Dosen sukses perlu Anda cita-citakan. Bukan hanya untuk kesejahteraan diri, tetapi juga untuk kemajuan bangsa. Layaknya negara maju maupun berkembang, Indonesia sedang berusaha untuk memperbaiki sistem pendidikannya. Mulai dari infrastruktur yang menunjang lancarnya proses pendidikan maupun sistem dan sumberdaya pengajarnya.
Di balik tidak stabilnya sistem pendidikan Indonesia, ternyata ada banyak nama yang telah berhasil mencatatkan dirinya di dunia pendidikan internasional. Sebagai pelajar berprestasi, sebagai pengajar berpengaruh, maupun sebagai ilmuwan besar yang tetap membawa nama Indonesia meskipun telah terkenal.
Seperti nama-nama berikut. Mereka berhasil mencatatkan diri sebagai orang yang berpengaruh dalam majunya pendidikan di beberapa universitas besar di luar negeri. Orang-orang berdarah Indonesia ini memiliki peran sebagai dosen sukses di sana. Siapa saja mereka?
Beliau merupakan lulusan dari Institute Teknologi Bandung tahun. Lepas dari ITB, Pria yang mengambil jurusan Teknik Industri ini melanjutkan berkuliah di University of Manchaster Institute of Science. Ia studi di sana melalui program beasiswa British Council Chevening yang ia peroleh. Di UMIST, pria yang mengambil M.Sc. di bidang Sistem Teknik Informatika. Ia sempat menjadi Akademisi Terbaik di MBS Univ Manchaster untuk Outstanding Academic of The Year di tahun 2009.
Prestasi terus meningkat ketika tahun 2004 beliau mengambil program doctoral di Manchaster University dan selesai pada tahun 2007. Memperoleh predikat sebagai lulusan tercepat, Yanuar ditawari untuk menjadi pengajar dan melakukan riset di almamaternya tersebut. Beliau juga sempat akan diangkat menjadi Senior Lecturer di Manchaster Business School. Namun, beliau memilih untuk kembali ke Tanah Air.
Tahun 2012, beliau bergabung dengan Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). Di sini, Yanuar berperan sebagi Asisten Ahli Kepala UKP4. Tanggung jawabnya melakukan perencanaan pembangunan masa depan Indonesia dan beberapa inisiatif strategi Internasional.
Perkenalkan, Prof. Nelson Tansu, Ph.D. Beliau adalah dosen sukses yang juga professor termuda di Amesrika Serikat yang lahir di Meda, Sumatra Utara, 20 Oktober 1997. Pria penerima beasiswa Bohn’s Scholarship di Universitas Wisconsin-Madison ini adalah seorang lulusan terbaik di SMU Soetomo 1, Medan, pada 1995. Beliau mendapatkan beasiswa untuk jurusan Matematika Terapan, Teknik Elektro, dan Fisika.
Lepas dari menempuh pendidikan di Amerika Serikat dengan predikat Bachelor of Science, pria ini pun kembali mendapatkan tawaran beasiswa di beberapa kampus di AS. Namun, akhirnya beliau memutuskan untuk tetap melanjutkan kuliah di kampus yang sama, Universitas Wisconsin-Madison, dan berhasil lulus dengan meraih gelar Doktor untuk bidang Electrical Engineering pada Mei, 2003.
Dimulai dari datangnya beberapa tawaran untuk menjadi asisten professor dari berbagai universitas besar di Amerika Serikat, akhirnya Nelson Tansu mengambil profesi sebagai asisten professor di usia yang masih relative muda, 25 tahun, di tahun 2003 lalu. Ia menjadi asisten untuk bidang Electrical and Computer Enginerring di Lehigh University. Bahkan hingga saat ini, beliau masih aktif menjadi Professor di universitas tersebut. Professor Nelson Tansu mengajar untuk tingkat S2 (Maste) dan S3 (Doktor), dan Post Doctoral pada Departement Teknik Elektro dan Komputer.
Prestasi dosen sukses ini cukup membanggakan, diantaranya, dosen sukses ini pernah menjadi pembicara utama dalam beberapa seminar di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia. Beliau juga telah memperoleh 11 penghargaan dan 3 hak paten atas risetnya. Lebih dari 80-an karya tulisnya berhasil dipublikasikan di berbagai konferensi dan jural ilmuah tingkat internasional. Meskipun begitu, beliau tidak pernah lupa terhadap Tanah Airnya. Beliau bersedia untuk melakukan yang terbaik untuk Negaranya.
