fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Dosen Perempuan Tangguh dan Inspiratif di Ranah Akademik

Dosen Perempuan Tangguh dan Inspiratif di Ranah Akademik

Pada masa sekarang ini kita berada di zaman era teknologi digital dimana untuk membangun cita-cita demi mewujudkan tujuan yang diinginkan oleh bangsa. Dalam perkembangan zaman sekarang ini, perempuan saat ini sudah mendominasi sebagai perempuan tangguh.

Siapa bilang bahwa zaman sekarang para perempuan masih menjadi seorang anak manja? Para perempuan sekarang telah menjadi sebuah pribadi yang lebih kuat dalam menghadapi apapun, dan kesetaraan gender pun perlahan-lahan memang mulai terbentuk. Bahkan, sekarang ini begitu banyak ditemui para perempuan muda dan berprestasi.

Perempuan kuat adalah perempuan yang tak mengharapkan sebuah kesempurnaan, melainkan sebuah realita. Sebagai seorang Perempuan yang berprestasi, paham benar bahwa tak ada kesempurnaan dalam hidup. Oleh karena itulah, perempuan pun tak pernah mau berharap lebih dari orang lain.

Sebaliknya, perempuan berani menghadapi realita yang ada dihadapannya. Perempuan berprestasi benar-benar punya passion terhadap apa yang mereka lakukan.

Ketika Perempuan hanya bisa berdiam diri di dalam rumah akan tetapi memiliki kemampuan yang lebih dan bisa untuk dikembangkan. Sebagai Perempuan, akan percaya bahwa mereka bisa menjadi orang sukses. Tergantung pada diri sendiri apabila percaya akan menjadi Perempuan tangguh dan berprestasi dan berdampak positif bagi orang-orang sekitar.

Perempuan percaya diri dan berprinsip akan menjadi orang sukses tak pernah takut untuk mengambil resiko yang dihadapinya. Bahwa, risiko yang dihadapinya adalah awal dari kesuksesan untuk menggali potensi yang harus dicapai dan agar bekerja keras lagi.

Perempuan percaya, apapun yang dilakukannya akan membuahkan hasil yang bermanfaat dan bisa dikembangkan untuk kedepannya. Beberapa Narasumber Perempuan Tanguh dan Inspiratif antara lain Cucu Hayati, S.T., M.Sc., Dra. Emmywati, MM., Miya Dewi Suprihandari, A.Md., S.Pd., M.M., dan Sri Lestari, S.E., M.M (nama-nama perempuan yang ada di foto atas).

Pendidikan sebuah kemewahan bagi kaum Perempuan, entah dengan pertahanan interpretasi agama, budaya setempat, mitos-mitos, atau tindakan yang membungkus ketidakpercayaan diri sebagian pihak, perempuan dipaksa mundur menuntut ilmu tinggi. Perempuan harus berusaha ekstra untuk memenuhi kebutuhan intelektualnya, lepas dari tersedianya macam-macam akses ke pendidikan di berbagai Negara.

Ketika perempuan berkesempatan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, beban ganda harus siap di embannya, terlebih bagi mereka yang telah berkeluarga. Peran sebagai istri, ibu, dan pelajar sekaligus di mainkannya. Hal ini bukan tidak mungkin menimbulkan konflik pada saat ia menuntut ilmu. Karenanya, dukungan fisik dan moral dari keluarga menjadi pegangan bila perempuan ingin sukses menuntaskannya.

Penting untuk semua masyarakat menyadari bahwa semakin banyak perempuan Indonesia yang membutuhkan pendidikan supaya dapat mengakses lebih banyak peluang di kemudian hari. Bukan rahasia lagi bila perempuan di anggap tidak lebih kompeten di banding laki-laki dalam hal pengetahuan.

Begitu ia berhasil meraih prestasi di ranah akademis, anggapan ini tidak serta merta memudar dalam benak sebagian perempuan. Pada dasarnya, seperti R.A. Kartini yang ternyata memiliki pengaruh besar yang positif dalam menginspirasi seluruh wanita di Indonesia.

RA Kartini merupakan tokoh perempuan yang akan selalu menjadi inspirasi sepanjang masa. Perjuangan dan semangat hidupnya tidak pernah lekang oleh waktu. Beliau memperjuangkan hak perempuan begitu. Inilah peran Ibu Kartini dalam memperjuangkan pendidikan bagi perempuan.

