Palembang – Dosen Universitas Indo Global Mandiri (UIGM), Palembang, Budi Setiawan, S.E., M.M., lakukan pengabdian masyarakat tentang literasi keuangan bagi milenial. Menurut hasil penelitiannya, tingkat literasi keuangan di kalangan anak muda khususnya di Kota Palembang masih sangat rendah. Sehingga Budi bersama mahasiswanya melakukan pengabdian masyarakat berupa pelatihan lewat Zoom dan media interaksi lainnya.
Budi menjelaskan, kegiatan pengabdian masyarakat ini dilatar belakangi oleh hasil penelitiannya yang berjudul “Descriptive Analysis of Financial Literacy Evidence from Public and Private University Students in Indonesia”.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat tingkat literasi keuangan mahasiswa (milenial), dengan melibatkan lebih dari 600 responden yang merupakan mahasiswa di universitas negeri dan swasta di kota Palembang.
“Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa hanya sekitar 12 persen responden yang bisa menjawab semua pertanyaan tentang literasi keuangan dengan benar,” ungkap Budi.
Pengabdian Masyarakat Tentang Literasi Keuangan Dilaksanakan Secara Daring
Kegiatan pelatihan bertema”Edukasi literasi keuangan bagi milenial 2020″ yang dilaksanakan di Palembang pada Maret 2020 lalu ini menggunakan aplikasi Zoom, Whatsapp, dan Youtube. Hal ini dilakukan karena saat ini tengah diberlakukannya Phisical Distancing sebagai upaya pencegahan merebaknya pandemic Covid-19.
Meski harus dilakukan secara daring, 200 peserta pelatihan sangat aktif. Baik dengan cara diskusi secara live melalui Zoom video, chatting dan diskusi di whatsapp grup, membuat video Youtube maupun menyusun modul tentang materi literasi keuangan.
Ke 200 peserta itu merupakan responden yang mengisi kuesioner literasi keuangan. Sebagian besar peserta berasal dari kalangan mahasiswa dan milenial di Kota Palembang. Dalam melakukan pengabdian masyarakat ini, Budi tak sendiri dia juga dibantu sejumlah mahasiswa senior yaitu Dewi Purwaningsih, Fani Kristina, Muhammad Hadid Nugroho, Nadia Putri Amartya, dan Nurul Fajrina.
“Mahasiswa terlibat sebagai anggota dengan tugas membantu mengumpulkan data responden, menyusun konten kegiatan pengabdian dan membantu saat kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan. Jadi, mahasiswa sudah terlibat sejak melakukan penelitian awal hingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya.
Tujuan Pengabdian Masyarakat Tentang Literasi Keuangan Bagi Milienial
Budi menjelaskan, tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan karena berdasarkan hasil penelitiannya yang menunjukkan, bahwa tingkat literasi keuangan anak-anak muda di kota Palembang masih sangat rendah.
“Oleh karena itu, kami merasa perlu melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan cara memberikan edukasi seputar literasi keuangan. Harapannya, anak-anak muda kota Palembang memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih baik. Hal ini akan bermanfaat bagi proses pengambilan keputusan keuangan yang berdampak terhadap kondisi keuangan mereka di masa depan,” paparnya.
Kegiatan tersebut fokus memberikan penjelasan tentang materi keuangan dasar seperti berhitung, suku bunga majemuk, inflasi dan diversifikasi risiko. Budi juga memberikan bagaimana materi-materi keuangan dasar tersebut dapat diimpelemtasikan dalam pengambilan keputusan keuangan sehari-hari.
Metode Penelitian
Peserta Junior Lecturer Research Training Program at University of Limoges funded by Erasmus Plus, Limoges, Prancis, 2019 ini menjelaskan, temuan research-nya menunjukkan bahwa secara rata-rata hanya 12 persen dari 608 responden yang bisa menjawab semua pertanyaan literasi keuangan dengan benar.
Pertanyaan tersebut mencakup seputar numerasi, suku bunga majemuk, inflasi dan diversifikasi risiko. Budi melanjutkan, kuesioner penelitian literasi keuangan ini mengacu pada survey literasi keuangan yang dilakukan oleh Global Financial Literacy Excellence Center (GFLEC) terhadap 150.000 responden, melibatkan sekitar 143 negara di dunia.
“Rendahnya tingkat literasi keuangan tersebut mendorong kami untuk turun tangan, dalam bentuk melakukan edukasi literasi keuangan bagi generasi muda di kota Palembang,” katanya.
Selain itu, Budi menambahkan, penelitian yang dilakukan oleh Klapper, Lusardi, dan Panos (2013) tentang “Financial Literacy and Its Consequences: Evidence from Russia during the Financial Crisis” menyebutkan bahwa masyarakat yang memiliki tingkat literasi keuangan lebih tinggi, terkena dampak krisis lebih kecil dibandingkan masyarakat dengan tingkat literasi keuangan rendah.
Harapan Penyelenggara
Budi sangat berharap bahwa tingkat literasi keuangan masyarakat, khsusunya generasi muda Indonesia akan meningkat. Selain itu, pihaknya juga akan menyebar kuesioner lanjutan guna mengukur seberapa besar hasil pengabdian masyarakat terkait literasi keuangan ini bagi responden.
“Kami akan membandingkan tingkat literasi keuangan responden sebelum dan setelah mengikuti pelatihan literasi keuangan masyarakat ini. Outpun lain, kami rencana akan membuat artikel pengabdian masyarakat dan insha Allah akan diterbitkan di jurnal,” tandasnya.
Menurut Budi, Pengetahuan literasi keuangan sangat berperan penting pada kehidupan masyarakat saat ini. Beberapa manfaat literasi keuangan antara lain untuk menciptakan kebiasaan keuangan pada usia muda yang membawa manfaat bagi pengelolaan keuangan di masa depan. Selain itu, literasi keuangan yang baik diharapkan mampu mencegah generasi muda agar tidak salah dalam membuat keputusan keuangan yang merugikan mereka di masa depan.
“Kami berharap agar masyarakat, khususnya generasi muda agar terus belajar tentang literasi keuangan. Tidak ada waktu terbaik untuk belajar selain hari ini. Mari mulai belajar keuangan sejak dini, untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 saat ini, kemampuan untuk mengelola keuangan menjadi sangat esensial,” tutupnya. (duniadosen.com/taw)