para dosen memang kredibel dan bukan jurnal predator. Sehingga bisa memastikan publikasi tersebut berkualitas dan kredibel yang bisa masuk ke database bereputasi tinggi. 

Oleh sebab itu, pemilihan jurnal untuk mengurus publikasi harus teliti. Selain mengecek editorial board jurnal tersebut diisi oleh siapa saja dan pakar dari mana saja. Peneliti atau dosen juga perlu mengecek aspek lainnya sesuai ketentuan. 

Tugas Editorial Board

Lalu, apa tugas dari editorial board jurnal ilmiah? Berhubung editorial board adalah sebuah tim pengelola jurnal ilmiah. Maka tim ini akan dibagi menjadi beberapa yang kemudian diberi kewajiban atau tugas berbeda-beda. 

Dikutip melalui website Akademisi.net, dijelaskan ada 8 tugas dari seluruh tim editorial board sebuah jurnal. Yaitu: 

1. Menerima dan Menilai Naskah

Tugas yang pertama dari anggota tim editorial adalah menerima dan menilai naskah (artikel ilmiah) yang di submit penulis. Pada tahap ini, pemeriksaan artikel apakah sudah sesuai scope keilmuan, format, dan ketentuan lainnya. Sehingga akan dinilai apakah bisa dan layak dipublikasikan jurnal tersebut. 

2. Menentukan Keputusan Editorial

Tugas yang kedua adalah menentukan keputusan dari seluruh tim editorial. Yakni menerima artikel ilmiah yang disubmit penulis, memberikan atau meminta revisi, atau menolak artikel ilmiah tersebut. 

Apabila isi artikel dipandang tidak sesuai dengan format dan ketentuan lain yang ditetapkan jurnal. Atau karena ada bentuk pelanggaran etika, seperti plagiarisme. Maka keputusan menolak mempublikasikan artikel tersebut akan disampaikan ke penulis. 

3. Memfasilitasi Proses Peer Review

Tim editorial board jurnal juga bertugas memfasilitasi proses review. Biasanya, jurnal bekerjasama dengan para Profesor dan peneliti senior dari berbagai institusi, lembaga penelitian, dan negara di dunia. Dimana mereka akan menjadi reviewer dalam proses peer review. Artikel yang diterima akan diserahkan ke mereka. 

4. Mengedit Naskah

Tugas berikutnya dari editorial board atau beberapa anggota tim di dalamnya adalah mengedit naskah. Biasanya tugas ini dilakukan oleh editor jurnal. Dimana akan dilakukan editing untuk tujuan memastikan kejelasan, konsistensi, dan keakuratan naskah. 

5. Memastikan Kepatuhan Etika

Tugas selanjutnya dari editorial board jurnal adalah memastikan kepatuhan etika terpenuhi. Jadi, naskah yang dikirimkan (submit) dipastikan bebas dari segala bentuk pelanggaran etika. Seperti plagiarisme, comot nama penulis lain, dan sebagainya. 

6. Mengelola Jadwal Publikasi

Editorial board juga bertugas dalam mengatur jadwal publikasi. Seperti yang diketahui, jurnal ilmiah akan mempublikasikan beberapa artikel secara berkala. Penentuan jadwal publikasi dilakukan oleh tim dan biasanya memiliki ritme yang sudah paten (tidak berubah). Jika terbit 6 bulan sekali maka begitu seterusnya. 

7. Berkomunikasi dengan Penulis (Peneliti)

Tugas selanjutnya adalah melakukan komunikasi dengan penulis. Editor sebuah jurnal akan rutin berkomunikasi dan mengupdate progres artikel ilmiah yang diterima. Sehingga penulis mendapat kabar rutin, mendapat kepastian, dan layanan dijamin transparan. 

Pada reviewer, biasanya komunikasi dengan penulis juga rutin. Apalagi di masa peer review dan memang ada revisi. Sehingga ada komunikasi yang membantu artikel sudah memenuhi standar yang berlaku dan layak terbit. 

