Seorang dosen tampaknya harus menjadi seseorang yang memiliki banyak kemampuan atau dosen serba bisa. Seperti yang diketahui secara umum, dosen memiliki tugas untuk mengajar mahasiswa. Tetapi apakah hanya sebatas itu? Tentunya tidak. Dosen seharusnya juga tahu bagaimana cara agar yang materi bisa tersampaikan dengan efektif. Ia juga perlu tahu bagaimana membuat mahasiswa antusias dengan kuliahnya. Bukan hanya pekerjaan di ruang kuliah, dosen juga memiliki pekerjaan lain yang membutuhkan kemampuan-kemampuan yang lain.
Berikut ini adalah beberapa kemampuan untuk menjadi dosen serba bisa.
Tampaknya ini harus dikuasai semua dosen. Untuk mengisi kuliah, dosen harus mampu berkomunikasi secara lisan atau oral. Bukan hanya sekadar berbicara di depan kelas, tetapi dosen juga perlu pintar untuk menyiasati komunikasi lisan agar mudah dipahami oleh mahasiswa.
Bukan hanya di kelas, dosen seharusnya juga memantapkan kemampuan ini jika sewaktu-waktu mengisi materi seminar atau acara-acara lain yang serupa. Apalagi, jika seminar tersebut dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan, di antaranya adalah rekan-rekan dosen dan pejabat-pejabat pemerintahan.
Kemampuan ini penting ketika melakukan penelitian atau penulisan karya ilmiah. Sebagai syarat untuk mendapatkan angka kredit atau kenaikan jabatan, dosen serba bisa tentu harus membuat karya ilmiah.
Dosen serba bisa perlu memiliki kemampuan memotivasi. Memotivasi bisa dilakukan dengan menceritakan kisah hidup inspiratif yang dialami dosen itu sendiri. Misalnya, ketika si dosen menjadi lulusan terbaik, mendapatkan beasiswa S2 di luar negeri, penelitian di luar negeri, dan sebagainya. Di kesempatan lain, kemampuan ini bisa digunakan ketika ada mahasiswa yang kesulitan mengerjakan tugas akhir. Dosen seharusnya bisa menyemangati agar mahasiswa tersebut bisa menyelesaikan masa studinya.
Selama kuliah berlangsung, tidak ada salahnya jika dosen melawak sebentar. Lawakan ini bergunan untuk mencairkan suasana kelas yang terlihat tegang dan terlalu serius. Dengan begitu, kuliah bisa berlangsung secara lebih menyenangkan. Bahan lawakan bisa dari pengalaman hidup dosen sendiri. Lawakan bisa juga berangkat dari isi materi kuliah saat itu. Hanya saja, dosen tidak dianjurkan membuat lawakan untuk menertawakan satu atau dua mahasiswa. Bisa jadi, itu justru membuat mereka sakit hati.
Ice breaking adalah suatu sesi yang menyenangkan, identik dengan permainan-permainan yang dilakukan untuk “memecah” ketegangan, kebosanan, dan keseriusan. Sesi ini biasanya diadakan saat pelajaran, training, sosialisasi, dan kuliah. Cara ini juga bisa membuat peserta bersemangat dan fokus kembali untuk menerima materi selanjutnya. Ice breaking ini dilakukan dengan membuat games yang menghibur dan menyenangkan. Namun menurut pengalaman penulis, jarang sekali dosen yang melakukan ice breaking ini. Meski begitu, tidak ada salahnya jika sewaktu-waktu dilakukan.
Ada kalanya ketika mahasiswa merasa kesulitan menentukan masa depan dengan bidang keilmuan yang sedang ia jalani. Saat itulah, dosen perlu merasa terbuka untuk melayani mahasiswa yang merasa pesimis dengan jurusan yang ia pilih. Dosen perlu memberikan arahan dan nasihat bahwa mahasiswa itu bisa tetap sukses dengan jurusan yang ia pilih. Bahkan, bukan hanya sukses untuk dirinya sendiri, tetapi juga bisa mensukseskan atau mensejahterakan orang banyak. Di samping itu menurut pengalaman penulis, ada beberapa dosen yang bersedia memberi nasihat terkait kehidupan mahasiswa yang sangat pribadi.
Perkembangan teknologi sampai saat ini tampaknya menuntut dosen agar mampu memberikan presentasi dengan peralatan-peralatan canggih yang mengandalkan komputer. Beberapa piranti dimanfaatkan untuk mendukung proses perkuliahan. Piranti keras yang dimanfaatkan biasanya unit Personal Computer atau laptop dan digital projector. Belum lagi dengan piranti lunaknya, misalnya yang sangat populer adalah Microsoft Office. Maka dari itu, dosen serba bisa perlu memiliki kemampuan mengoperasikan komputer beserta fitur-fitur internet. Itu berguna untuk membuat slide presentasi, membuat karya ilmiah, dan berkirim data antarsesama dosen atau kepada mahasiswa.
Dengan kemampuan-kemampuan yang dijelaskan di atas, dosen bisa semakin meningkatkan kualitas kompetensi pedagogik dosen. Dengan kualitas kompetensi pedagogik yang mantap, kualitas mahasiswa pun juga bisa baik. Beruntunglah dosen-dosen yang sudah lama melatih beberapa kemampuan, khususnya public speaking dan writing. Akan tetapi, dosen-dosen lainnya pun tetap memiliki kesempatan untuk mengasah kemampuan-kemampuan tersebut. Poin pentingnya, dosen perlu meningkatkan kompetensi pedagogik dalam rangka menajukan kualitas pendidikan tinggi dan generasi penerus.
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…