Informasi

Dosen UGM Ciptakan Inovasi Hand Sanitizer Berbahan Herbal

Masuknya virus Corona atau Covid-19 di Indonesia membuat masyarakat mencari masker dan hand sanitizer (cairan pembersih tangan) sebagai upaya antisipasi pencegahan. Akibatnya, kedua barang tersebut menjadi barang langka dan kalau pun ada harganya cukup mahal. Sehingga mendorong dosen UGM Ciptakan inovasi bio hand sanitizer dengan teknologi nano.

Muvita Rina Wati, M.Sc., Apt, dari Laboratorium Manajemen Farmasi dan Farmasi Masyarakat, Departemen Farmasetika, Fakultas Farmasi UGM mengatakan permintaan hand sanitizer di kampus UGM akhir-akhir ini cukup tinggi. Permintaan unit-unit, fakultas dan universitas sudah mencapai 500 – 700 liter.

Dari angka ini untuk beberapa pemesanan sudah dibatalkan terkait bahan baku yang menipis dan pengemas botol pam menghilang dari pasaran. Dengan demikian, bukan hanya mahal tetapi barangnya juga menghilang dari pasaran.

“Harga botol normal dari sebelum Virus Corona dan belum ada pemberitaan soal Corona ini hanya sekitar enam ribu rupiah, sekarang ini mencapai 14 ribu, naik dua kali lipat, sudah sampai inden tapi barangnya sampai sekarang belum ada kabar,” katanya.

Muvita Rina mengaku pembuatan hand sanitizer cukup mudah dan formulanya sederhana. Menurutnya, prinsip antiseptik untuk membasmi mikroalga cukup dengan alkohol 60 persen.

Bahan-bahan lainnya antara lain gliserin, air dan hidrogenperoksida. Bahan-bahan tersebut tidak perlu diuji coba lagi karena berdasar formula dari WHO yang beberapa tahun lalu sudah pernah dirilis.

“Sudah ada bukti ilmiah terkait efektifitasnya sehingga kita mengikuti rekomendasi tersebut. Untuk air dengan pake Aquadesh (air yang disuling), juga pakai hidrogenperoksida dengan persentase sangat kecil yaitu 0,25 persen,” ujarnya.

Permintaan hand sanitizer di kampus UGM akhir-akhir ini cukup tinggi. Permintaan unit-unit, fakultas dan universitas sudah mencapai 500 – 700 liter. (Sumber Foto: ugm.ac.id)

Dosen UGM Ciptakan Inovasi Hand Sanitizer

Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr.rer.nat. Ronny Martien, M.Si., membuat hand sanitizer spray nanopolimer berbahan herbal. Produk ini menjadi alternatif antiseptik yang belakangan langka di pasaran akibat merebaknya wabah virus corona.

“Bahan baku yang digunakan dari daun sirih hijau yang banyak digunakan sebagai obat tradisional dan menjadi kearifan lokal warisan nenek moyang,” jelasnya, Selasa (10/3/2020) saat konferensi pers di ruang Fortakgama UGM.

Sebenarnya, dosen UGM yang ciptakan inovasi hand sanitizer berbahan herbal yang dinamai Spray Nanopolimer Infusa Daun Sirih ini melakukan pengembangan produk sudah sejak satu tahun belakangan ini. Daun sirih hijau dipilih sebagai bahan baku karena memiliki aktivitas antibakteri yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Staphylococcus auerus dan Escherichia coli. Selain itu, penggunaan antibiotik sintetik banyak menimbulkan resistensi bakteri sehingga diperlukan formulasi dari bahan alami seperti daun sirih hijau.

Dosen UGM yang ciptakan inovasi bio hand itu mengatakan hand sanitizer dibuat dengan menggunakan teknologi nano. Formulasi dalam bentuk nanopartikel dilakukan karena daun sirih hijau memiliki kelarutan yang relatif rendah dalam air. Dengan formulasi nanopartikel mampu meningkatkan sistem penghantaran obat dan kestabilan zat aktif dalam infusa daun sirih.

Karakteritik formula memiliki ukuran partikel 246,9 nm dengan efiesiensi penjerapan sebesar 23,36 persen. Diameter zona hambat sediaan nanopolimer terhadap bakteri Staphylococcus auerus dan Escherichia coli sebesar 7,85 mm dan 9,61 mm.

“Sudah diuji di laboratorium aktivitasnya sebagai antibakteri. Hasilnya lebih baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri daripada ekstrak yang tidak diformulasikan nanopartikel,” ungkapnya.

Spray nanopolimer infusa daun sirih ini dibuat bebas alkohol dengan menformulasikan infusa daun sirih dengan kitosan. Hadirnya produk ini diharapkan dapat menjadi alternatif solusi dalam mengatasi kelangkaan dan mahalnya hand sanitizer di pasaran karena penyebaran virus corona.

“Harapannya produk spray nanopolimer infusa daun sirih ini bisa membantu masyarakat dalam menjaga kesehatan dan mengatasi langkanya antiseptik di pasaran,” ucapnya.

Redaksi

Recent Posts

3 Karakter Dosen untuk Pengembangan Indikator Kinerja Dosen

Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…

1 day ago

Pendaftaran Doha Institute Scholarship Jenjang S3 Tahun 2025 Dibuka!

Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…

1 day ago

Royal Thai Government Scholarship 2025 untuk Jenjang S2 dan S3

Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…

1 day ago

Program IASP 2025 untuk Dosen Kuliah S3 Gratis di Austria Resmi Dibuka!

Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…

6 days ago

Indikator Kinerja Dosen Sesuai Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…

6 days ago

Standar Minimum Pelaksanaan Hibah Penelitian dalam Indikator Kinerja Dosen

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…

6 days ago