Dosen Muda | Mereka yang menuntut ilmu di universitas biasa disebut sebagai mahasiswa. Kalau gitu, gak muluk-muluk dong kalau dosen juga kita anggap sebagai mahaguru? Bila senjata utama yang bisa kita manfaatkan untuk mengubah dunia adalah ilmu, berarti dosen adalah pendidik yang bakal menjadi ujung tombak demi dunia yang lebih baik.
Maka dari itu, kamu yang berprofesi sebagai dosen muda maupun yang bercita-cita sebagai dosen nggak boleh ragu-ragu menuntut ilmu untuk mendapatkan gelar master dan doktor sampai ke negeri seberang. Mengapa? Nah, sejumlah alasan berikut ini pasti bikin hatimu semakin mantap!
Menuntut ilmu di luar negeri berarti kamu bakal membaur dengan budaya dan bahasa yang asing dengan keseharianmu. Tak ada lagi obrolan dengan bahasa ibu, atau makanan rumahan favoritmu. Mau gak mau, kamu “dipaksa” untuk mengikuti budaya tempat kamu belajar. Kemampuan adaptasimu sangat diasah di sini.
Tapi, di sinilah terbentang kesempatan untuk menjumpai pemikiran-pemikiran baru dan mengasah ilmu yang kamu miliki. Akan ada banyak hal yang bisa kamu pelajari di sini. Tak cuma di bidang ilmu yang kamu geluti, tapi juga ilmu dan pengalaman tentang menjadi manusia.
Pendidikan sarjana yang sebelumnya kamu tempuh di dalam negeri telah membekalimu dengan cukup materi dan teori. Materi kuliah di Indonesia memang dikenal mendalam. Sayangnya, inisiatif untuk melakukan riset masih belum sebesar negara maju. Ini terlihat dari pemanfaatan waktu kerja dosen muda yang umumnya lebih banyak digunakan untuk mengajar mahasiswa daripada melakukan suatu riset.
Dengan belajar ke luar negeri, terutama negera-negara maju yang iklim risetnya tinggi, kamu pun beradaptasi untuk lebih fasih dalam melakukan penelitian dan pengembangan. Siapa tahu, suatu hari hasil risetmu mampu menginspirasi orang banyak untuk mengubah Indonesia menjadi lebih baik.
Selain inisiatif riset yang tinggi, dosen-dosen yang mengajar di sana umumnya kaya akan pengalaman riil di bidang ilmu pengetahuan. Mereka telah berkelana ke berbagai belahan dunia dan menemukan berbagai permasalahan di sana. Dari situlah, mereka dapat membagi pengalaman yang mampu membuka mata kamu.
Di Indonesia, mungkin kamu tidak banyak menemukan dosen-dosen yang punya kemampuan untuk menginspirasi dan memotivasi mahasiswanya di kelas. Sementara, di luar negeri, kamu mungkin akan sering menjumpai dosen muda yang mampu mengubah cara pandangmu bagaimana melihat dunia serta menginspirasimu untuk bisa mengubah dunia.
Oke. Mengubah dunia mungkin kata yang kelewat muluk bagimu. Tapi, sama sekali gak mustahil untuk menemukan jawaban atas suatu permasalahan yang terjadi di negerimu sendiri. Permasalahan yang tampak sukar dipecahkan di sini, mungkin saja dosenmu di sana bisa menjabarkan contoh solusi untuk permasalahan serupa di belahan dunia lain.
Hal semacam ini mampu memercikkan ide di kepalamu tentang cara mengatasi sebuah permasalahan di daerah asalmu. Bila dilaksanakan dan berhasil, ini jelas menjadi kontribusi besar bagi masyarakat kita.
Ketika kuliah lagi di luar negeri untuk mengambil gelar master, kamu bakal semakin terbiasa dengan diskusi kelompok dan presentasi. Di forum-forum kecil inilah, kamu akan lebih terlatih untuk kritis dan aktif, serta belajar bagaimana mengemukakan dan mempertahankan pendapatmu di muka umum.
Kemampuan serta pengalaman dosen muda yang luas itu menuntutmu untuk mengoleksi data dengan sebaik-baiknya dan memahami sejumlah bidang yang bersentuhan dengan lingkup yang kamu bahas. Tanpa itu, siap-siap presentasi atau pendapatmu dibabat habis karena menyisakan banyak celah!
Dosen tak selalu benar. Meski dosen pengajarmu sangat berpengalaman, mereka juga manusia yang bisa melakukan kekeliruan. Tapi, mereka sangat berlapang dada untuk mengaku salah dan membiarkan mahasiswanya mengoreksi kesalahan mereka.
Kamu juga tak perlu segan-segan menginterupsi mereka bila memiliki pertanyaan atau argumen. Sebab, seperti yang sudah disebutkan pada poin sebelumnya, sikap aktif dan kritislah yang berusaha mereka kembangkan pada diri mahasiswanya.
Untuk mempersiapkanmu menjadi dosen, akademisi, atau ilmuwan yang kompeten di masa mendatang, kamu dituntut untuk dapat mempertanggungjawabkan sumber-sumber data dan informasi yang kamu gunakan dalam tugas-tugasmu. Kamu mungkin jadi gak bakal berani menggunakan informasi-informasi di internet yang belum tentu validitasnya.
Tapi, tenang dulu. Meski gak bisa pakai Wikipedia, kamu gak akan kehabisan referensi untuk tugasmu, kok. Sebab, kamu bisa dengan mudah mengakses jurnal-jurnal internasional maupun buku-buku langka di perpustakaan yang biasanya sangat lengkap.
Menimba ilmu di luar negeri juga memberimu kesempatan untuk membentuk jejaring atau bergabung komunitas akademisi internasional yang terdiri dari kenalan dan kolegamu semasa studi di sana — baik itu dosen maupun sesama mahasiswa. Kamu dapat mendiskusikan banyak hal dengan mereka, mulai dari riset sampai mencari solusi bagi permasalahan yang ada di sekitar kamu.
Sebagai contoh, ketika kamu menghadapi banjir yang ada di Jakarta, mungkin saja kolegamu dari Belanda punya solusinya. Di sini, kamu juga dapat memberikan kontribusi untuk merumuskan berbagai permasalahan di belahan dunia lainnya.
Dalam menyelesaikan suatu permasalahan, kamu harus menganalisanya secara luas dan mendalam. Gak cukup kalau hanya melihat dari satu sisi saja, sebab satu masalah bisa dipengaruhi oleh beberapa aspek yang meliputi beberapa bidang ilmu. Untuk itu, kamu mungkin akan mempelajari bidang-bidang ilmu lainnya.
Kamu juga berlatih untuk berpikir panjang dan mendalam, bukan hanya jangka pendek saja. Itu sebabnya dosen-dosen yang bergelar profesor biasanya menguasai tak hanya satu bidang ilmu saja.
Agar universitas tempatmu bekerja layak diberi predikat world class university, orang-orang seperti kamulah yang menjadi motor utamanya. Makanya, kamu mesti menempa ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya di negeri orang, agar dapat menginspirasi orang-orang di sekitarmu.
Dan bila kamu ingin jadi dosen muda yang menginspirasi, yuk jangan ragu buat kuliah lagi di luar negeri! Beasiswa ke sana juga udah banyak, ‘kan?
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…