fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Dr. Ir. Sri Nuryani: Dosen Harus Komit dan Punya Integritas dalam Melaksanakan Tri Dharma

Dr. Ir. Sri Nuryani

Dr. Ir. Sri Nuryani. Indonesia memiliki ratusan dosen yang aktif mengajar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, baik kampus negeri maupun swasta. Setiap dosen tentu memiliki cerita tersendiri ketika memutuskan untuk menekuni profesi dosen sekaligus ketika memilih bidang keilmuan yang akan dipelajari secara mendalam. 

Hal serupa juga dimiliki oleh Dr. Ir. Sri Nuryani Hidayah Utami, M.P., M.Sc. yang merupakan salah satu dosen PNS di UGM (Universitas Gadjah Mada). Tahun ini, menjadi tahun ke-30 bagi Dr. Sri untuk mengajar dan menjalankan isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang merupakan titah utama seorang dosen. 

Dr. Sri memiliki keinginan untuk lebih banyak menulis sebagai bentuk ikhtiar beliau untuk meninggalkan ilmu yang bermanfaat dan mudah diaplikasikan. Keinginannya adalah untuk menulis buku populer yang tentu bisa dibaca oleh siapa saja dan oleh semua kalangan. Lalu, seperti apa profil beliau dan kiprahnya dalam menekuni profesi dosen? 

Awal Karir Dr. Ir. Sri Nuryani Menjadi Dosen 

Dr. Sri saat ini tercatat sebagai dosen PNS di Fakultas Pertanian, UGM, Yogyakarta. Perjalanan karir beliau dimulai sejak tahun 1991 ketika resmi diangkat menjadi dosen PNS dan mendapatkan tugas mengajar di UGM sampai sekarang. Beliau sendiri merupakan lulusan Ilmu Tanah di UGM setelah mendapatkan beasiswa dari pemerintah Belgia. 

Meskipun beasiswa tersebut disediakan oleh pemerintah negara Belgia, namun proses perkuliahan dilakukan di Indonesia yang pada masa tersebut adalah di UGM. Tahun 1990-an, mahasiswa baru masuk ke fakultas yang dituju di pendidikan tinggi baru setelah memasuki semester 5 maka bisa memilih prodi yang spesifik. 

Dr. Ir. Sri Nuryani sendiri mengaku memiliki ketertarikan dengan Biologi dan Kimia sejak masih duduk di bangku SMA. Beliau juga menjelaskan kurang begitu tertarik dengan Fisika karena terlalu rumit. Maka memilih mengambil fakultas pertanian, dan di semester 5 kemudian masuk ke Ilmu Tanah. 

Pada masa itu, jumlah mahasiswa perempuan sangat sedikit di Ilmu Tanah bahkan Dr. Sri mengaku menjadi satu-satunya mahasiswi di kelas dan di prodi tersebut. Namun, lain dulu lain pula dengan sekarang. Saat ini Ilmu Tanah menjadi prodi yang lebih banyak diminati oleh mahasiswa perempuan. 

Keputusan Dr. Ir. Sri Nuryani untuk mengambil prodi Ilmu Tanah menjadi keputusan yang tepat. Sebab saat ini nyaris semua orang membutuhkan ilmu tentang tanah untuk bisa hidup  berkelanjutan. Tanah tidak hanya penting untuk memastikan hasil pertanian mencukupi kebutuhan masyarakat luas. Bisa lebih dari itu. 

Profesi dosen bukanlah profesi yang dicita-citakan oleh Dr. Ir. Sri Nuryani muda. Setelah lulus kuliah, almarhum ibu beliau berpesan untuk mencari pekerjaan di Yogyakarta saja. Maka, proses mencari pekerjaan kemudian dimulai dan suatu ketika mendapatkan tawaran untuk menjadi dosen. 

Berbagai pertimbangan dilakukan oleh dosen yang sudah menuliskan 200 artikel ilmiah di jurnal nasional dan internasional, sebelum memutuskan menjadi dosen. Hingga disadari oleh beliau bahwa profesi dosen adalah profesi yang cocok untuk perempuan. Kemudian juga memberikan profesi yang lebih merdeka. 

Merdeka dalam berpendapat, merdeka dalam mengembangkan diri, merdeka dalam menemukan hal-hal (temuan) baru, dan lain sebagainya. Selain itu, beliau juga melihat para guru dan dosen yang mengajar terlihat enjoy. Menikmati sekali kegiatannya menjadi tenaga pendidik. Sehingga keputusan menjadi dosen kemudian dibuat dan ditekuni sampai sekarang. 

Baca Juga:

Prof Retno : Memahami Pentingnya Mencapai Gelar Profesor Bagi Dosen

Bu Fatma: Dosen Harus Pandai Manajemen Waktu dalam Pelaksanaan Tri Dharma

Pak Bejo : Dosen Menulis untuk Menyampaikan Ide dan Gagasan 

Tantangan Dosen Masa Kini Menurut Dr. Ir. Sri Nuryani

Dr. Sri mengaku saat ini fokus melakukan penelitian terkait pertanian organik, penggunaan teknologi masukan rendah (teknologi yang tidak high energy, murah, dan ramah lingkungan), dan juga penelitian tentang gambut sesuai disertasi yang dikerjakan oleh beliau. 