Ia adalah dosen sukses dari Indonesia yang menyandang 4 gelar doktor di Negera Jepang. Ken Soetanto memulai pendidikannya di SD Ta Chung, pindah ke SD Shi Hwa, pindah lagi ke SD Ming Jiang di Kota Surabaya. Lulus dari SD, beliau menempuh SMP dan SMA di sekolah yang sama, Chung-Chung, Surabaya. Tamat SMA, Ken melanjutkan kuliah di Universitas Tokyo, Jepang, atas tawaran seorang pelanggan berkewarganegaraan Jepang di toko elektronik milik keluarganya. Ia kagum atas kemampuan Ken yang mampu mengutak ati peralatan elektronik tersebut.
Akhirnya, dosen sukses kelahiran 1 Januari 1951 ini, menerima tawaran kuliah tersebut tanpa mengerti apa dan bagaimana negera Jepang itu sendiri. Pada usia 23 tahun, Soetanto melanjutkan kuliah di Tokyo University of Agriculture and Technology dengan mengambil jurusan Teknik Elektro. Lulus dari Tokyo University pada tahun 1997, beliau mengambil program master dan doctor untuk bidang teknik fi Tokyo Institute of Tecnology pada tahun 1985, dan bidang kedokteran di Tohoko University pada tahun 1988. Tidak lama, beliau kembali berhasil meraih gelar doctor untuk bidang Farmasi di Science University of Tokyo, sedangkan gelar doktor keempatnya ia peroleh dari Amerika Serikat.
Kesuksesan beliau terdengar hingga ke telinga Profesor Motoyosi Okujima, beliau diminta untuk membesarkan nama Toin University of Tokyo (TUY), dengan berprofesi sebagai professor dan ketua pada program Biomedical Engineering, Department of Control and System Engineering. Jabatan lain yang juga ia peroleh adalah sebagai Direktur Centre for Advanced Research of Biomedical Engineering di TUY, dan Wakil Dekan di International Affairs of Waseda University.
Rasa nyaman terhadap negeri Sakura yang telah membesarkan namanya tak urung membuat rasa jatuh cintanya terhadap Indonesia berubah. Meskipun pria ini ditawari berpindah kewarganegaraan oleh Jepang dan Cina, ia menolak. Ia ingin tetap mempertahankan statusnya sebagai Warga Negara Indonesia.
Beliau adalah pria kelahiran Lumajang, Jawa Timur. Pria yang dulunya sering disebut Combat karena perawakan yang tinggi besar bak tentara ini, berasal dari keluarga yang kurang mampu saat itu. Dimulai dari menempuh perjalanan 30 kilometer pulang-pergi sekolah dengan sepeda kumbangnya, kini beliau sukses mencatatkan dirinya sebagai ilmuwan Matematika dan sastrawan untuk hasil karyanya dari beberapa cerpen dan puisinya.
Dosen sukses ini pernah hampir putus harapan untuk berkuliah, meskipun akhirnya beliau dapat berkuliah atas hasil beasiswa dan dukungan dari kedua orang tuanya. Lulusan terbaik Institut Teknologi Bandung ini juga mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi negeri Belanda pada akhir semester perkuliahannya. Pengajuan judul Tugas Akhirnya berujung pada tawaran melakukan penelitian di Negera tersebut, dan kembali memperoleh beasiswa untuk melanjutkan S2 di sana.
Nah, itulah tadi beberapa orang yang mampu menjadi dosen sukses, bahkan orang berpengaruh di beberapa negara di dunia. Bagaimana, cukup membanggakan bukan? Di usia yang muda, mereka dapat memulai berjuang, memperkenalkan nama Indonesia, lewat tindakan-tindakan positif bahkan dicatat dalam sejarah pendidikan dunia.
Demikian artikel Dosen Sukses dari Indonesia yang Sukses di Luar Negeri. Semoga bisa memotivasi Anda agar bisa mengikuti jejak mereka sebagai dosen muda, sekaligus dosen sukses dari Indonesia.
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…