Dr Geofakta. Membahas tentang dunia profesi dosen memang tidak ada habisnya, apalagi jika menemukan sosok dosen muda yang unik dan ternyata sangat kaya prestasi. Barangkali sedikit ungkapan ini bisa mengungkapkan segelintir hal tentang Dr. Geofakta Razali yang baru saja menyelesaikan sidang terbuka pendidikan doktor.
Sosoknya yang masih sangat muda namun sudah memiliki jabatan fungsional Lektor sekaligus sudah sampai tahap akhir untuk mendapatkan gelar S3. Tentu menjadi inspirasi bagi banyak dosen yang saat ini menekuni karir di dunia pendidikan. Lalu, seperti apa awal mula Dr. Geofakta meniti karir di dunia dosen?
Sosok Dr. Geofakta Razali mungkin sudah tidak asing di dunia media, karena beliau sendiri sebelum masuk ke dunia pendidikan tinggi sebagai dosen mengawali karir di bidang media. Passion beliau yang menyukai kegiatan berhubungan dengan media dan menulis membuat profesi seperti PR dan bahkan digital marketing ditekuni dengan sangat baik.
Keputusan Dr. Geofakta Razali kemudian dibuat untuk mengembangkan diri dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Selama masa perkuliahan tersebut, beliau diminta teman untuk membantu kegiatan mengajar. Melihat background yang sudah terjun di dunia praktisi diharapkan untuk menjelaskan seluk beluk dunia praktisi tersebut kepada mahasiswa sebagai modal untuk masuk dunia kerja nanti.
Siapa sangka, setelah mengajar di sejumlah perguruan tinggi Dr. Geofakta Razali kemudian menemukan ketertarikan di dunia mengajar. Tak hanya dijadikan sampingan untuk mendapat penghasilan tambahan dan pengalaman lebih. Beliau memutuskan untuk mencoba serius menekuni profesi dosen sampai sekarang. Dimana beliau sudah tercatat sebagai dosen tetap di Universitas Bina Nusantara Informatika.
Passion Dr. Geofakta Razali yang berhubungan dengan dunia menulis mengantarkan beliau untuk terjun di dunia media. Kegiatan mengajar yang awalnya dari ajakan teman dan dijadikan sampingan kemudian menjadi fokus utama. Lain dari yang lain, sebagai dosen muda yang sudah lebih dulu terjun ke dunia praktisi tak lantas membuat Dr. Geofakta santai dalam menekuni profesi dosen.
Pasalnya, saat ini sudah mencapai jabatan fungsional Lektor ditambah lagi dengan sudah proses akhir mendapatkan gelar S3. Hal ini menunjukan bahwa beliau juga serius dalam mengejar jenjang kepangkatan. Padahal ada lebih banyak dosen yang setelah sekian tahun mengajar masih terseok-seok untuk mengejar jenjang karir kepangkatan jabatan akademik di atasnya.
Dr. Geofakta Razali mengaku, setelah mempelajari jenjang kepangkatan di dunia profesi dosen ini memang tidak jauh-jauh dari passion yang dimiliki. Beliau pernah bekerja di berbagai media, melakukan wawancara dan sebagainya yang kemudian memberikan ide untuk menulis jurnal dan pengabdian kepada masyarakat.
Menurut Dr. Geofakta secara pribadi memang tidak merasakan ada beban dalam mengejar kepangkatan dosen. Sebab sudah sejalan dengan passion yang dimiliki dan tentunya mendapatkan kemudahan untuk memenuhi sejumlah tugas atau syarat naik jabatan akademik.
Ketika ditanya diantara tugas Tri Dharma mana yang paling berkesan, beliau menjawab ada pada Pengabdian kepada Masyarakat. Sebab memberikan pengalaman bagi beliau untuk mengasah kemampuan komunikasi. Apalagi lewat kegiatan tersebut bisa bertemu dan juga menjalin komunikasi dengan banyak orang, dengan rentan usia yang beragam, dan latar belakang yang berbeda.
Baca Juga:
Prof Retno : Memahami Pentingnya Mencapai Gelar Profesor Bagi Dosen
Bu Fatma: Dosen Harus Pandai Manajemen Waktu dalam Pelaksanaan Tri Dharma
Pak Bejo : Dosen Menulis untuk Menyampaikan Ide dan Gagasan
Sejak kali pertama mengajar dan kemudian direkrut menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi sampai sekarang. Dr. Geofakta Razali memiliki banyak pengalaman berkesan, dan salah satunya berhubungan dengan usaha beliau untuk bisa beradaptasi dengan sistem dunia pendidikan.
