Dosen yang bijak. Ya, ini adalah kisah tentang seorang dosen yang bijak. Sudah sekitar dua tahun aku berada di kampus ini, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang aku dapatkan serta berbagai kisah yang telah dihasilkan. Menghadapi banyak profesi dosen dengan berbagai ciri khas. Namun, ada seorang dosen yang memang benar-benar membuatku terkesan, dengan cara bersikapnya yang membuatku berdecak serta cara berpikirnya yang menambah kekagumanku padanya.
Baru semester ini aku mengikuti mata kuliahnya dan hari pertama di semester ini pula aku mulai nge-fans kepada seorang bapak yang juga dosen yang bijak. Mungkin karena satu hal yang membuatku terkesan kepada sang dosen ini, sebuah pelajaran ekstra yang membekaskan sebuah pesan yang selalu di ingat oleh otakku.
Saat itu adalah hari pertama dalam semester keempat, dan hari itu pula adalah hari pertama mata kuliah yang diampu oleh dosen yang membuatku terkesan olehnya. Mungkin, tidak nampak ke-spesialan dalam perkuliahan, saat menerangkan materi pun juga tidak jauh berbeda dengan kebanyakan dosen yang bijak yang mengajar di universitas ini. Hingga pada saat waktu sudah mulai menuju ke akhir dari jam perkuliahan, sang dosen pun diam dan hendak menyiapkan barang-barangnya.
Terdapat dua buah kertas putih tergulung rapi dan mulai dibuka oleh bapak dosen yang bijak. Kemudian sang dosen yang bijak melipat sebuah kertas dan membentuk kerucut pada satu kertas lainnya. Kertas yang telah dilipat tersebut kemudian disobek menjadi beberapa bagian. Kertas yang telah disobek tersebut kemudian dimasukkan kedalam kertas yang telah dibentuk menjadi kerucut. Lalu beliau membagikan kertas tersebut kepada seluruh mahasiswanya. Setelah seluruh kertas tersebut terbagi kepada seluruh mahasiswa, sang dosen memberi intruksi kepada seluruh mahasiswanya untuk menuliskan nama dari sesuatu atau seseorang yang paling disayang dan berharga dalam hidupnya. Terjadi keheningan selama beberapa saat, mungkin sekitar dua menit, seluruh mahasiswa fokus untuk menuliskan sebuah nama pada kertas yang ada di depan mereka.
Setelah beberapa saat, sang dosen yang bijak menyuruh seluruh mahasiswa untuk berhenti menulis. Kemudian, beliau menyuruh mahasiswa beberapa mahasiswa yang mau untuk maju kedepan dan menuliskan nama yang ada di kertas dalam genggaman mereka. Orang pertama yang maju, menuliskan sebuah nama, yaitu Denny, dia bilang Denny adalah nama sahabat baiknya sejak dia masih kecil. Orang kedua adalah seorang perempuan dan menuliskan Benny, Benny adalah nama ayahnya. Lalu orang ketiga juga menuliskan nama ayahnya. Orang keempat menuliskan nama anjingnya yang selalu menantinya saat pulang dari kuliah.
Ada sekitar sepuluh orang yang dipersilakan untuk maju oleh sang dosen yang bijak. Ada yang menuliskan nama ibunya, nama pacarnya, nama peliharaan dan lain sebagainya. Kemudian sang dosen menyuruh mereka untuk berdiri di samping papan tulis. Kemudian beliau mencoret sebuah nama dari daftar yang berada pada paling atas. Lalu, beliau bertanya kepada mahasiswa yang menuliskan nama tersebut, “ Bagaimana jika pemilik dari nama ini sudah tidak ada di dunia ini dan meninggalkanmu ?”. Mahasiswa yang menuliskan nama tersebut berkata bahwa dia akan sangat bersedih dan merasa hidup ini tidak ada gunanya. Kemudian sang dosen mencoret nama kedua, dan bertanya kepada mahasiswa yang menuliskan nama tersebut dengan pertanyaan yang sama dengan sebelumnya. Mahasiswa tersebut kemudian mennjawab bahwa dia akan menangis sejadi-jadinya dan mungkin akan menyendiri untuk beberapa hari.
Sang dosen yang bijak kemudian melanjutkan mencoret nama-nama tersebut dan menanyakan pertanyaan yang sama terhadap mahasiswa yang menuliskan nama tersebut. Ada yang menjawab, akan terus memikirkannya dan tidak akan melupakannya. Ada yang menjawab akan mengikhlaskannya dan berdoa untuknya. Ada yang berkata tidak sanggup untuk kehilangannya dan lain sebagainya. Ruangan hening sejenak, meyisakan suara detak jam yang tetap berdetak. Kemudian sang dosen yang bijak itu menyuruh seluruh mahasiswa yang telah menuliskan nama tersebut untuk memasukkan kertas yang berisi nama tersebut ke dalam kertas yang telah dibentuk menjadi kerucut. Disusul dengan seluruh mahasiswa lainnya yang juga disuruh untuk memasukkan seluruh kertas yang telah ditulisi dengan nama dari sesuatu atau seseorang yang paling berharga dalam hidupnya. Setelah sekitar sekitar satu menit seluruh kertas yang pada awalnya berada di genggaman telah berpindah ke dalam kertas yang berbentuk kerucut yang saat ini dipegang oleh bapak dosen.
Setelah kelas dipenuhi oleh suara keheningan selama beberapa saat, bapak dosen yang bijak pun mulai mengangkat kepalanya dan kemudian berkata apakah seluruh kertas sudah dimasukkan ke dalam kertas yang berbentuk kerucut tersebut. Kemudian bapak dosen tersebut bertanya apakah dalam kertas tersebut terdapat nama dari ayahnya, nama dari ibunya, nama dari sahabatnya, nama dari pacaranya, nama benda yang diberikan oleh orang lain, nama adiknya dan lain sebagainya. Beberapa mahasiswa pun ada yang menjawab diam dan ada juga yang diam tidak menjawab apapun. Setelah itu, sang dosen yang bijak melanjutkan permainnya, beliau menyalakan sebuah korek api dan kemudian diarahkan kepada kertas yang berbentuk kerucut yang dipegangnya. Beberapa mahasiswa terhentak, karena kaget mungkin dan bertanya-tanya kenapa kertas tersebut dibakar.
Lalu sang dosen melanjutkan perkataannya, bagaimana jika pemilik dari seluruh nama yang ada di dalam kertas yang berbentuk kerucut menghilang dan meninggalkan kalian semua. Semua orang dikelas kemudian terdiam dan menatap lurus ke mata sang dosen yang bijak. Dosen tersebut kemudian tersenyum perlahan dan tertawa. Mungkin kalian semua memiliki orang-orang yang kalian sayangi dan paling berharga, tapi seluruh dunia ini berharga, seluruh keluarga kalian berharga. Termasuk diri kalian juga berharga. Jangan sampai meninggalkan banyak hal hanya untuk sesuatu yang menurut kalian sangat berharga. Hargailah segala sesuatu.
Dari pelajaran tersebut, aku belajar banyak hal termasuk untuk selalu menjalin hubungan baik dengan seluruh keluarga dan sahabat-sahabatku. Semua orang adalah berharga, karena tanpa mereka kita tidak akan merasakan berbagai kenangan yang berharga sampai saat ini.
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…