Yogyakarta – Melakukan transformasi perekonomian negara dari ekonomi berbasis sumber daya alam (resource based economy), menjadi ekonomi berbasis ilmu pengetahuan (knowladge based economy) menjadi fokus pemerintah saat ini. Oleh karena itu, Kemenristekdikti melalui Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi mengembangkan program pengembangan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), program yang terkonsentrasi pada penumbuhan startup berbasis teknologi sudah dilaksanakan sejak 2015.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir dalam acara Pembukaan Pameran Inovasi Inovator Indonesia Expo (25/10) mengatakan, hingga tahun 2018 pendanaan dan pembinaan diberikan oleh Kemenristekdikti kepada 923 startup. Tak hanya itu tapi juga calon startup yang berasal dari dari mahasiswa, masyarakat umum, dan juga peneliti/dosen.
”923 startup tersebut harus terus mendapatkan pendampingan dan pembinaan dari pemerintah. Untuk itu salah satu langkah yang kami lakukan melaui Ditjen Penguatan Inovasi adalah dengan menyelenggarakan kegiatan Pameran Inovasi Inovator Indonesia ini,” terangnya.
Lebih lanjut Menristekdikti menjelaskan, perhelatan ini bertujuan agar tumbuhnya budaya IPTEK yang menggerakan generasi muda untuk berinovasi, dengan melihat produk yang dipamerkan. Serta untuk menarik minat investor untuk berinvestasi sebagai angle investor atau seed funding terhadap produk-produk hasil inovasi menjadi industri.
Pada laporannya, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Jumain Appe menyebutkan Pameran Inovasi Inovator Indonesia Expo (I3E) 2018 yang diselenggarakan di Jogja City Mall ini merupakan kali ke-4 sejak diselenggarakan pertama kali pada tahun 2015, kali ini dengan mengusung tema “Startup : Optimisme Untuk Bangsa”.
Lebih lanjut ia menjelaskan, alasan dipilihnya pusat perbelanjaan sebagai tempat Pameran Inovasi dengan tujuan mendekatkan inovasi ke masyarakat. Ia berharap masyarakat benar-benar merasakan manfaat dari hasil inovasi dari para inovator, serta menumbuhkan sektor industri khususnya menjawab tantangan dan peluang di era Revolusi Industri 4.0.
”Dengan demikian masyarakat mengetahui kemampuan bangsa khususnya generasi muda, dalam ikut serta mendorong daya saing ekonomi dengan menjadi wirausaha muda yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi,” tuturnya.
Tahun ini pameran diselenggarakan selama 4 hari pada tanggal 25-28 Oktober 2018, dan diikuti oleh 261 startup inovasi teknologi, yang mendapatkan pendanaan dari Kemenristekdikti dan juga melibatkan para Industri Mikro, Kecil dan Menegah (IMKM), binaan Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Taman Pintar Yogyakarta, Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP. IPTEK) dan komunitas startup di Yogyakarta.
Turut hadir dalam acara tersebut Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan Kementerian Sekretariat Negara, Kepala LPNK di lingkungan Kemenristekdikti, Rektor UGM, Rektor UNY, Kepala LLDIKTI Wilayah V, Para inovator dan inventor, serta tamu undangan lainnya.
(redaksi)
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…