Sebagai praktisi di dunia media yang tidak terikat oleh masalah penampilan. Dr. Geofakta ketika masuk ke dunia profesi dosen memang mencuri perhatian dengan tato di tubuhnya dan juga tindikan di telinga. Saat memutuskan menjadi dosen, beliau berharap bisa diterima di dunia pendidikan tinggi apa adanya tanpa perlu menilai penampilan.
Hanya saja, di dunia pendidikan termasuk pendidikan tinggi tentunya ada sebuah sistem. Sistem ini mau tidak mau harus diterima dengan pikiran terbuka dan menuntut siapa saja yang masuk ke dalamnya untuk beradaptasi. Maka Dr. Geofakta memutuskan untuk melakukan hal serupa.
Saat harus tampil di acara formal, tindikan dilepas dan menutup tato yang melekat di tubuh. Sedangkan di kesempatan lainnya bisa menjadi apa adanya, termasuk ketika mengajar karena memang di mata beliau mahasiswa masa kini sudah open minded. Bertemu dengan dosen yang katakanlah punya penampilan eksentrik adalah sesuatu yang menarik dan bisa diterima dengan baik.
Sesuai dengan isi Tri Dharma Perguruan Tinggi, tugas dosen tentu saja tidak hanya mengajar. Melainkan lebih kompleks lagi dan kegiatan menulis dan membaca juga termasuk ke dalamnya. Sebab dosen perlu produktif menulis seperti buku pendidikan maupun jurnal, dan untuk meningkatkan kualitas tulisan sudah tentu harus membaca referensi yang sesuai.
Dr. Geofakta mengaku bahwa saat ini sedang belajar untuk menyukai kedua aktivitas tersebut, yakni menulis dan membaca. Membaca menjadi aktivitas favorit beliau sejak lama, dan tentunya lebih mudah dilakukan karena tinggal membaca saja karya orang lain. Namun, sedikit berbeda dengan menulis yang diakui butuh effort lebih.
Sebelum menulis ada rangkaian aktivitas yang perlu dilakukan oleh seorang dosen. Membaca sejumlah buku sebagai referensi, jurnal, dan sumber dari media lain yang bisa jadi dalam bentuk non tulisan. Belum lagi dengan proses menyampaikan ide di kepala menjadi bentuk tulisan yang bisa dibaca dan dipahami, tidak hanya oleh diri sendiri namun juga orang lain.
Meskipun begitu, dosen tidak akan pernah bisa dilepaskan dari dua kegiatan tersebut. Maka Dr. Geofakta pun mengaku mencoba untuk menyukai keduanya dan produktif menulis. Seiring berjalannya waktu, beliau mengaku mendapatkan value lebih. Misalnya bisa mendapatkan insight untuk memperbaiki diri sendiri dan menggali diri sendiri maupun orang lain.
Menulis sepertinya juga menjadi kendala bagi dosen lain, karena memang bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Ketika ditanya mengenai tips agar bisa menyukai kegiatan menulis. Dr. Geofakta menjelaskan bahwa perlu memahami pengertian menulis secara lebih mendalam.
Pada saat seseorang memiliki ilmu pengetahuan dan juga punya sesuatu yang unik, maka tidak akan ada hasilnya (manfaat) jika tidak dituangkan ke dalam sebuah karya. Menulis bisa menjadi karya yang berisi hasil pemikiran dosen tentang ilmu pengetahuan dan sesuatu yang unik tersebut.
Kegiatan menulis juga harus segera dimulai, sebab jika tidak dimulai maka tidak akan selesai. Jika sudah dimulai dan dibiasakan untuk meluangkan waktu menulis maka perlahan akan menyukai aktivitas tersebut.
Selain sibuk menjalankan Tri Dharma di perguruan tinggi, Dr. Geofakta juga mengaku masih aktif bekerja di luar dunia pendidikan. Memang bukan lagi di bidang broadcast atau media, melainkan di salah satu perusahaan startup dan masih berhubungan erat dengan ilmu komunikasi. Hanya saja fokus kepada komunikasi secara digital, lebih tepatnya di digital marketing.
Baca Juga:
Dr. I Gusti Rai: Dosen Harus Beradaptasi dengan Kebutuhan Masyarakat dan Dunia Industri
Dr. E. Siti Puryandani: Menjadi Dosen Harus Siap Menjadi “Pembelajar”
Dr. Iva Ariani: Dosen Melaksanakan Tri Dharma untuk Menjawab Persoalan di Masyarakat
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…