Perempuan pada zaman Kartini dulu tentu berbeda dengan perempuan sekarang. Perempuan sekarang bisa bebas bersekolah tinggi, bebas mengutarakan pendapat, dan bebas memilih profesi. Sekarang banyak profesi yang digeluti kaum Perempuan, seperti polisi, arsitek, sopir melainkan kuli bangunan.

Dahulu, perempuan sering terpinggirkan dalam sejarah. Selain dilarang untuk ikut andil dalam politik, kegiatan yang dapat dilakukan oleh kaum hawa pun terbatas. Namun, ada nama-nama perempuan tangguh yang cukup terkenal akan “kegarangan” dan peranannya dalam masyarakat.

Mereka berkompetisi di dunia yang kala itu masih di dominasi oleh kekuatan pria. Seperti layaknya kaum Adam, para perempuan itu juga di kagumi rakyatnya karena kebijaksanaannya dalam membangun warisan budaya.

Siti khadijah, sosok perempuan hebat sekaligus pebisnis yang tangguh, masih banyak perempuan hebat yang dilahirkan ke dunia ini. Termasuk Siti Maryam dengan ketabahannya dan Sumaiyah, seorang perempuan pertama yang syahid di medan perang.

Tidak semua laku-laki memberi izin kepada istrinya untuk bekerja tetapi ada juga yang mengizinkannya. Kenapa? Seorang perempuan berhak berkarir, berpendidikan tinggi agar dapat mencetak generasi bangsa yang diinginkan. Asalkan perempuan tidak lupa dengan kodratnya, agar tidak dikatakan hilang keperempuanannya. Perempuan tetap Perempuan.

Menjadi perempuan yang berpendidikan tinggi, Apakah itu penting? Setiap perempuan memiliki kodrat untuk menjadi ibu rumah tangga. Hal ini memang sering digunakan sebagai alasan bahwa seorang perempuan tidak membutuhkan pendidikan tinggi bila ia hanya tinggal di rumah atau menjadi ibu rumah tangga. Ini adalah stigma sosial yang masih tumbuh di lingkungan kita.

Namun, menjadi perempuan yang berpendidikan tinggi adalah penting. Kita harus mengubah stigma sosial tersebut. Seperti yang kita tahu bahwa di era ini, perempuan menuntut kesetaraan dengan laki-laki. Mereka tidak ingin ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Kebanyakan perempuan di jaman ini tidak ingin jika mereka hanya menjadi ibu rumah tangga. Mereka lebih memilih untuk menjadi ibu rumah tangga dan juga seorang perempuan karir, asalkan tidak lupa dengan kodratnya.

Kita tahu bahwa pendidikan dasar bagi anak-anak tidak dari penidikan formal atau pendidikan non formal tetapi dari pendidikan informal, yaitu dari keluarga dan lingkungan. Mengapa Perempuan dituntut untuk berpendidikan tinggi? Yaitu untuk menjadikan anak-anak kita yang menjadi tangguh dan berprestasi, bahwa seorang ibu atau wanita itu adalah pendidikan pertama pada anak.

Jika ada seorang ibu yang berpendidikan di dalam keluarga, mereka akan mempunyai anak terdidik. Mumpung masih muda, mari kita wujudkan untuk membentuk generasi muda yang mendunia dengan prestasinya. Optimis adalah salah satu kunci bahwa kita bisa mewujudkan apa yang kita inginkan. Tidak ada yang bisa terwujud tanpa harapan dan kepercayaan.

“Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang” Ir. Soekarno

Semua orang boleh berharap untuk target apa yang akan di capai. Jangan pernah berfikiran hanya karena masih muda, tidak bisa melakukan hal yang akan lebih maju, teruslah optimis. Nah, apalagi? Yuk, tetap semangat dalam belajar, menghafal, menuntut ilmu dan terus berkreasi, berkarya bagi orang lain agar tercapai tujuan hidup kita, yakni bermanfaat untuk sebanyak-banyak umat.

(Penulis : Amin Sadiqin, S.E., M.M.Ak., ACPA)

Mau menjadi perempuan inspiratif di ranah akademik selanjutnya? Bergabunglah menjadi Rekan Dunia Dosen dengan mengajukan diri sebagai narasumber webinar rutin Dunia Dosen yang selalu diadakan tiap bulan. Bagaimana caranya? Cukup daftarkan diri Anda melalui halaman Kolaborasi Dunia Dosen. Bagikan ilmu kepada dosen lainnya, sebarkan manfaat seluas-luasnya!