8. Mempromosikan Jurnal

Editorial jurnal juga ada tim yang dipilih untuk melakukan tugas promosi. Sehingga bisa memperkenalkan jurnal tersebut kepada peneliti secara luas. Jangkauan menjadi lebih luas dan lebih banyak artikel berkualitas bisa diterbitkan. 

Editorial board biasanya dipahami sebagai tim yang bertugas sebagai reviewer. Tim reviewer, biasanya adalah para ahli. Misalnya dosen yang sudah menjadi Profesor (Guru Besar) dan pakar di suatu bidang keilmuan. Tugas utama yang dimiliki adalah memeriksa kualitas artikel ilmiah yang disubmit peneliti ke pihak jurnal. 

Proses review bisa memakan waktu yang lumayan, antara beberapa bulan sampai tahunan. Lama tidaknya proses review bergantung pada beberapa faktor. Faktor utama adalah kualitas artikel ilmiah (naskah) yang di submit peneliti. 

Jika memang ada revisi dalam skala besar dan dilakukan lebih dari sekali, bahkan sampai berkali-kali. Maka masa review menjadi lebih panjang dari seharusnya. Biasanya, para peneliti mencoba meminimalkan revisi dengan mengikuti format artikel yang ditetapkan jurnal. Serta mengecek artikel-artikel yang sudah dipublikasikan karakternya seperti apa. 

Cara Cek Editorial Board

Adapun cara mengecek editorial board jurnal sangat mudah, terutama untuk jurnal yang memiliki website resmi. Maupun jurnal online yang mengurus publikasi jurnal online (noncetak). Berikut adalah tata cara pengecekan editorial board secara umum: 

1. Kunjungi Website Jurnal Ilmiah

Langkah yang pertama adalah mengunjungi website resmi sebuah jurnal ilmiah yang ingin dijadikan pilihan. Setiap jurnal di masa sekarang mayoritas sudah memiliki website resmi. Jadi, silahkan dikunjungi. 

Memudahkan akses ke website resmi, maka pencarian jurnal bisa dilakukan dari database kredibel. Misalnya di laman SINTA untuk dosen dan peneliti dari Indonesia. Jurna-jurnal yang terindeks diberikan link tautan ke website resminya. 

Hal serupa juga terjadi di database lain, baik itu Scopus, WoS, DOAJ, ScimagoJr, dan masih banyak lagi yang lainnya. Mencari tautan website resmi dari database lebih aman, karena nama jurnal dan link URL bisa sama dengan jurnal lainnya. Jadi, untuk menghemat waktu dan tenaga bisa ke database kredibel. 

2. Masuk ke Halaman Editorial Board

Setelah website resmi sebuah jurnal berhasil didapatkan, maka bisa segera mengunjunginya. Setelah itu, silahkan mencari menu Editorial Board. Semua jurnal akan menyediakan menu ini dan terhubung ke halaman baru yang khusus. 

Sebab tim di dalam Editorial Board jurnal biasanya cukup banyak. Selain itu, penempatannya di laman tersendiri juga untuk mencegah kebingungan peneliti yang melakukan riset kredibilitas jurnal. 

Penempatan menu Editorial Board antara satu jurnal dengan jurnal lainnya tentu tidak sama. Jadi, kuncinya adalah mencari istilah ini di website resmi jurnal dan tidak terpaku pada tata letak penempatannya di jurnal lain yang ditemui. 

3. Mengecek Siapa Saja Tim di Editorial Board Jurnal

Tahap berikutnya adalah mengecek siapa saja tim di Editorial Board jurnal ilmiah tersebut. Beberapa jurnal menampilkan semua tim editorial yang berada di balik tata kelola jurnal ilmiah tersebut. Beberapa lagi hanya menampilkan nama reviewer. 

Setiap pengelola jurnal tentunya memiliki kebijakan tersendiri dalam menentukan pengaturan ini. Selain itu, biasanya para peneliti mengecek editorial board adalah untuk mengecek siapa saja reviewer jurnal tersebut. 

