Tangerang – Universitas Media Nusantara (UMN) patut berbangga, pasalnya dua dosen program studi (prodi) Film UMN sekaligus sutradara yaitu Makbul Mabarak dan Yosep Anggi Noen berhasil menorehkan prestasi pada ajang 72th Locarno Film Festival 2019 Swiss pada Agustus lalu.
Dikutip dari laman umn.ac.id, Film Autobiography karya Makbul Mubarak berhasil memenangkan penghargaan utama untuk kategori Open Doors. Pada kategori ini, Makbul mempresentasikan karyanya yang tengah dalam proses produksi di hadapan para dewan juri.
Sebuah proyek film panjang berjudul Autobiography dari Makbul tersebut mendapat pendanaan sebesar 50.000 CHF yang apabila dirupiahkan sekitar Rp734.000.000.
Film bergenre suspense ini mengisahkan seorang pembantu muda bernama Rakib (18 tahun) yang bekerja di rumah mewah milik Purna (62 tahun), seorang pensiunan yang sedang mencalonkan diri menjadi walikota yang juga pensiunan jenderal yang menjadi ayah pengganti bagi Rakib.
Sangat loyal, Rakib tidak ragu melacak seorang remaja yang telah mencuri poster pemilihan umum ayahnya yang sedang mencalonkan diri sebagai pemimpin lokal. Rakib pun memulai serangkaian kejadian mengejutkan yang keras dan menakutkan.
Ketika dinyatakan sebagai pemenang utama kategori ini, Makbul mengaku sangat gembira. Idenya untuk mengangkat aspek Indonesia ternyata berhasil memikat para juri.
“Senang karena diberi kepercayaan, juga senang karena ternyata cerita dari Indonesia bisa diapresiasi oleh pelaku dan penikmat film dari luar Indonesia,” ungkap Makbul antusias.
Nama Makbul Mubarak sebelumnya oleh kalangan perfilman Indonesia lebih dikenal sebagai kritikus film. Makbul bergiat sebagai penulis dan editor di portal kritik film daring Cinema Poetica.
Lulusan dari Korea National University of Arts ini memulai karier di bidang produksi diawali dari menyutradarai sejumlah film pendek, diantaranya, Sugih (2015), Serpong (2015), Irasaimase (2016), dan Ruah (2016). Film pendek terakhirnya Ruah mengantarkan Makbul meraih penghargaan Film Pendek terbaik FFI 2017.
Kini selain menjadi dosen Prodi Film di UMN, ia juga sebagai salah satu penulis sekaligus pendiri cinemapoetica.com, Makbul juga menulis tentang film di berbagai media lainnya.
Sementara itu, film The Science of Fiction karya Yosep Anggi Noen tayang perdana di hadapan 2.700 orang di Locarno Film Festival. Film ini bahkan disandingkan dengan karya Sutradara besar dunia, seperti Pedro Costa, Koji Fukada dan Ulrich Kohler pada kategori Main Competition.
Dedikasi keduanya dalam perfilman memang patut diacungi dua jempol. Tidak hanya mengharumkan nama Indonesia di kancah global, Makbul dan Anggi juga menginspirasi mahasiswa-mahasiswanya di prodi Film UMN agar terus giat dan berkomitmen berkarya.
“Membuat film yang jujur lebih penting daripada membuat film yang bagus. Buatlah film yang jujur,” pesan Makbul.
Locarno Film Festival merupakan salah satu festival yang bergengsi bagi insan perfilman dunia. Festival ini diadakan tahunan di Swiss sejak 1946 dan menjadi salah satu festival tertua di tingkat internasional.
Locarno Film Festival selalu memberikan penghargaan pada film-film yang memiliki visi artistik dan inovatif. Adapun kategorinya: Main Competition, Filmmakers of the Present, Pardo di Domani, dan Open Doors.
Redaksi
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…