Selain menjalankan titah Tri Dharma lewat penelitian yang sudah ditentukan fokus-fokusnya, dosen di UGM ini juga mengaku berhadapan dengan berbagai tantangan. Tantangan ini tentu saja akan dihadapi oleh semua dosen masa kini. Baik dosen muda maupun dosen yang sudah senior. 

Saat ini, masyarakat khususnya mahasiswa mendapatkan akses yang sangat mudah terhadap ilmu pengetahuan. Internet menjadi sumber utama mereka mengakses ilmu pengetahuan sesuai kebutuhan dan berkualitas. Sehingga dosen kemudian sering berhadapan dengan mahasiswa yang lebih tahu mengenai materi yang dijelaskan dosen. 

Bagi Dr. Sri kondisi dan situasi ini tidak salah, dan tidak cacat juga ketika dosen melibatkan mahasiswa yang lebih tahu materi untuk ikut memberi penjelasan. Dosen justru dituntut untuk lebih aktif belajar. Rajin mengupgrade ilmu yang dimiliki supaya bisa lebih tahu dari mahasiswa, meskipun tetap akan ada momen bertemu mahasiswa yang lebih tahu. 

Jika zaman dulu akses ilmu pengetahuan sangat susah, bahkan untuk mendapatkan buku terbitan luar negeri sampai tidak bisa diakses oleh sembarang mahasiswa. Sebab buku-buku pengetahuan berkualitas hanya dimiliki dosen, dan akses ke koleksi mereka hanya pada mahasiswa tertentu saja. 

Sehingga dosen harus mudah beradaptasi dengan kemajuan teknologi masa kini. Supaya bisa terus mengajar, menikmati prosesnya, dan bisa menjalin hubungan baik dengan mahasiswa. 

Bersyukur Menjadi Dosen dan Melaksanakan Tri Dharma 

Dosen yang memiliki ayah seorang TNI dan ibu yang berprofesi sebagai pedagang ini mengaku sangat bersyukur dan menikmati sekali profesinya sebagai dosen. Beliau punya keinginan untuk selalu komit dalam melaksanakan Tri Dharma. 

Dalam kegiatan pendidikan, beliau mengaku tidak hanya mengajarkan pendidikan melainkan juga mendidik. Sehingga harus selalu memberikan teladan yang baik kepada mahasiswanya. Hal ini membuat beliau selalu memberi perhatian, semua kontak selalu aktif dan mudah dihubungi baik itu email, WhatsApp, maupun yang lainnya. 

Saat sibuk dengan suatu hal, beliau tetap meluangkan waktu untuk membalas chat yang dikirimkan mahasiswa. Tak hanya dengan mahasiswi saja, dalam melaksanakan penelitian terutama dengan mitra. Beliau juga komit ingin menjalin hubungan yang baik sehingga kepercayaan untuk berkolaborasi melakukan penelitian bisa terus dilakukan. 

Saat ada pesan dari email atau WhatsApp yang dikirimkan oleh mitra, sesibuk apapun Dr. Sri akan meluangkan waktu membalas pesan tersebut. Sehingga selalu mencoba fast respon dan memberi kesan yang baik. Sebab hubungan dengan mitra pada dasarnya adalah hubungan simbiosis mutualisme, yang juga menguntungkan bagi dosen. 

Dr. Sri juga mengaku sangat menikmati jalinan hubungan dengan para petani pada saat melaksanakan pengabdian masyarakat. Beliau merasa senang saat ilmu tentang tanah bisa membantu para petani meningkatkan hasil panen. Ketulusan para petani juga memberi kesan mendalam bagi beliau untuk terus berbagi ilmu. 

Dosen yang sudah menerima pendanaan untuk penelitian dan pengabdian masyarakat baik dari Kementerian Dikti, Kementerian Pertanian, dan lainnya ini berharap pendidikan di Indonesia terus berkualitas. Saat ini UGM sudah masuk 200 besar daftar universitas terbaik dunia, dan tentunya berharap peringkat ini akan terus naik sampai ke 100 besar. 

Harapan lain yang diinginkan beliau adalah bisa terus produktif menulis, khususnya buku populer yang bisa dibaca oleh siapa saja. Sebab ilmu tentang tanah sesuai pengalaman beliau sangat dibutuhkan banyak orang. Menulis lewat buku populer membantu ilmu tanah ini dikenal masyarakat lebih luas dan diaplikasikan secara langsung. 

Artikel Terkait:

Dr. I Gusti Rai: Dosen Harus Beradaptasi dengan Kebutuhan Masyarakat dan Dunia Industri

Dr. E. Siti Puryandani: Menjadi Dosen Harus Siap Menjadi “Pembelajar”

Dr. Iva Ariani: Dosen Melaksanakan Tri Dharma untuk Menjawab Persoalan di Masyarakat