4. Melakukan Konfirmasi Anggota Tim Editorial Board

Seperti yang dijelaskan di awal, jurnal predator cukup sering mencomot nama Profesor dari berbagai negara tanpa izin. Sehingga nama mereka masuk ke Editorial Board jurnal, tapi tidak menjalankan tugas sebagai reviewer. Sebab memang tidak ada kerjasama dalam bentuk apapun. 

Maka sudah sepatutnya para peneliti lebih teliti dengan melakukan konfirmasi. Biasanya, jurnal akan mencantumkan informasi tambahan. Minimal nama institusi maupun lembaga penelitian tempat reviewer bertugas. Berikut contoh di website jurnal Teknosains (UGM): 

Editorial Board

  • Muhammad Kusumawan Herliansyah, SCOPUS ID=23469293700, Department of Mechanical Engineering, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
  • Tati L. Rajab Mengko, SCOPUS ID=14019972600, Biomedical Engineering Research Division, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia
  • Joko Triyono, SCOPUS ID=56069608900, Department of Mechanical Engineering, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
  • G.J. Verkerke, SCOPUS ID= 6602948038, Faculty of Engineering Technology, University of Twente, Enschede, Netherlands

Jadi, silahkan mengunjungi website resmi institusi yang menaungi para reviewer tersebut. Kemudian menghubungi institusi maupun reviewer yang bersangkutan untuk mengkonfirmasi. 

Jika memang benar ditunjuk sebagai reviewer, maka artinya informasi di website jurnal sudah benar dan tidak asal comot. Pada tahap ini, Anda bisa mempertimbangkan untuk memahami jasa jurnal tersebut. Apalagi jika sudah memenuhi standar Ditjen Dikti terkait kriteria editorial board. 

Itulah penjelasan mengenai apa itu editorial board jurnal dan bagaimana cara melakukan pengecekan. Lewat penjelasan ini, para peneliti tentu semakin mudah dalam memilih jurnal dan memastikan kredibilitasnya. 

Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi penting dan berharga di artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.

Pujiati

Saya menyukai kegiatan membaca, menulis, mendengarkan musik, dan menonton film. Saat ini, selain disibukkan dengan agenda seorang ibu rumah tangga, saya aktif menjadi Content Writer untuk situs di Deepublish Group. Sesekali saya juga membuat artikel untuk media Hops ID.

Recent Posts

Syarat & Tahap Pengangkatan Pertama dari CPNS Menjadi PNS Dosen

Bagi para dosen CPNS, berusaha memenuhi ketentuan dalam pengangkatan pertama dari CPNS menjadi PNS. Sebab,…

2 weeks ago

Pembukaan Hibah Penelitian Kerjasama Indonesia Belanda 2025

Bagi para dosen di Indonesia yang menunggu program hibah, Anda kini bisa berlega hati karena…

3 weeks ago

Program PHC-Nusantara 2025 Dibuka, Cek Dulu Syaratnya Di Sini!

Selain mengandalkan hibah dari Ditjen Dikti, para dosen juga bisa mengandalkan hibah hasil kerjasama pemerintah…

3 weeks ago

4 Bentuk Kesalahan Pengisian BKD Dosen yang Harus Dihindari

Dosen tetap dan aktif menjalankan tri dharma memiliki kewajiban menyusun laporan BKD menjelang akhir semester.…

3 weeks ago

Jangan Mangkir! Ini Sanksi Tidak Mengisi BKD untuk Dosen

Kewajiban dosen di Indonesia, tidak hanya menjalankan tugas pokok dan tugas penunjang. Melainkan dosen juga…

3 weeks ago

Tak Perlu Bingung, Ini Cara Pengisian BKD di SISTER Cloud

Sama seperti profesi lainnya, dosen di Indonesia juga memiliki target kinerja yang diberi tajuk BKD…

3 weeks ago